capternya disini : http://kohan2282.multiply.com/journal/item/63/63
foto: kang Iping cartenz
Di savana kecil itu aku temukan satu kehidupan, sebuah peradaban indah yang dibangun oleh alam...
“Balik lagi ke pom bensin tadi, Ayu jatuh” sms dari kang Arif. Langsung putar balik dan ngebut, rambu dilarang putar balik pun kulanggar… dipinggir jalan Arif sedang memeriksa motor Ayu ada yang sedikit bengkok. Dan Ayu meringis mencoba meluruskan kakinya… sedikit insiden di sekitar Singosari, sesaat sebelum memasuki
Setelah insiden itu kembali melaju menjemput Doi Fani di Terminal Ajosari yang memang sudah menunggu sejak jam 5 sore. Dilanjutkan ke UNMER setelah ketemu kang Tovic juga. Di Unmer sudah ada om Silo dan team Indrialoka untuk mempersiapkan Nuansa Ular Jatim. Sekitar pukul 9 malam, rombongan mas Aji dari jogja dan Hero team kedua dari
Sabtu Pagi, sedikit telat dari janjiku kemarin, selain karena rute yg cukup jauh juga karena antri mandi dirumah kang Tovic. Semua team Indrialoka sudah siap, team SIOUX pun mulai mengeluarkan ular-ularnya, Riri sibuk nyeting Printer untuk Sertifikat dan pendaftaran ulang. Beberapa peserta Nuansa Ular sudah mulai berdatangan. Wajah-wajah baru dari berbagai komunitas. Sebagian perserta yang mendaftarkan diri berasal dari umum maupun komunitas mahasiswa. Jarang yang aku temui dari komunitas Pencinta Alam. Padahal target utama dari acara pengenalan ular ini adalah kalangan penggiat alam. Entahlah… semoga bukan karena eksklusifitas yang lebih banyak menjelma dari seorang PA.
Pukul sembilan lewat acara dimulai…sedikit gambaran tentang SIOUX. Sejarah pendirian dan berkembangnya SIOUX. SIOUX adalah sebuah Lembaga Study Ular
Sepeti halnya aku. Kesan pertama yang aku temui bila ketemu ular adalah, bunuh!! Dari pada aku yang takut mending dia yang mati..whaha… sampai pada suatu saat aku di daulat mas Aji untuk merapikan theme multiply SIOUX di www.siouxindonesia.multiply.com. Aku takut ular. Liat aja serem banget… apalagi saat itu harus melototin dan memilah gambar ular dan belum lagi pas ngeditnya… hhiiiii seremmm banget… tapi, nah ini ada tapinya. Meskipun serem, aku merasa ada sebuah loncatan andrenalin..saat harus melihat berbagai jenis ular dangan pose-pose yang…………..dan akhirnya aku berkesempatan untuk pertama kali pegang ular, mono pohon kecil yang lucu saat Amazing Charity di HIMMATA. Dan malemnya dapet pengenalan berbagai jenis ular dai mas Herna di bawah papan panjat Pas fest…tertarik...dan ikut bergabung mendaftarkan diri jadi Muscle SIOUX, ingin belajar lebih dalem tentang Ular, karena memang awam dengan binatang berbisa ini
Dengan Nuasa Ular ini, sangat membuka wawasan, ternyata tidak semua ular itu berbahaya dan mematikan. Bahkan ular yang berbisa jumlahnya hanya 5% dari populasi yang ada di
Selain dikenalkan biologis ular, berbagai jenis ular menurut bentuk rahangnya, contoh ular tidak berbisa, berbisa baik hematoxin maupun neurotoxin. Di acara ini juga di demonstrasikan cara menangani gigitan ular. Satu orang peserta menjadi relawan untuk digigit ular tidak berbisa. Mba Owien dan mas Tiwul memperagakan penaganan gigitan ular. Menyedot darah berbisa dengan menggunakan snake bite Serem lah…..whaha…. Dan tidak disarankan untuk menyedot bisa dengan mulut, karena jika ada luka atau sariawan didalam mulut, malah kita akan terkena bisa ular juga. dan Door prise dari toko CARTENZ juga Pondok Gunung-nya mas Boni Sedulur cukup memeriahkan acara ini.
STOP!!
Bila bertemu dengan ular…Silent Thinking Observe Prepare.
Hal pertama yang harus dilakukan saat bertemu ular adalah Silent, diam, karena ular sangat peka terhadap gerakan. Setidaknya dengan diam kita bisa menganalisa jenis ular yang kita temui. Tipikal ular tidak bebisa dan berbisa menengah akan menghidar jika bertemu manusia.. yang kedua adalah Thinking, jangan panik kalo ketemu ular berpikirlah yang jernih. Waspadai kanan kiri mungkin ada ular lainya atau ada jurang dibelakang..jadi nggak perlu lompat…hehe. Observe, perlu untuk ditelaah, apakah ular yang kita temui berbisa apa tidak dengan mengenali jenis, bentuk dan mungkin warnanya. Dan Prepare. Dengan mengenali jenis ular yg kita temui kita bisa mengambil langkah pertama, apakah akan disingkirkan, dibiarkan atau ditangkap untuk diamankan. Jika kita tidak mengenal dengan pasti jenis ularnya sangat tidak disarankan untuk menangkapnya, karena sangat berbahaya jika ular tersebut bebisa tinggi.
Pesen mas Aji… “Jangan Bunuh Ular!!”
Dari pengenalan materi diruangan dan pengenalan secara langsung, praktek handling dan pembuktian bahwa ular tidak takut garam. Antusiasme dari peserta juga nggak kalah menarik… mereka takut tapi penasaran dengan ular. Team SIOUX mengenalkan satu persatu barbagai jenis ular yang mereka persiapkan dan dibawa dari
Menjelang sore,
Pukul 7 malam, semua Jpers jatim, dan team SIOUX sudah berkumpul di rumah Om Silo di daerah Rampal Malang. Mba Dian sudah meluncur ke
Minggu pagi, ibu-ibu dibantu kori (koki rimba) sudah sibuk memasak menu pagi yang disiapkan untuk lebih dari 20 personel. Cukup nikmat, telor dadar,
Makan pagi selesai dilanjutkan beres-beres rumah Kang Tovic yang sudah hancur lebur oleh pertempuran Hero dan Tias, bahkan sampe menimbulkan luka memar…ckck…. KDRT berat. Dilanjutkan menuju ke area pemandian panas di Cangar, melewati jalur berkelok yang dingin dan sejuk, menanjak memasuki hutan hujan disisi barat daya gunung Arjuno Welirang. Satu persatu Jpers dan Sioux menceburkan dirinnya di kolam renang air hangat. Nyaman…pori-pori dikulit ini mengembang menikmati kehangatan air alam melepaskan lelah setelah perjalanan panjang. Satu-persatu penganiayaan masih berlanjut, om timmun selaku dive master disini mengajari kita untuk menyelam… sedikit permainan rebutan dogtags yang dilempar kesana kemari…sampe sekarang jadi kangen masuk air lagi… hiihi.
Jam 12 lewat, di pendopo parkiran pemandian Cangar, kami berpisah, berpose foto untuk yang terakhir. Saling bersalaman, berpelukan…. Hiks….pertemuan ini diakhiri disini. team SIOUX akan melanjutkan perjalanan pulang ke
Kembali ke
Terima Kasih untuk:
-
-Mas Aji n team SIOUX, yang rela jauh-jauh datang dari
-Seluruh Sposor acara Nuansa Ular Jatim: Universitas Merdeka Malang, INDRIALOKA Adventure, PT OTSUKA Indonesia, Toko CARTENZ Partner In Adventure (Pak Kus dan mas Iping SBY), TAMBORRA Adventure (Om Boni Sedulur dan toko Pondok Gunung), HIKER Adventure, Do-Rent (untuk backdrop), Citra Malang FM, PALUPI Catering, IRIANTO jaya teknik, JTV (Om Mbenk untuk kaos Mahameru-nya), JEJAK PETUALANG Community, dan SOIUX lembaga Study Ular Indonesia.
-Mba Dian dari Singapura dan mas Rangga dari Denpasar, yang sudah jauh-jauh datang demi berkumpul dengan kami…..
-seluruh member JEJAK PETULANG Community Jatim : kang Tovic, Nereus, Dadank, Hero, Tias, Nurul, Devim, Dwi Konde, Arif, Doi Fani. Ayu Pendaki, Udin PETIR,
-han-
-selalu ada cinta disana..
“Balik lagi ke pom bensin tadi, Ayu jatuh” sms dari kang Arif. Langsung putar balik dan ngebut, rambu dilarang putar balik pun kulanggar… dipinggir jalan Arif sedang memeriksa motor Ayu ada yang sedikit bengkok. Dan Ayu meringis mencoba meluruskan kakinya… sedikit insiden di sekitar Singosari, sesaat sebelum memasuki
Setelah insiden itu kembali melaju menjemput Doi Fani di Terminal Ajosari yang memang sudah menunggu sejak jam 5 sore. Dilanjutkan ke UNMER setelah ketemu kang Tovic juga. Di Unmer sudah ada om Silo dan team Indrialoka untuk mempersiapkan Nuansa Ular Jatim. Sekitar pukul 9 malam, rombongan mas Aji dari jogja dan Hero team kedua dari
Sabtu Pagi, sedikit telat dari janjiku kemarin, selain karena rute yg cukup jauh juga karena antri mandi dirumah kang Tovic. Semua team Indrialoka sudah siap, team SIOUX pun mulai mengeluarkan ular-ularnya, Riri sibuk nyeting Printer untuk Sertifikat dan pendaftaran ulang. Beberapa peserta Nuansa Ular sudah mulai berdatangan. Wajah-wajah baru dari berbagai komunitas. Sebagian perserta yang mendaftarkan diri berasal dari umum maupun komunitas mahasiswa. Jarang yang aku temui dari komunitas Pencinta Alam. Padahal target utama dari acara pengenalan ular ini adalah kalangan penggiat alam. Entahlah… semoga bukan karena eksklusifitas yang lebih banyak menjelma dari seorang PA.
Pukul sembilan lewat acara dimulai…sedikit gambaran tentang SIOUX. Sejarah pendirian dan berkembangnya SIOUX. SIOUX adalah sebuah Lembaga Study Ular
Sepeti halnya aku. Kesan pertama yang aku temui bila ketemu ular adalah, bunuh!! Dari pada aku yang takut mending dia yang mati..whaha… sampai pada suatu saat aku di daulat mas Aji untuk merapikan theme multiply SIOUX di www.siouxindonesia.multiply.com. Aku takut ular. Liat aja serem banget… apalagi saat itu harus melototin dan memilah gambar ular dan belum lagi pas ngeditnya… hhiiiii seremmm banget… tapi, nah ini ada tapinya. Meskipun serem, aku merasa ada sebuah loncatan andrenalin..saat harus melihat berbagai jenis ular dangan pose-pose yang…………..dan akhirnya aku berkesempatan untuk pertama kali pegang ular, mono pohon kecil yang lucu saat Amazing Charity di HIMMATA. Dan malemnya dapet pengenalan berbagai jenis ular dai mas Herna di bawah papan panjat Pas fest…tertarik...dan ikut bergabung mendaftarkan diri jadi Muscle SIOUX, ingin belajar lebih dalem tentang Ular, karena memang awam dengan binatang berbisa ini
Dengan Nuasa Ular ini, sangat membuka wawasan, ternyata tidak semua ular itu berbahaya dan mematikan. Bahkan ular yang berbisa jumlahnya hanya 5% dari populasi yang ada di
Selain dikenalkan biologis ular, berbagai jenis ular menurut bentuk rahangnya, contoh ular tidak berbisa, berbisa baik hematoxin maupun neurotoxin. Di acara ini juga di demonstrasikan cara menangani gigitan ular. Satu orang peserta menjadi relawan untuk digigit ular tidak berbisa. Mba Owien dan mas Tiwul memperagakan penaganan gigitan ular. Menyedot darah berbisa dengan menggunakan snake bite Serem lah…..whaha…. Dan tidak disarankan untuk menyedot bisa dengan mulut, karena jika ada luka atau sariawan didalam mulut, malah kita akan terkena bisa ular juga. dan Door prise dari toko CARTENZ juga Pondok Gunung-nya mas Boni Sedulur cukup memeriahkan acara ini.
STOP!!
Bila bertemu dengan ular…Silent Thinking Observe Prepare.
Hal pertama yang harus dilakukan saat bertemu ular adalah Silent, diam, karena ular sangat peka terhadap gerakan. Setidaknya dengan diam kita bisa menganalisa jenis ular yang kita temui. Tipikal ular tidak bebisa dan berbisa menengah akan menghidar jika bertemu manusia.. yang kedua adalah Thinking, jangan panik kalo ketemu ular berpikirlah yang jernih. Waspadai kanan kiri mungkin ada ular lainya atau ada jurang dibelakang..jadi nggak perlu lompat…hehe. Observe, perlu untuk ditelaah, apakah ular yang kita temui berbisa apa tidak dengan mengenali jenis, bentuk dan mungkin warnanya. Dan Prepare. Dengan mengenali jenis ular yg kita temui kita bisa mengambil langkah pertama, apakah akan disingkirkan, dibiarkan atau ditangkap untuk diamankan. Jika kita tidak mengenal dengan pasti jenis ularnya sangat tidak disarankan untuk menangkapnya, karena sangat berbahaya jika ular tersebut bebisa tinggi.
Pesen mas Aji… “Jangan Bunuh Ular!!”
Dari pengenalan materi diruangan dan pengenalan secara langsung, praktek handling dan pembuktian bahwa ular tidak takut garam. Antusiasme dari peserta juga nggak kalah menarik… mereka takut tapi penasaran dengan ular. Team SIOUX mengenalkan satu persatu barbagai jenis ular yang mereka persiapkan dan dibawa dari
Menjelang sore,
Pukul 7 malam, semua Jpers jatim, dan team SIOUX sudah berkumpul di rumah Om Silo di daerah Rampal Malang. Mba Dian sudah meluncur ke
Minggu pagi, ibu-ibu dibantu kori (koki rimba) sudah sibuk memasak menu pagi yang disiapkan untuk lebih dari 20 personel. Cukup nikmat, telor dadar,
Makan pagi selesai dilanjutkan beres-beres rumah Kang Tovic yang sudah hancur lebur oleh pertempuran Hero dan Tias, bahkan sampe menimbulkan luka memar…ckck…. KDRT berat. Dilanjutkan menuju ke area pemandian panas di Cangar, melewati jalur berkelok yang dingin dan sejuk, menanjak memasuki hutan hujan disisi barat daya gunung Arjuno Welirang. Satu persatu Jpers dan Sioux menceburkan dirinnya di kolam renang air hangat. Nyaman…pori-pori dikulit ini mengembang menikmati kehangatan air alam melepaskan lelah setelah perjalanan panjang. Satu-persatu penganiayaan masih berlanjut, om timmun selaku dive master disini mengajari kita untuk menyelam… sedikit permainan rebutan dogtags yang dilempar kesana kemari…sampe sekarang jadi kangen masuk air lagi… hiihi.
Jam 12 lewat, di pendopo parkiran pemandian Cangar, kami berpisah, berpose foto untuk yang terakhir. Saling bersalaman, berpelukan…. Hiks….pertemuan ini diakhiri disini. team SIOUX akan melanjutkan perjalanan pulang ke
Kembali ke
Terima Kasih untuk:
-
-Mas Aji n team SIOUX, yang rela jauh-jauh datang dari
-Seluruh Sposor acara Nuansa Ular Jatim: Universitas Merdeka Malang, INDRIALOKA Adventure, PT OTSUKA Indonesia, Toko CARTENZ Partner In Adventure (Pak Kus dan mas Iping SBY), TAMBORRA Adventure (Om Boni Sedulur dan toko Pondok Gunung), HIKER Adventure, Do-Rent (untuk backdrop), Citra Malang FM, PALUPI Catering, IRIANTO jaya teknik, JTV (Om Mbenk untuk kaos Mahameru-nya), JEJAK PETUALANG Community, dan SOIUX lembaga Study Ular Indonesia.
-Mba Dian dari Singapura dan mas Rangga dari Denpasar, yang sudah jauh-jauh datang demi berkumpul dengan kami…..
-seluruh member JEJAK PETULANG Community Jatim : kang Tovic, Nereus, Dadank, Hero, Tias, Nurul, Devim, Dwi Konde, Arif, Doi Fani. Ayu Pendaki, Udin PETIR,
-han-
-selalu ada cinta disana..