Senin, 30 November 2009

Catatan 10 hari untuk Jambore Petualang Indonesia [11]


[Hari Pertama JPI]
To Be One With Nature,  8 Agustus 2009

Jambore Petualang Indonesia
Its all about the nature…
Its all about adventure…
Its all about you…


Bumi Perkemahan dan Penangkaran Ranca Upas yang dikelola oleh Perum Perhutani Unit III, KPH Bandung Selatan, BKPH Ciwidey, dan RPH Patuha. Sebuah areal seluas 215 HA, dua hari ini akan menjadi saksi digelarnya sebuah Even Nasional yang baru pertama kali, Jambore Petualang Indonesia. Sebuah event yang memadukan antara petualangan dan pendidikan alam bebas. Yang secara langsung akan mempertemukan Petualang Senior dan Petualang Muda dan juga tokoh-tokoh yang selama ini konsen dengan dunia petualangan….ko serius jadinya ya.. Yah begitulah kesibukan pagi ini, hampir semua peserta dan panitia mulai berkumpul dilapangan utama disamping danau. Mereka semua bersiap untuk menyambut event ini dengan sebuah Upacara Pembukaan. Beberapa pejabat daerah datang untuk membuka jambore. Seingatku ada pak Camat dan kepala Perhutani yang nanti akan membuka  jambore ini.



Dihamparan yang berjarak 42 km diselatan kota Badung ini berjajar melingkar lebih dari 1000 petulang dalam Upacara Pembukaan tersebut. Senangnya… sesuatu yang sudah kami nantikan sejak beberapa bulan yang lalu, akhirnya digelar juga. Aku tidak mengambil posisi di rombongan pantia didepan panggung tapi berbaur di diantara peserta sambil berkeliling. Maklum pagi itu aku memang tidak terlibat dalam protokoler upacara yang dikoordinir oleh Ikhwan. Pembawa Upacara dibawakan oleh bang Erwin SIOUX dan Witri. Keren juga, mereka berdua sudah terbiasa membacakan acara saat Upacara di Pramuka. Diawali dengan rangkaian puisi yang dibaca bersahutan dan serangkaian Upacara yang dipimpin oleh Idur.

Seluruh peserta upacara menyanyikan lagi Indonesia Raya, lagu kebangsaan Negara kita…whaa maskin semangat rasanya, kemudian dilanjutkan dengan pidato singkat mas aji Mas Aji selaku ketua Jambore membuka Jambore ini. Diterukan dengan penyerahan ID card peserta oleh Bapak Camat Ciwidey kepada dua perwakilan perserta terjauh yaitu saudara Mahfiz dari Malaysia dan seorang dari Palangkaraya. Selain itu secara simbolis Bapak Kepala Perhutani juga melakukan penyerahatan pohon eucalyptus yang besok akan ditanam saat kegiatan penghijauan kepada perwakilan peserta.

Maka resmilah Jambore ini dibuka. Dimeriahkan juga oleh Dancer dari dari Univ. Pendidikan Indonesia (ikip bandung) dengan beberapa medley lagu daerah sunda mengiringi mereka. Salah satu dari penari itu adalah Risa, adik kandung dari teh Epik, ibu Negara milis, yang selama jambore ini mengurusi masalah pendaftaran. Sebagian perserta memilih duduk disekitar lapangan sambil menikmati sajian tari tersebut. Aku masih diantara mereka, dan menemukan beberapa teman-teman lama yang mendaftar jadi perserta Jambore, Seperti mas Pherlee, seorang Jpers jateng yang sekarang bekerja di Toko Cartenz Purwokerto, pertama ketemu denganya saat lebaran tahun 2008 kemarin, aku sempat tidur dirumahnya semalam di Purbalingga. Ada juga Ayu Sonary, Jpers Ex.Argopuro yang memilih menjadi peserta mewakili Kampusnya. Eh.. ketemu juga dengan Susan dan kong Nanda dari milis Pendaki.....dan beberapa sahabat lain yang selama ini tidak pernah bertatap muka... senangnya bisa ketemu mereka disini.

Acara masih berlangsung dengan dibawakan oleh Idur sebagai ketua Koordinator untuk Sie Kegiatan, dengan memperkenalkan satu persatu masing-masing Koordinator Kegiatan Pilihan. Ada 9 Kegiatan pilihan yang bisa dipilih secara online saat pendaftaran. Misalnya Mountain Bike dikoordinir oleh Tri Rahayu dengan Narasumber dari  Bike To Work akan melakukan trekking ke Danau Situ Patenggang. Fun Orientering dikoordninir oleh Doni Saputra dengan Narasumber dari Bakosurtanal, Treking Tanaman Obat dikoordinir oleh Iil Kholilah dengan Narasumber dari IPB, Treking Hutan dikoordinir oleh Anugerah Bermani atau Abe SIOUX dengan Narasumber juga dari IPB. Treking Ular dikoordinir oleh One dan Jabrix Sioux dan tentunya Narasumber dari SIOUX Lembaga Studi Ular Indonesia. Treking Foto dikoordinir oleh mas Eko Purnomo dengan Narasumber dari Roy Genggam Fotografi. Treking Jurnalis oleh Redi Tendean dengan Narasumber dari Penulis Pengelana (PENA). Dan yang terakhir ini adalah Kegiatan pilihan dengan peminat paling banyak, Treking Survival dikoordinir oleh Thea Macan…ee…Thea Arabella dan Narasumber dari team Eiger Adventure Service Team (EAST). Sebenernya ada satu lagi kegiatan pilihan yang bisa dipilih tapi ini menyatu dengan camp, yaitu Family Camp dengan koordinator Irda dan Mia. Mereka akan bermain dengan keluarga dan anak anak disekitar kebun Strawbery dan Kandang Rusa.


Satu persatu koordinator diperkenalkan dengan membawa Banner Kegiatan mereka. Dan kemudian membagai peserta sesauai dengan kegiatan yang dipilih oleh peserta saat pendaftaran. Disini aku malah bingung, aku dan beberapa panitia yang siang itu masih tidak ada kerjaan ingin mengikuti beberapa kegiatan pilihan sekaligus membantu di lapangan. Hm… Karena aku selama ini mengenal kegiatan alam bebas, tapi tidak pernah mengikuti pendidikan dasarnya. Satu kegiatan yang aku kira cukup menarik, Treking Survival… yah pasti ada banyak ilmu yang seharusnya aku ketahui untuk berkegiatan dialam bebas. Yah…setalah istirahat nanti aku ingin mengikuti kegiatan ini, meskipun nggak ada yg aku kenal dengan baik…

Kami terus berdiskusi dengan alam
Menyiapkan diri untuk mengenal lebih jauh
Tentang persahabatan, kehidupan dan dunia yang kita tinggali..



Bersambung...


Jumat, 27 November 2009

Catatan 10 hari untuk Jambore Petualang Indonesia [10]

****
tu.. wa.. tu.. wa.. ga...

Bukumu dialang-alang engkau kan membaca
dilekuk terjal bukitan kau kan bicara
dibalik embun menebal engkau kan bersenandung

dilereng pinus berjajar seakan ter
menung

berdansa bercanda senada diranu pane
diskusi bernyanyi bermimpi diranu pane

diriak air yang jernih kau basuhkan kaki
diudara yang bersih
kau tulis puisi
digemah ripah kehidupan,  kau bayangkan kita
ditangkai daun keladi kau tulis sang mantra

berdansa bercanda senada diranu pane
diskusi bernyanyi bermimpi diranu pane

by : Gombloh

Piket 24 jam lagi malam ini, menggantikan hutang liburku beberapa minggu kemarin saat ada pameran reptile di Galaxi Mall Surabaya. Aku mulai lagi dengan mendengarkan lagu Dansa Ranu Pane-nya Gombloh, sebelum mulai menulis catatan ini. Aku begitu suka desa Ranu Pani, ta
hun ini belum sempat mengunjunginya, hanya sekali ke Bromo dan sisanya banyak jalan-jalan arah barat, termasuk JPI ini. Lagu itu begitu hidup dan membuat rasa kangen akan desa dengan ketinggian 2.300 mDPL itu. Sebuah kehidupan alam yang akan kita temui… berdiskusi dengan alam, bahkan pendidikan formal disanapun masih kalah dengan rutinitas hidup diladang yang harus dijalani warganya. Beberapa kali aku tulis catper tentang Ranu Pani… tak akan pernah bosan untuk mengunjunginya.

Dan Lagu ini pun cukup menggambarkan apa yang akan kami kerjakan hari ini… Berdiskusi dengan Alam

****

[Hari Pertama JPI]
Berdiskusi dengan Alam, 8 Agustus 2009.


Sleeping Bag merek Eiger yang aku beli demi pendakian pertamaku ke Semeru tahun 2006 kemarin ini tak mampu menghangatkan tubuhku, meskipun beberapa helai sepanduk juga menyelimuti tubuh ini. Gila! Dingin yang teramat dingin, karena aku dan om Rangga tidur ditenda logistik yang memang tidak layak untuk ditiduri. Dan sempat beberapa kali terbangun ditengah malam tadi. Aku masih beruntung ada SB, sedangkan om Rangga hanya menggunakan windbreaker Avtech dengan warna birunya dan beberapa spanduk
yang belum sempat terpasang di area Ranca Upas ini.
 

Jadilah istirahat malam tadi dipenuhi dengan getaran-getaran kedinginan dan harus terbangun sepagi mungkin hari ini. Karena Ginat banner yang seharusnya aku pasang kemarin ternyata mengalami salah cetak dan harus dicetak ulang semalam. Giant banner yang seharusnya berukutan 3X15 meter, ternyata hanya di cetak dengan ukuran 1X6 meter, sempet kecewa… mas Aji juga sedikit panik, karena di Giant Banner itu ada logo-logo sponsor yang secara kontrak sponsorhinp harus dipajang disana. Dan akhirnya dari pihak Yamaha Bandung yang mencetaknya berjanji akan mencetak ulang, dan selesai maksimal jam 9 tadi malam. Maka rombongan teh Owien dan beberapa panitia yang masih tertinggal di Jakarta akan mengambil di Bandung.

Dan jadilah pagi ini aku dibangunkan oleh ingatan itu, tugasku sebagai tukang gambar dan sekaligus memasang Giant Baner itu. Beranjak dari sebuah tenda yang penuh dengan peralatan perang, ada spanduk, tambang dadung, paralon-paralon, kabel dan kardus-kardus penuh intan berlian (lho!)…yah namanya juga gudang logistik. Kucari Cahyo aka Akang Bandung yang kemarin kuserahi master desain. Setelah kudapatkan spanduk itu aku dan Om Rangga mencari-cari teman yang pagi itu masih belum sibuk. Disaat mencari teman itulah aku ketemu seorang cewek berambut panjang dengan postur tubuh yang cukup tinggi, lengkap dengan jaket birunya… siapakah dia…oo..oo.. siapa dia?. Seorang yang sering ribut dikoment dengan her beloved enemy-nya, antara pink dan biru yang sama-sama tidak ada kejelasan. Yah dialah Thea Arabella, tadinya kukira dia adalah seorang gadis kecil yang suka jalan-jalan kegunung, lengkap dengan boneka panda yang menemani tidurnya.. sambil sesekali merengek… “mas capek!” hihi… ternyata, Thea ini adalah seorang instruktur YSI yang biasa membantu kang Herry Macan. Hebat juga.. aku tertipu!

Kenapa aku tertipu, akhir akhir ini, banyak member yang join di milis JP adalah dari golongan Brondong manis. Sempet mereka memproklamirkan diri dengan nama Brownies JPers…bahkan bikin kaos versi brownies juga. Kumpulan dari beberapa member yang masih berumur belasan tahun. yah.. baru menyentuh usia 20an lah. Dan Thea ternyata bukan salah satu dari mereka, malah dia seorang instruktur Yayasan Survival Indonesia. Dari yang aku liat di foto-fotonya memang dia aktif sekali dengan kegiatan itu, mungkin kamarnya penuh dengan  bivak. Thea nanti akan  mengkoordinir kegiatan Survival Alam bebas bersama team EAST Eiger. … (hmm.. harus dapet parcel juga nih, beberapa kali kusebut namanya disini).

The Sav
ana-ers alias Obiers, yang terdiri dari om Seno, Conay, dan seorang lagi yang aku lupa namanya, juga Obie sebagai komandan mereka, Serta beberapa teman dari Surabaya ada Wahyu, Pramono dan Arif. Merekalah team yang akan membantuku memasang Giant Banner ini. Disebalah barat Danau, tepat ditengah pandangan dari lapangan utama. Disinilah kami akan memasangnya. Om Rangga mengambil Giant Banner itu dari mobil, aku dan the Obiers menyiapkan tali tambang berwarna merah. Saat om Rangga mendekat ke samping danau itulah… tiba-tiba terjadi ledakan tawa dari Obiers dan om Rangga dan diikuti kami semua. Kenapa?? Ada apa??... (cek di catatan kedua, tentang kemiripan diantara JPers). Seperti ada pertemuan dua saudara kembar sedarah satu ayah lain ibu dan pembantu..xixi.. yang sudah lama sekali tidak bertemu. Sesaat kami terpana pertemuan itu. Yah di JPI ini memang banyak sekali diantara kami yang belum pernah bertemu, dan juga banyak mempertemukan ratusan member JPers, baik yang jadi panitia, narasumber maupun peserta.

Cukup kesulitan kami memasang Giant Banner itu padahal jam Sembilan nanti upacara pembukaan jambore segera digelar, tidak ada bambu yang cukup besar sisa dari pemasangan spanduk kemarin. Terpaksa kami memanfaatkan dua pohon dengan jarak yang berjauhan. Satu kami tali mati di sebuah pohon yang cukup besar, dan disisi lainya hanya kami tarik dengan tali tambang tersebut dengan dibantu sebatang bambu kecil dit
engahnya. Akhirnya bediri juga setelah beberapa cara dicoba, meskipun Giant baner tersebut masih bergoyang jika tertiup angin…. Yah semoga tetap berdiri sampai acara selesai besok sore.

Aku duduk diatas gundukan batu dibelakang panggung, disisi timur danau tepat menghadap kearah Giant Banner diseberang sana. Melihat dan menikmati sejenak desain terbesar yang pernah aku kerjakan  dan dengan susah payah pula kami memasangnya pagi ini… Pagi yang mengawali jambore ini.

Seseorang menyapaku…
Seorang lagi menyapaku juga…
Begitu banyak sapa yang menyambut pagi ini..



Bersambung...


hari Kurban tanpa kambing dan sapi.. opo maneh sate.. takbiran sesaat habis jumatan ditambah hujan lebat... terdampar dimasjid dikota orang... jadi inget rumah :(

Rabu, 25 November 2009

Catatan 10 hari untuk Jambore Petualang Indonesia [9]

[H-1 menuju JPI]
Jambore Petualang Indonesia siap digelar, 7 Agustus 2009.


Kesibukan sangat jelas terlihat disana sini, panita, narasumber berlalu lalang menyiapkan event nasional yang baru pertama kali ini digelar. Perserta-peserta pun mulai membaur dengan bumi Ranca Upas. Mereka berdatangan dari seluruh penjuru negeri ini, ada beberapa yang bahkan langsung datang dari Mancanegara seperti Singapura, Malaysia, Kuwait. Event Jambore ini mungkin baru digelar besok dan hanya berlangsung selama 2 hari. Tapi dari setiap individu yang ada disini aku yakin merekapun telah mempersiapkannya jauh-jauh hari seperti yang panitia siapkan sejak 3 bulan yang lalu.

Ada mimpi yang selalu mersahkan kami…
Ada senyum selalu mengembang disana..

Team narasumber dari Institut Pertanian Bogor yang akan mengisi materi dikegiatan Intrepetasi Hutan dan Pengenalan Tanaman Obat membuat sebuah permainan roupe diatas pohon. Teknik mengamati hutan dan tanaman maupun binatang dari atas pohon dengan menggunakan tali kermantel. Bang Cadel, seorang senior dari IPB dengan cekatan memasang tali tersebut dan bergelantungan diatasnya. Memang teknik tersebut sangat membantu dan aman untuk beraktifitas diatas pohon, tapi kita harus mengetahui teknik menggunakan tali dengan benar.

Ditenda komando yang berada di Area camp Panitia, ada mba Mila dan Tessy yang bertugas menyediakan konsumsi bagi panitia dan narasumber. Siang itu aku makan nasi uduk yang disediakan dari kotak-kotak konsumsi. Beberapa kali makan yang disediakan panitia tidak pernah aku mampu menghabiskanya, entah karena terlalu banyak porsinya atau karena tubuh ini yang mulai drop. Aku merasakanya punggung ini sudah sangat jenuh sekali, tapi masih malas untuk beristirahat. Saat sedang makan siang ini, Bang Santoni Sulaeman yang sejak kemarin berjuang menghidupkan ranca upas denga listrik-nya meminta bantuaku juga Pramono dan Wahyu. Untuk memasang instalasi di beberapa titik.

Disamping Mushola kami membantu memotong kabel dan memasang stop kontak yang akan digunakan untuk mensuplay listrik ke area pameran. Aku dan Jujuk juga bang Anton bergantian menggunakan obeng, solder serta pemanas lem. Rukun atau karena keterbatasan peralatan, yang memang selama ini selalu ditekankan untuk menghemat budget. Saat aku sedang menyambung kabel itu, ada seseorang yang menyapaku. “Kohan…” nickname yang aku gunakan dimilis JP. Seorang perempuan berwajah indo, asing tapi aku mengenalnya. Mencoba mengingat dan langsung dapat, Bunda Bilen. Inipun pertemuan pertamaku setelah selama ini hanya saling balas komen di Multiply.com.

Argh, semakin sore sudah semakin banyak progress yang kami capai. Aku sempatkan sholat azhar dan rebahan disana. Beberapa teman yang melihatku sejak tadi siang memang banyak menyarankanku untuk istirahat. Mungkin wajahku pucat, tubuh ini juga terasa semakin jenuh…mencoba terlelap dimushola tapi tidak bisa. Bergabung lagi dengan panitia di meja sekretariat. Melihat dan kemudian membantu pendirian Gerbang Udara berwarna kuning yang dipinjamkan oleh Polygon. Menambah megah jambore ini nantinya. Baru saja Gate itu berdiri, langsung diserbu untuk berfoto…haha… narsis akut, aku pun bebaur disana. Dalam jambore ini dari pihak Polygon juga meminjamkan 30 sepeda untuk kegiatan Mountain Bike yang dibawah koordinasi dari Tri Rahayu alias Jujuk.


Menjelang sore Stand-Stand untuk Global Development Vilage mulai diisi oleh beberapa organisansi, ada Walhi, Indonesia Bangkit, WWF, Greneers, SIOUX, Greenpeace, Jakarta Green Monster. Disisi pameran ada Eiger Adventure lengkap dengan mobil serbagunanya yang berwarna merah, yang sangat cocok untuk petualangan offroad. Disebelahnya ada Stand pameran JP Comm yang dijaga oleh Prita dan Uci, serta disinilah aku menemukan mas Wiwid Jogja untuk pertama kali. Dan berjajar disebelahnya ada Flaminggo, Cartenz, Avtech, Warung JP serta Stand Mobile 8. Di Stand Warung JP ada Shanty, Ami, dan Ntik mereka bertugas menjual dan menyiapkan makanan yang ada di warung JP, dan kadang dibantu oleh Indra Pangat dan Opik. Warung JP ownernya adalah Om Doddy Djohanjaya, Producer acara Jejak Petualang TRANS|7.


Jambore Petualang Indonesia sudah siap digelar esok hari, kami telah menyiapkan semua ini untuk menyambutmu sobat….Sahabat Alam.



Tenda-tenda telah penuh oleh pemiliknya, aku yang tidak memiliki dan tidak membawa tenda, malam itu menemukan sebuah tempat yang sangat dingin tapi cukup melindungi dari angin malam dan embun Ranca Upas. Tenda Gudang Logistik. Aku ditemani Om Rangga yang datang langsung dari Bali menikmati dinginya malam kedua di Ranca Upas dengan tidur berselimutkan spanduk di tenda logistik ini. Angin luar sangat mudah masuk dari sisi bawahnya karena memang tanpa pasak…. Grrr!!


Jambore Petualang Indonesia, tak sabar aku menunggu esok…



Bersambung...





Catatan 10 hari untuk Jambore Petualang Indonesia [8]

***
@ 01:04am lewat tengah malam, masih saja mata ini cerah seperti baru tersuplai coffeein dan nikotin yang mencukupi. Sama seperti mata-mata pedagang sayuran didepan kantorku ini, Semakin malam pasar Keputran akan semakin hidup, semakin padat dan semakin berwana warni oleh merah hijau sayuran segar.  Sudah 3 tahun ini aku tidur disiang hari dan melek dimalam hari, jadi nocturnal. Ngalong hampir setiap malam, tapi semua itu murni karena pengalihan pola tidur saja, tanpa doping karena aku bukan penikmat Kopi apalagi Rokok.



Aku berpikir: Matahari inikah yg menina bobokanku, atau kasur usang yang melemahkanku. Siang dan malamku tertukar kejaran mimpi dan tarian jari. Beharap ada yang menanti diujung sana, mungkin esok menemaniku mengembara dalam semak dan hijau...Argh, aku mulai lupa wajah-wajah itu..




“Han nulisnya pake hati dong”, teringat sebuah chatingan dari tante Nhanha saat membaca postingan catatan berangkai ini yang selalu aku kirim ke email-nya. ”Males tan, sudah beberapa bulan nggak menggunakan hati dengan baik…” yah… tulisanku ini memang seperti reportase
Koran, datar tanpa puisi…apalagi sajak sepi (hayah!). Tidak seperti beberapa capter perjalanan yang pernah aku buat… selalu berpuisi.

***

[H-1 menuju JPI]
Menyambut sahabat-sahabat Alam, 7 Agustus 2009.

“Kohan… kohan... dimana?” Suara yang sangat aku kenal mencoba mencariku disekitar tenda Rofi ini, tapi aku masih malas dan enggan untuk beranjak. Menikmati tidur mengucing di pagi yang super dingin ini. Sekitar jam 5 pagi tadi aku dengar rombongan kedua panitia dari Jakarta sudah memasuki Ranca Upas. Parkiran bus mereka tidak jauh dari tenda Rofi-ku, tapi tidak banyak yang mendekat karena mereka langsung menuju ke Area Camp Panitia.

Itu adalah suara tante Nhanha, ibu Suri milis ini, Moderator paling care dengan kami dimilis ini. Aku cukup dekat dengan tante, termasuk seseorang yang paling sering aku telpon, walaupun aku termasuk orang yang jarang menelpon… Awal tahun 2008 kemarin adalah awal aku bergabung dengan milis Jejak Petualang Community di jejakpetualang@yahoogroups.com . Hampir setiap hari postinganku memenuhi milis ini siang dan malam. Sempat menimbulkan pro dan kontra diantara member milis, sampai akhirnya aku mendapat teguran secara langsung dari Moderator milis lewat SMS. Memang sejak even pendakian Argopuro yang aku ikuti bersama milis ini Statistik email yang masuk melonjak puluhan kali lipat. Yang dulu sebulan hanya ratusan email sempat membengkak jadi ribuan email (aku pernah buat laporan statistic milis JP ini dan beberapa kali posting). Dan terus bertambah sampai akhirya kehadiran facebook.com mengubah pola interaksi kami di internet.

Ada sisi positif yang aku dapatkan juga, selain dapet teguran tersebut. Saat itu Medina Kamil dan Riyanni Djangkaru masih sering aktif dimilis ini. Dan aku sempat membuat sebuah puisi untuk medina (cek disini)… dan karena ramenya diriku dimilis saat ketemu mereka di acara Talk Show di Malang Medina langsung mengenaliku “Owh ini kohan..” ..hihi… dan aku dikerjain habis-habisan oleh mereka berdua. Sebuah kenangan yang tak akan terlupakan. Begitu juga dengan tante Nhanha, dia mengira aku adalah anak SMA dengan gaya postingan yang rame. Aku salah satu pengagum tante Nha, sempat pas pertama kali ketemu di JP FUN CAMP akhir juni 2008 di Curug Ciheurang, aku minta tanda tanganya di Jaket HEAD-ku besebelahan dengan tanda tangan RD dan MK….(cihuy… habis postingan ini diupload bisa dapet parcel dari tante Nhanha nih…)


Back to JPI

Bangun dari kenyamanan SB merahku ini, packing ulang ke dalam ceril dan sedikit merapikan sisa tidurku di tenda Rofi ini. Kemudian bergegas menuju ke Area Camp Panitia di ujung utara bersebalahan dengan kandang penangkaran Rusa, tempat semalam kami berkumpul. Pagi itu suasana di seberang danau semakin ramai banyak wajah-wajah yang sudah lama aku kenal dan juga wajah baru yang belum pernah kutemui tapi tidak terasa asing bagiku. Mereka adalah sahabat-sahabat yang sering mengisi sebagian hidupku didunia maya, internet, setia menemani siang dan malamku silih berganti. Argh.. aku rindu saat-saat seperti ini.


Dimulai dengan Breffing pagi dari mas Aji, ketua umum JPI. Meskipun rombongan kedua yang baru datang tadi pagi masih capek dan mengantuk, tapi pekerjaan hari tidak bisa ditunda lagi, karena nanti siang pasti sudah banyak peserta yang berdatangan dan besok Jambore sudah dimulai. Kemarin malampun sudah ada peserta yang datang. Aku memulai dengan membagi beberapa desain baner kecil seperti baner publikasi, tapak kemah, kegiatan, fun game ke masing-masing koordinatornya.

Pagi itu aku melanjutkan membantu Jiteng dang Vitta Lele untuk mengkoordinir team dari Surabaya, kebetulan kami dari Surabaya ditempatkan pada satu bidang kegiatan yaitu Fun Game, selain tidak membutuhkan banyak koordinasi lapangan saat Survey juga karena keterbatasan kami yang berada jauh dari Jakarta. Sempat beberapa kali mengadakan rapat kecil di Surabaya membahas teknis dari Fun Game nanti, dan pagi ini disekitar lapangan utama kami akan mencoba beberapa permainan untuk dievaluasi estimasi waktu dan juknis permainannya. Di kegiatan fun game ini juga ada seorang   panitia yang langsung datang dari Singapura, Mba Dian. Selain itu juga ada mba Yeni, dan Diana bekasi, selebihnya adalah kami team dari Jawa Timur.

Pergerakanku untuk membantu persiapan dilapangan dimulai mengikuti arahan Riri dan mba Puji sebagai koordinator publikasi dengan menanam spanduk yang sudah dipasang dibambu-bambu secara bersalang-seling dari berbagai spanduk sponsor sepanjang areal perkemahan sampai ke pintu gerbang. Aku berkelompok dengan om Boim yang masih dalam masa penyembuhan juga ada Pramono, Wahyu dan Arif Surabaya. Cukup capek dan menguras staminaku, mungkin karena aku tidak terbiasa bekerja fisik juga karena sudah seminggu ini berbaur dengan berbagai persiapan Jambore.

Sesaat warna warni sudah mulai memenuhi Ranca Upas, menghidupkan hutan kayu yang biasa ditinggali Rusa Jawa. Pergerakan panitia dimana-mana berbaur menjadi kelompok kelompok kecil. Mereka bekerja tanpa satu komando, tapi bergerak bersama demi mewujudkan mimpi-mimpi yang menganggu tidur ini. Dibelakang mushola aku melihat Uci, Prita dan beberapa team merchant membuat tas kertas dari Koran. Ditenda komando sekretariat JPI ada teh Epik, teh Qim, tante Nhanha dan beberapa panitia yang sibuk menyambut peserta yang mulai berdatangan, mereka juga mempersiapkan ID card juga kaos JPI yang seluruhnya diproduksi oleh Eiger Adventure sebagai Sponsor Utama.

Disekitar subcamp area ada Iqbal sebagai subcampchief Udara, Anto sebagai subcampchief Tanah dan Doni bulle sebagai subcampcief Air mereka masih sibuk mempersiapkan tapak kemah untuk peserta. Ada juga Bang Yani yang sibuk mempersiapkan tempat sampah dengan memisahkan antara sampah organik dan non organik. Disudut luar camp area bang Sentot, Diana, om Kisyut serta Ambon dan pasukan keamanannya memagari camp area ini dengan berbagai sepanduk sponsor. Menghabiskan setengah hari ini aku ikut membantu menyelesaikan pemasangan spanduk-sepanduk bersama Bang Sentot ….

Mereka menghidupankan pagi ini
bahu-membahu merangkul peluh…

mereka bekerja tanpa pamrih…
hanya demi satu tujuan bersama…
Jambore Petualang Indonesia…



Bersambung...



Senin, 23 November 2009

Jambore Petualang Indonesia on Jejak Petualang TRANS|7





huessss....
gara-gara pas liputan JP aku lagi cerita sama Uci... (host JP, Syifa Kumala) akhirnya keshot deh di JP.. meskipun cuma hitungan detik..1..2...3... dan ilang (wakakak...) cukup senenglah. liputan JP ini adalah khusus menampilkan acara Jambore Petualang Indonesia yang digelar 8-9 Agustus kemarin dengan host baru : Prita Yanni..... monggoh disimak... jangan lupa cari wajah saya yang cuma muncul beberapa detik itu.... ( :"> )


Catatan 10 hari untuk Jambore Petualang Indonesia [7]



[H-2 menuju JPI]

Ranca Upas “Mbabat Alas”, 6 Agustus 2009


Segelas teh hangat yang menemaniku mengenalkan wajah-wajah baru, Wajah-wajah yang akan selalu bersama bahu-membahu mewujudkan satu mimpi untuk menyambut sahabat-sahabat alam dari seluruh penjuru negeri. Argh.. rasanya sudah tak mau lagi menunggu kehadiran mereka, menyambut dengan senyum dan berbagi cerita tentang alam dan petualangan…bukankan ini yang selalu kita rindu? Untuk menciptakan kisah baru antara aku, kau dan alam. Dan kali ini Ranca Upas dengan sempurna akan menjadi setting latar yang hangat meskipun dingin angin malamnya mampu membekukan embun.

Kami duduk melingkar diatas tenda terpal biru, diatas rerumputan hujau itu. Menikmati nasi goreng untuk sarapan pagi ini, sebelum nanti menyiapkan berbagai hal untuk JPI. Bang Igor membuka pembicaraan pagi ini, mempersilahkan kami memperkenal satu persatu dari Panitia dan nara sumber, kemudian membagi panitia menjadi beberapa team untuk ‘mbabat alas’ di hamparan bumi perkemahan ini. Diawali dengan mendirikan tenda putih berbentuk sertengah lingkaran memanjang dengan lambang Palang Merah (Red Cross) dan Bulan Sabit Merah (Red Crescent), atau biasa dikenal dengan tenda Rofi. Dari info yang kudapatkan di www.rofi.com itu adalah tenda type Rofi LWET (Light Weight Emergency Tent) masuk dalam type Familly Tent dengan Rofi adalah nama perusahaan yang membuatnya. Sekilas orang akan mengira itu adalah tenda kesehatan PMI. Padahal lambang itu adalah tanda untuk organisasi yang menemukan model tenda tersebut (Palang Merah (Red Cross) dan Bulan Sabit Merah (Red Crescent).. mohon koreksi jika ada kesalahan informasi ). Untuk sementara tenda ini akan digunakan untuk menyimpan seluruh logistik.  Dan besok saat acara mulai tenda itu akan digunakan sebagai tenda kesehatan.

Aku masih menunggu Akang Bandung aka Cahyo, untuk menyerahkan CD master desain Giant Banner dan Backdrop panggung yang akan dicetak oleh pihak Yamaha Bandung sebagai salah satu sponsor. Dan aku juga akan titip memesan 2 tiket kereta untuk pulang ke Surabaya. Awalnya memang aku dan Ieaz merencakan jalan-jalan dulu di Bandung selama dua hari sebelum pulang kembali ke Surabaya. Iaez akan menemui saudaranya disekitar Unpad, aku juga berencana mengunjugi saudara dari ibu yang sudah lama tidak ketemu di Kiara Condong dan Cidurian.

Tidak banyak yang kami kerjakan pagi ini. Hanya mendirikan beberapa tenda dan memasang spanduk pada bilah-bilah bambu dan juga sekedar bermain-main dengan sepeda putihnya Jujuk bergantian sampe rusak karena pedal gir-nya loss. Serta siangnya ikut membantu Iqbal yang baru aku kenal di warung pagi tadi  dan akang Bandung yang juga selama ini hanya ketemu di FB dan chatingan. Mereka adalah panitia yang bertugas dalam pembagian Camp Area dan segala keperluannya. Membagi areal perkemahan menjadi tiga subcamp : Tanah, Udara, dan Air. Dan Membaginya lagi menjadi camp-camp kecil berukuran 3x3 meter untuk setiap tenda team peserta JPI nantinya .


(sampe puyeng nih nyari-nyari peta ini di submilis....xixi, nemu juga... :D )

Menjelang sore, team SIOUX yang juga ikut rombongan pertama bersamaku, mengeluarkan ular-ular mereka yang kedinginan. Ular adalah salah satu jenis binatang berdarah dingin, dimana suhu tubuhnya akan mengikuti suhu udara disekitarnya. Di Ranca Upas dengan ketinggian 1700 mDPL yang dingin dan lembab. bukanlah habitat yang disukai hewan melata ini. Mereka memandikan dan menjemur satu-persatu ular yang akan digunakan untuk kegiatan Pengenalan Ular. Akhir tahun 2008 kemarin aku disuruh mas Aji, ketua dan pendiri SIOUX, untuk merapikan Theme MP Sioux Indonesia. Saat itu aku masih benar-benar takut dengan binatang melata bersisik ini. Padahal aku hanya melihat foto-foto dan mengeditnya menjadi header MP...tapi adrenalin yang tercipta sungguh sangat terasa, belum terbayangkan untuk sekedar memegangnya. Hiiii sereeemmm….. seiring perkenalan dengan SIOUX, aku malah semakin tertarik untuk mengenal binatang berbisa mematikan ini. Dan sampe akhirnya aku berani menyentuh, memegang dan bermain dengannya…Ah.. pengalaman unik yang aku temukan akhir akhir ini. (hari in, 23 November, saat aku menulis catatan ini adalah hari ulang tahun SIOUX… 6th Anniversary SIx-OUX)















***

Tenda-tenda yang kami bawa dari Jakarta sudah bediri di Area camp panitia yang masih alakadarnya dan belum tertata rapi, belum ada pagar maupun spanduk-spanduk. Bersebelahan dengan tenda dari team EAST Eiger. Malam ini adalah malam pertama di Ranca Upas, Udara begitu dingin….sangat dingin dan berkabut. Bang Igor sebagai ketua rombongan malam ini membuka rapat kecil panitia dan narasumber ditengah-tengah camp dengan menggelar tenda terpal. Satu persatu dari kami memperkenalkan diri disertai gurauan dan gemetarnya tubuh ini. Sambil diselingi menyampaikan progress yang telah dicapai hari ini, ternyata masih jauh dari yang diharapkan. Selain karena keterbatasan jumlah personil juga karena masih adanya perlengkapan yang belum ada dan baru dibawa oleh team kedua malam ini dari Jakarta. Dari nama-nama asing dan alamat asal yang aku dengar ternyata panitia yang hadir hari ini sudah cukup mewakili keberanekaragaman bangsa ini, ada yang beberapa orang dari Sumatra, Sulawesi, dan juga aku dari Surabaya meskipun sebagian besar masih berasal dari Jakarta dan Jawa Barat.

Menu makan malam pun dibuka, makan malam ini adalah sayur sop, kepuruk, teri dan sambel yang sangat pedas hasi karya mba Yeni dan teh Qim. Aku dan jabrix SIOUX tidak membawa alat makan, berinisiatif menggunakan tutup panci… maka akhirnya kami berlima bebaur menghabiskan menu makan malam ini diatas tutup panci itu… sempet nambah karena sambel yang pedas sangat menggoda perut ini. Arghh…inilah malam-malam yang selalu aku rindukan berbaur besarma sahabat-sabahat alam, tanpa batasan individu… bahwa kami adalah saling membutuhkan bersama sapa dingin kabut Ranca Upas…

Bersama bang Tias Cijantung, Abe SIOUX, dan bang Sentot aku tidur di tenda Rofi sambil menjaga logistik yang ada. Cukup hangat meskipun beberapa kali harus merinding disko saat tebangun saat kaki ini menyentuh cover tenda yang basah karena embun. Ranca Upas yang dingin... sangat dingin...

Tertidur...
menanti esok pagi..

masih banyak yang harus dikerjakan...
hari ini baru sedikit yang kami mulai...



Bersambung....




Sabtu, 21 November 2009

Catatan 10 hari untuk Jambore Petualang Indonesia [6]



[H-2 menuju JPI]
Pagi Pertama di Ranca Upas, 6 Agustus 2009 


Jam 4 dini hari, suhu udara sudah jauh berbeda dari yang kurasakan hampir seminggu kemarin di Jakarta. Yang tadinya suhu hangatnya kota Jakarta dengan berbagai kesibukanya, dini hari ini benar-benar dingin mengigil dan lenggang. Sebagian dari kami terbangun karena kedinginan. Bus rombongan pantia dan narasumber JPI mulai menanjak memasuki daerah Ciwidey, 2 jam diselatan kota Bandung. Awal tahun 2006 kemarin aku pernah mengunjugi Kawah Putih bersama beberapa teman saat ada acara kampus, yang seharusnya berkunjung ke kawasan Ciampelas tapi kami memilih meninggalkan acara tersebut dengan dijemput dan diatar oleh kenalan dari Bandung. Kawah Putih sebuah hamparan kawah yang cantik, beberapa film nasional mengambil setting di sekitar kawah ini, seperti film My Heart.

Tapi tujuan kami bukanlah ke kawah tersebut, sedikit lebih dalam lagi ke sebuah Areal yang dikelola oleh Perhutani wilayah Bandung Selatan yang lebih dikenal dengan kawasan penangkaran Rusa, Bumi perkemahan Ranca Upas. Di bumi perkemahan itu nantinya akan digelar sebuah even nasional Jambore Petualang Indonesia untuk yang pertama kalinya. Sebuah acara yang sudah 3 bulan ini kami siapkan meskipun lebih banyak berkoordinasi didunia maya baik melalui email, milis, submilis panitia, facebook, multiply maupun media lainya. Dan hari ini kami memulai menyiapkan kawasan tersebut. Menyentuhnya dan bertatap muka dengan wajah-wajah yang sebagian besar tidak saling kenal sebelumnya.

Menjelang subuh bus yang membawa kami melewati kawasan yang cukup rimbun. Setelah berbelok dan memasuki pintu gerbang, semakin terlihat pohon-pohon besar itu, tapi masih gelap… seperti memasuki hutan dengan vegetasi rapat disisi-sisinya. Udara dingin semakin terasa, disampingku masih ada Jujuk yang juga mulai terbangun sejak tadi. Dingin yang cukup menusuk, meskipun hampir setiap hari aku bekerja diruangan ber AC perangkat Sentral yang super dingin, tetep saja tidak merasa terbiasa dengan dingin pagi ini.

Bus merapat diparkiran samping mushola. Barang-barang perlengkapan panita, ceril-ceril pun diturunkan. Aku sedikit berjalan-jalan disekitar danau. Ada sumber api yang menarik perhatianku dan beberapa tenda berdiri disana. Melangkahkan kaki direrumputan yang masih basah dan gelap. Meyeberangi jembatan kecil yang hanya beberapa langkah, aku masih asing dengan sauasana disana. Tapi tetap ingin mendekati api itu, disana ada beberapa orang yang sedang menghangatkan badan mereka, bukan dari rombongan Jakarta. Sedikit berbasa-basi ikut menikmati hangatnya api unggun. Dari sekilas yang aku dengar, mereka adalah rombongan dari Eiger Adventure Service Team (EAST).  Beberapa tenda berdisi disana. Ada satu tenda kecil berwarna orange, tenda model baru dari Eiger dengan rangka frame diluar, yang didalamnya adalah akang Adriana ‘Bongkeng’ Djukardi, salah seorang anggota team EAST, senior Wanadri, aku bernah bertemu denganya di acara Talk Show Menjadi Survivor Tangguh bersama  team JP, Riyanni Djangkaru dan Medina Kamil di Malang.

Team EAST dan Eiger sudah sejak awal bulan menyiapkan acara JPI dilokasi ini. Nantinya mereka akan menjadi narasumber kegiatan Survival Alam Bebas yang di koordinir oleh Thea Arabella dari pihak panitia, sosok yang belum kukenal juga sebelumnya, hanya sering menyapa di facebook dan Multiply.com. Survival adalah kegiatan paling diminati dari Sembilan kegiatan yang ditawarkan panitia. Bahkan pesertanya sudah melebihi quota yang disediakan panitia dan masih terus bertambah.

Kembali ke mushola, mengambil air wudhu dan sholat subuh sambil mengigil. Mushola hampir penuh oleh barang dan temen-teman yang tadi satu rombongan di bus. Hanya satu dua yang sudah aku kenal dari milis Jejak Petualang. Aku hanya sebentar berada disana sambil melihat Kevin yang tertidur dengan nyamanya di dalam Sleeping bag ada Jujuk, witri, dan teh Qim disampingnya. Suasana masih gelap, aku belum bisa menggambarkan kondisi Ranca upas, hanya sempat melihat dari Google Earth saat mencoba mengambil foto satelit untuk kujadikan animasi publikasi JPI yang kemudian aku sebar di berbagai blog. Serta dari foto-foto survey yang sempat dilakukan sampai tiga kali. Ada 3 danau butan yang aku ketahui mungkin disebarang barat sana. Kebun strowbery dan penangkaran rusa yang entah disisi sebelah mana. Besok pasti akan kutemui…

Menjelang matahari terbit, aku berpindah kesekitar warung. Disana ada beberapa teman-teman panitia yang baru aku kenal beberapa hari kemarin di Jakarta, ada Anton sang listrik-man, ada Iqbal si sub-campchief, ada Anto juga memegang keseluruhan logistic dan perlengkapan JPI. Menikmati teh hangat sambil menunggu matahari terbit dan melihat kebun Strowbery… nyaman sekali pagi ini, menyambut langkah untuk mewujudkan mimpi bersama…



Selamat datang di Ranca upas,
Pagi itu bunga-bunga strowbery meyimpulkan senyumya..
Menyuguhkan buahnya untuk kupetik..
Rusa-rusa Ranca Upas pun bersenda gurau
Menyambut kami yang bersemangat dengan mimpi…


:: Foto diambil dari album foto Survey komandan Obie.



bersambung....



Kamis, 19 November 2009

- Gerakan KEMBALI ke MULTIPLY.com- ... ada yang mau bergabung???

Catatan 10 hari untuk Jambore Petualang Indonesia [5]

****
Baru dapet info dari Om Timmi Febrin, kalo event JPI kemarin dan Profil SIOUX masuk ke bulletin Eiger, edisi triwulan terakhir untuk tahun ini. Penasaran... akhirnya meluncurlah aku ke konter Eiger di jalan Manyar Surabaya, sedikit basa-basi beli gantungan kunci dan ngirim proposal sponsorship Nuansa Ular serta tidak lupa meminta buletin tersebut. Hanya satu halaman, Ulasan singkat tentang JPI bersebelahan satu muka dengan ulasan tentang Sioux, ditambah dengan beberapa foto kegiatan yang dipasang berjajar di sampingnya.
























(klik image* untuk memperbesar)
*gambar diambil dari Buletin Eiger yang di scan.

Terima kasih tak terhingga untuk Eiger Adventure yang telah begitu banyak memberikan sponsorship dan dukungan materi tenaga pikiran bersama team EAST-nya…

****

[Hari Keempat]
Hari Terakhir di Jakarta, 5 Agustus 2009


Tidur yang cukup nyenyak semalam mungkin karena sisa capek setelah agenda seharian kemarin. Beberapa desain kecil dari team Publikasi sudah selesai hanya tinggal menunggu cetak. Rencana siang ini adalah mengerjakan desain inti JPI dari team Dana Usaha (Danus) yang dipegang oleh teh Owin dan Om Timmi. Yaitu berupa Backdrop panggung ukuran 3x5 meter juga Giant Banner ukuran 3x15 meter. Ukuran desain yang cukup besar, entah nanti akan mampu atau tidak dikerjakan oleh komputer komputer kecil ini.

Masih bersama Idur sipemilik www.idurologi.com. Aku mengerjakan desain Backdrop panggung tersebut dengan ilmu Sotosop dasarku, sedangkan Idur yang jago desain pakai Coreldraw untuk menyelesaikan Giant Banner. Memang sebenarnya untuk menghasilkan gambar maximal lebih disarankan menggunakan program desain yang mampu menghasilkan file berbasis Vector. Sedangkan aku hanya mampu mengolah dengan software bitmap… bukanya nggak mau belajar tapi selama ini aku memang hanya ngerjain desain desain kecil dan mini seperti PIN, Themes Multiply beberapa temen yang sudah sangat cukup dikerjakan dengan Sotosop. Dan selain itu juga komputer Builtup-ku dikos sangat standar selain tidak ada port AGP-nya sehingga tidak bisa nambah VGA card juga memorinya yang Cuma 512 MB….saat ini lebih banyak untuk online chating.

Jam 10 pagi ini desain backdrop-ku sudah hampir selesai, karena memang sudah aku cicil sebagian dari kemarin. Hanya saja masih adanya beberapa sponsor yang masuk diakhir-akhir waktu ini. Cukup merepotkan karena harus menggeser tatanan logo-logo sponsor yang sudah ada. Tapi semua sponsor tentunya memberikan kontribusi ke acara JPI ini, dari yang aku dengar sih hampir semua sponsor yang masuk memberikan doorprice untuk peserta, lagi-lagi untuk peserta.. xixi.. menang banyak deh jadi peserta.

Hm.. kalo desainku selesai pagi ini, setidaknya aku masih punya waktu setengah hari untuk menikmati Jakarta, mimpi sejak awal yang belum terlaksana. Ada banyak janji yang belum terpenuhi. Mengunjungi kelinci kelinci tante Nhanha di Depok, satu diantaranya ada yang dikasih nama dengan nickname-ku dimilis jpers “kohan” (hmm..keterlaluan!!), katanya sih gemuk, anaknya 6 ekor…byuh.. keluarga besar… gpp-lah asal bisa disate besok kalo sudah gede..xixi..

Ada yang aneh pagi ini, Idur tidak juga bangun dari tidurnya…dia keliatan lemes banget. Sudah sejak sabtu malam dia bermalam di Scoutshop, dipadati agenda mulai dari pengenalan Ular di pameran Flona, lanjut ke pasfest dan seterusnya sama seperti hari-hari yang aku jalani di Jakarta. Tapi bedanya dia lebih lama mungkin lebih dari lima hari yang lalu. Dan vonis pagi ini dari dokter di Klinik Pramuka, ternyata Idur terkena gejala thypus… byuh…lengkap deh, bener-bener JPI diawali dengan jatuh bangunnya panitia.. baik karena tekanan mental maupun karena kerja fisik demi JPI ini. Semoga nanti JPI bisa terlaksana jauh lebih dari yang diharapkan.

Akhirnya aku yang menyelesaikan desain Giant Banner. Awal yang sudah dimulai Idur dengan Corel kurubah dari awal lagi dengan Photoshop. Tidak merubah konsep, hanya sedikit variasi untuk desain ini. Sempat meminta file foto landscape Cikasur dari mas Wiwid di Jogja, yang nantinya aku jadikan sebagai Backgroud utama. Ditambah beberapa kegiatan temen-temen JPers mulai dari Climbing Cilember, Upacara 17 Agustus di Merapi dan beberapa foto survey di Ranca Upas. Dan dibagian bawah berjajar lebih dari 30 logo mulai dari Instansi, Global Development Village, Media dan Sponsor yang mendukung acara JPI ini.


Sekitar jam 2 siang selesailah kedua desain besar itu, dengan master .PSD yang lebih dari 400 MB dengan lebih dari 40 layer.. Byuh… baru kali ini aku mengerjakan di Photoshop segede itu. Selain memang karena tidak terbiasa dengan desain Publikasi, aku juga selama ini hanya lebih suka ngoprek foto, bukan menciptakan satu image. Saat mengerjakan desain itu dengan Laptop, terasa berat banget, apalagi kalo ada proses opening ataupun render… byuh… harus sering sering nge-save. Kesulitan ternyata masih berlanjut… dengan file sebesar itu, bagaimana cara mengirimkanya ke Bandung untuk dicetak. Karena tentunya pihak pencetak meminta master desain tersebut. Mau diupload ke Rapidshare maupun 4shared.com. tetap sama kesulitanya, dari pihak penerima akan kesulitan juga untuk download file sebesar itu. Akhirnya setelah dipusingkan oleh cara-cara itu dan nyerah harus diantar ke Bandung. Kebetulan malam nanti aku akan ikut team pertama dari panitia untuk “mbabat alas” menyiapkan lahan di bumper Ranca Upas. Jadi master itu bisa kubawa untuk kuserahkan ke Akang Bandung.

Hari semakin sore… tak ada tanda-tanda aku akan bisa menikmati hari terkahirku di Jakarta ini, mimpi untuk mencoba busway yang berwarna merah….ternyata  masih tetap menjadi mimpi.. hiks. Menjelang maghrib, ternyata masih ada dua desain, masing-masing 2x2 meter untuk SIOUX. Aku mengambil beberapa materi dari galeri photo di Multiply SIOUX (www.siouxindonesia.multiply.com), ular picung dengan warnanya yang keren menurutku, dengan badan berwana coklat tapi ada sebagian warna merah dikepalanya. Merkipun kecil tapi ular ini berbisa tinggi. Dan satunya ular hijau ekor merah, Viper Alborabis…berbisa tinggi juga. Jadilah 2 desain Sioux ini menutup petulangan di Scoutshop dengan berbagai desain JPI…

Jam 9 malam aku merapat di sekitar cawang, didepan UKI. Sudah ada beberapa teman JPers disana, ada Ambon bersama pasukan keamanannya yang kocak, ada the Qim dengan Kevin-nya yang sedang asik dengan salam "gareng" aajaran dari suhu Ambon, dan ada banyak lagi wajah-wajah yang sudah lama dikenal maupun yang baru aku kenal. Eh... ada Jujuk juga yang baru resmi aku kenal malam itu. Kemarin di pasfest sempet ketemu sambil lalu. Aku memilih bergabung bersama Jujuk dan mas Aji dipenjual kopi dekat pintu keluar pool bis kota ini. Memesan mie kuah menemani Jujuk yang sedang minum kopi susu. Sedikit berkenalan dan berbasa basi, ternyata Jujuk ini orang Jogja rumahnya disekitar Umbulharjo, disekitar terminal lama.

Seperti biasa, molor dari jadwal. Yang seharusnya Bis berangkat jam 9 malam dari UKI, ternyata jam 11 malem bis kota ini baru begerak meninggalkan Jakarta. Aku memilih duduk dibangku baris ketiga. Disebelahku ada Jujuk, bercerita panjang lebar tanpa arah. Mulai dia bercerita tetang kerjaanya di perusahaan penyedia alat-alat berat lanjut sampai istilah “1-0” yang aku dapatkan darinya. Meskipun baru pertama bercerita denganya ternyata si Jujuk ini orangnya open juga...atau dia menikmati peranya sebagai pencerita dan aku sebagai pendengar. Tidak meliat aku sebagai orang yang baru ia kenal... Kami bercerita dan berbagi kacang koro, sampai akhirnya mengikuti terlelap bersama sebagian besar penumpang bus ini disepanjang perjalanan menuju ke Ranca Upas.


Bersambung…  



Rabu, 18 November 2009

[SIOUX] 6th Anniversary SIx-OUX

Start:     Nov 22, '09 09:00a
End:     Nov 22, '09 3:00p
Location:     Situ Gintung

SIOUX

Nama salah satu suku Indian di Amerika Selatan yang berarti ular
Suku ini memiliki semangat tinggi, berkemauan keras dan kuat dalam menjaga tanah nenek moyang

 
SIOUX

Lembaga Studi Ular Indonesia

Lembaga yang mapan dan mandiri di bidang studi ular untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap ular dengan jalan mengubah paradigma masyarakat tentang ular sehingga ular dapat terhindar dari ancaman kepunahan akibat ulah manusia

Mengenalkan ular secara lengkap kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat memiliki peran yang penting untuk menjaga kelestarian hidup ular

 

SIOUX

Berawal dari  tekad kuat para Pendiri
Bergerak bersama komitmen tinggi para Instruktur
Berkembang bersama semangat  para Muscle

Melangkah perlahan tapi pasti
Menapaki waktu yang bergulir lembut
Mengejar pencapaian gerak yang dinamis

Dan kini…..

Perkenankan kami berbagi rasa bahagia dalam melangkah bersama, dalam berbagi ilmu, dalam berbagi cerita, dalam acara :
 

Six-OUX CELEBRATION
Perayaan enam tahun SIOUX



 


Hari / Tanggal    :
Minggu, 22 November 2009

Tempat   :
Taman Wisata Situ Gintung

Waktu   : 
09.30 – 15.00 wib





Acara    :


     * SIOUX  :   Perkenalan dan Sejarah
     * SIOUX  :   Launching situs www.ularindonesia.com
     * SIOUX  :   Bagi ilmu tentang ular
     * SIOUX  :   Serah terima jabatan dari Pengurus lama (2008-2009) ke
                       Pengurus baru (2009-2010)

     * SIOUX  :   Tiup Lilin
     * SIOUX  :   Makan dan ramah tamah
     * SIOUX  :   Berkenalan dengan ular



Kami adalah Sioux…
       Sioux adalah Muscle…
                   Muscle adalah anda semua…

So, tak ada perayaan yang berkesan tanpa kehadiran anda semua
Kehadiran anda semua adalah sukacita kami dalam menapak selama 6 tahun ini.
Kehadiran anda semua adalah penyemangat kami untuk menjalankan Misi kami
Kehadiran anda semua adalah pemicu gerak kami untuk terus berkembang


Kehadiran anda semua :

                   Para muscle, teman-teman dan kerabat SIOUX

akan memberi warna dalam perayaan syukur ini

 

Jangan sampai ga hadir yachhh..

Kami tunggu lho

 


Salam Erat

Panitia Ultah SIOUX