Packing daypacks kecil ini cukup menyusahkan, belum lagi bawaan yang terasa sudah tidak mampu lagi dimasukan kedalamnya. Pagi ini aku dan beberapa temen JPers Surabaya akan jalan-jalan lagi, yaitu ke gunung Penanggungan. Bagiku ini adalah trip kedua ke gunung penanggungan. Kita akan berangkat ber-enam, Aku, HerO, Nurul, Wahyu, Wiwid, dan Tovic. Pukul 10:00 pagi ini kami mulai perjalan panjang menaiki motor menuju ke Tamiajeng. Desa pos pertama untuk pendakian ke Penanggungan.
Penanggungan bukanlah gunung aktif, dan ketinggiannya Cuma 1653 mdpl. Setengahnya dari Arjuno Welirang yang menjulang disebelah selatannya. Namun mendaki gunung ini cukup memuaskan jiwa petualangan kita. Meskipun termasuk gunung pendek kurang dari 2000 mdpl dan puncak bisa dicapai kurang dari
Dari Surabaya aku bersama hero, menjemput Nurul dan Wiwid di Sidoarjo. Kemudian melanjutkan menuju ke Tamiajeng. Sambil jum’atan di sekitar Apolo kita menunggu Wahyu yang masih melaju menaiki motornya diseputar Sidoarjo. Pukul 01:00 siang kita sampai di warung mak Ti, di Tamiajeng. Setelah sebelumnya bertemu dengan kang Tovic yang langsung datang dari
Tapi sebelum sampai dirumah Mak Ti. Lagi lagi..dan lagi kita kena kutukan siPetualang Nyasar, herO melaju dengan kencang sampe kebablasan. Harusnya diperempatan ngambil arah kiri... si herO dengan senjata kompas antinyaSAR nya bablass...menuju persawahan... Keterlauan!!
Makan siang dan membeli nasi bungkus di warung mak Ti untuk persiapan makan malam nanti. Daypack kecil ku yang sudah padat semakin dipadatkan dengan 3 liter air mineral. Karena digunung ini tidak ada mata air jadi sangat disarankan untuk membawa air dari bawah. Pukul 15:40. Perjalanan panjang dimulai. Melewati jalur aspal yang cukup jauh sekitar 1 km, dilanjutkan dengan memasuki ladang yang lumayan panjang sampailah pada track menanjak. Awal dari track menanjak sampai puncak nanti.
Sampai pukul 18.00 jalan dilalui adalah berupa ladang yang dikelola oleh penduduk lokal yang diawasi dan dibina oleh pihak Perhutani. Dengan tanaman utama Alpokat dan jahe. Menjelang gelap kita beristirahat sejenak dipondokan yang baru dibuat, karena memang sebelumnya belum ada. Pondokan ini dibuat oleh petani ladang sebulan kemarin. Istirahat sebentar dan mulai melanjutkan lagi perjalanan dengan ditemani lampu senter. Aku dan Wahyu tidak membawa senter, sehingga harus berjalan beriringan diantara teman yang menyinari dengan lampu senternya.
Satu jam perjalanan sampailah dipuncak bayangan (lapangan), sudah setengah perjalanan lebih kita lalui. Dibawah
Sebenarnya untuk mendaki suatu gunung seberapapun tingginya tetap dibutuhkan persiapan yang matang. Untuk menghadapi resiko-resiko selama pendakian. Tinggi rendahnya gunung dan
Perjalan dari puncak bayangan, track yang dilalui adalah berupa track
Nurul sudah mulai cape, hero yang berjalan jauh didepan beberapa kali memberi info sudah sampai di gua. …nge bohongin Nurul…biar semangat lagi.. :D…. Sekitar setengah sembilan malam sampailah digua yang dituju. Tidak lebar tapi cukup untuk menampung kita berlima. Persiapan makan malam yang sudah dibungkus dari bawah. Sambil aku menghangatkan air minum untuk membuat teh hangat.
Sholat magrib dan isya yang dijama’…diatas bebatuan diantara hamparan luas diatas
Aku menemuiMU kembali..
Mengunjungi ciptaanMU
Menagungkan karuniaMU..
Semakin mendekatkan aku akan keberadaanMU
Malam ini kami bercengkarama didalam gua yang sempit ini. Tidur serasa tidak nyaman karena dingin yang sangat menusuk. Cekakak..cekikik… mewarnai malam hari di Penanggungan. Komandan Obie menelpon dari
24 mei 2008
Pukul 4 pagi, semua aktivitas dimulai. Packing lagi, memasukan semua perbekalan dan sholat subuh didepan gua secara bergantian, karena lokasinya yang sempit sehingga tidak memungkinkan untuk berjamaah. Kita meneruskan perjalan ini, tinggal sedikit lagi, dengan track yang sama berbatunya. Tidak sampai seperempat jam sampailah dipuncak gunung Penanggungan.
Ditunggu… dinanti.. dan diamati, sepetinya matahari tidak muncul… yah kecewa deh!!, sunrise yang diharapkan tidak menyambut kita dipuncak. Sekitar pukul 6 pagi barulah matahari menampakan sosok bulatnya… menawan sekali. Tidak jadi kecewa.…
Bernarsis, berfoto dipuncak..jalan-jalan mengitari puncak, menelpon komandan Obie dan Shanty, beraktifitas kecil aku lakukan disekitar puncak. Dan aku temukan Matrasku….terlelaplah dipuncak ini :D. entah apa yang dilakukan Wahyu, Nurul dan kang Tovic. Rame..dan hasilnya adalah yang aku lihat di foto-foto mereka bergaya sepuasnya dengan background gunung Arjuno Welirang.
Beberapa kali istirahat dan sampailah di diladang penduduk. Nurul yang minggu kemarin baru turun dari AW, kelihatan begitu capek. Padahal gunung ini tingginya hanya setengahnya dari AW. Sama seperti yang aku alami tahun kemarin. Kaki ini terasa sangat capai..berat rasanya untuk diajak melangkah pulang.
8 komentar:
seru, seru dan seru habis.......
ceritanya mengobati kerinduan pulang nih....
seandainya di atas sana ada vending machine sama kantor pos kayak di Fuji yama ya
he he he....................
meskipun kecil, kita pasti puas dengan view dipuncak,
dapet sunrise yang menawan, karena sisi timurnya adalah laut jawa,
dan view gunung AW yang megah...
Yup, bener banget, kita ga boleh ngeremehin gunung. Meski ga terlalu tinggi harus prepare banget. ditunggu sambungannya :)
no..........
ini yang bikin kerjaan beralih jadi planning sewaktu pulang
:D
makasih udah dibaca :D
silahkan meluncur ke : http://kohan2282.multiply.com/journal/item/33/Trip_Penanggungan_Part_2
kapan mau ke penanggungan lg..?
AKU IKUT...
Kapan saja, gunungnya tak akan lari kemana...
Kalian menertawakanku.. hehehehe...
Posting Komentar