Minggu, 31 Mei 2009

Sabtu, 23 Mei 2009

Ubaya Training Center – Integrated Outdoor Campus (OIC) Trawas


Ubaya Training Center – Integrated Outdoor Campus (OIC) Trawas atau yang biasa disembut dengan kampus 3 Ubaya. Bagi yang sudah pernah mendaki ke gunung Penanggungan (1635mdpl) disebelah utara gunung Arjuno Welirang tentu akan tau lokasi kampus ini. Tepat dijalur pendakian. Sebelum kita nanti akan menjejakan kaki dijalan makadam sampe ke areal ladang rakyat dan perhutani.  

Hari kamis awal mei kemarin aku diajak mas Iping seorang head store toko Cartenz Surabaya bersama Pak Theo yang ternyata adalah Operation Manager dari UTY Ubaya ini. Kami diundang untuk melihat dan survey lokasi dimana di UTY ini akan dibangun sebuah tempat Outdoor Training (Out World Bond, biasa dikenal Out Bond). Disana sudah menunggu Pak Kusworo Rahadyan, yang datang dari Cartenz Solo. Kebetulan pihak Cartenz ditunjuk sebagai konsultan. Ini adalah pertemuan ketiga ku dengan Pak Kus.

Kalo dilihat dari jalanan aspal yang mengantarkan ke jalur pendakian gunung Penanggungan. Tidak akan mengira kalo disana ada sebuah komplek bangunan mewah berteknologi tinggi dan ramah lingkungan. Selain bangunan OIC ini berada dibalik punggungan sebelah barat juga karena areal ini dikelilingi oleh pagar dan perkebunan salak. Salak trawas, awalnya merupakan proyek penanaman dari pihak ubaya untuk mengelola areal ini dengan mendatangakan ahli salak dari solo. Yang kemudian dibudidayakan ke masyarakat setempat di desa Tamiajeng.

Sampai Di UTY ini kami diatarkan oleh pak Theo untuk melihat-lihat  cotage dan hall yang nantinya akan difungsikan sebagai tempat pelatihan dan penginapan pagi peserta training. Sebuah bangunan yang cukup megah dan ramah lingkungan, konsep ramah lingkungan ini salah satunya adalah dengan tidak menggunakan cat sebagai pelapis dinding, serta pelitur sebagai pelapis kayu. Sehingga kesan pertama yang dilihat adalah bangunan belum melalui tahap finishing.

Diawali dengan praktek pengolahan sampah sisa makanan, menggunakan tempat sampah yang sudah diberi starter untuk mengolah sampah organik menjadi kompos, serta memisahkan sampah organik dan non organik, kemudian dilanjutkan dengan melihat cell surya serta masuk keruangan batere yang mampu menyimpan energi listrik hasil pengkonsversian dari energi cahaya matahari yang mampu menyimpan sampai 10.000 Watt. Cukup untuk mencatu kebutuhan listrik beberapa ruangan. Diruangan yang sama kita juga ditunjukan sebuah teknologi mahal lainnya. 2 buah tabung  besar yang ternyata adalah pengolah dari kotoran manusia (feses) serta urine. Dimana nantinya akan menjadi pupuk padat dari feses dan pupuk cair dari urine. Disisi luar banguan ada beberapa sample penanaman tumbuhan menggunakan pupuk hasil olahan tersebut.

Beberapa cotage dengan pemandangan asri menghadap tepat ke pucak gunung Penangungan dan sisi lain dari desa Tamiajeng-Trawas yang masih dikelilingi oleh lahan persawahan. Disini juga sudah disiapkan Hall yang cukup luas untuk menampung sekitar 400 peserta. Dengan sound dan display. Ada juga lokasi Danau buatan dan Camping Ground yang juga telah disediakan toilet dan sanitasi yang baik. Serta sebuah pendopo disisi atas, dimana disebelah pendopo ini dahulu terdapat sebuah gua vertical dengan kedalaman sekita 10 meter. Namun sekarang sudah ditutup. Masih tersisa beberpa lesung air disebuah batu vulkanik serta beberapa pohon kamboja tua yang berumur ratusan tahun, disini juga dahulu terdapat beberapa arca batu gamelan. Namun sekarang sudah hilang.

Setelah cukup puas  memutari komplek ini dilanjutkan dengan tujuan awal kami diundang ke UTY ini. Yaitu konsulasi pihak UTY dengan Cartenz untuk membangun sebuah tempat permainan Outdoor training seperti flying fox, high rope course, low rope couse maupun permainan lain tanpa instumen. Cukup banyak pengetahunan lapangan tentang aktivitas ini baik dari segi teknik maupun safety-nya yang disampaikan oleh pak Kus. Pak Kus ini adalah salah satu Fasilitator dari pihak PT Cartenz Indonesia yang telah bersertifikasi dari Asosiasi Experiential Learning Indonesia (AELI). Sebuah organisasi yang mengeluarkan sertifkat untuk pelatih Experiental Learning atau biasa disebut Oot Bond.

Setelah dilanjutkan dengan sedikit penyampain materi oleh pak Kus. Kami pun berpamitan, kebetulan dari Surabaya, aku dan mas Iping nebeng mobilnya Pak Theo. Dan pak Kus melanjutkan kembali ke Malang untuk melanjutkan ke Solo.















foto by : kang Iping cartenz, foto lain disini

*beberapa sumber penulisan diambil dari :
 www.cartenzadventure.com
  




Kamis, 14 Mei 2009

Nuansa Ular ke VI, Malang


Malang, 9-10 Mei 2009

“Balik lagi ke pom bensin tadi, Ayu jatuh” sms dari kang Arif. Langsung putar balik dan ngebut, rambu dilarang putar balik pun kulanggar… dipinggir jalan Arif sedang memeriksa motor Ayu ada yang sedikit bengkok. Dan Ayu meringis mencoba meluruskan kakinya… sedikit insiden di sekitar Singosari, sesaat sebelum memasuki kota Malang. Memang sejak lepas dari kemacetan Porong akibat lumpur aku yang membonceng Tias nggak mampu mengejar laju Shogun 125nya Ayu. Baru saat memasuki Lawang aku melihat Ayu dengan kecepatan diatas 90 km…. gila juga nih cewe…

Setelah insiden itu kembali melaju menjemput Doi Fani di Terminal Ajosari yang memang sudah menunggu sejak jam 5 sore. Dilanjutkan ke UNMER setelah ketemu kang Tovic juga. Di Unmer sudah ada om Silo dan team Indrialoka untuk mempersiapkan Nuansa Ular Jatim. Sekitar pukul 9 malam, rombongan mas Aji dari jogja dan Hero team kedua dari Surabaya memasuki Malang dan langsung bergabung di UNMER. Sedikit seting ruang kemudian beristirahat di rumah om Silo, kami JPers Jatim memilih tidur di rumah kang Tovic di Batu, kangen efek grrrrh!! karena kedinginan..

Sabtu Pagi, sedikit telat dari janjiku kemarin, selain karena rute yg cukup jauh juga karena antri mandi dirumah kang Tovic. Semua team Indrialoka sudah siap, team SIOUX pun mulai mengeluarkan ular-ularnya, Riri sibuk nyeting Printer untuk Sertifikat dan pendaftaran ulang. Beberapa peserta Nuansa Ular sudah mulai berdatangan. Wajah-wajah baru dari berbagai komunitas. Sebagian perserta yang mendaftarkan diri berasal dari umum maupun komunitas mahasiswa. Jarang yang aku temui dari komunitas Pencinta Alam. Padahal target utama dari acara pengenalan ular ini adalah kalangan penggiat alam. Entahlah… semoga bukan karena eksklusifitas yang lebih banyak menjelma dari seorang PA.

Pukul sembilan lewat acara dimulai…sedikit gambaran tentang SIOUX. Sejarah pendirian dan berkembangnya SIOUX. SIOUX adalah sebuah Lembaga Study Ular Indonesia yang didirikan berawal dari kalangan Pramuka. Seperti mas Aji Rahmat. Yang biasa dilihat di tayangan Jejak Petualang, Petualangan Liar ataupun Sang Pawang. Penjabaran panjang awal tentang ular cukup menjawab ketakutan dan kekhawatiran orang awam tentang binatang melata ini.

Sepeti halnya aku. Kesan pertama yang aku temui bila ketemu ular adalah, bunuh!! Dari pada aku yang takut mending dia yang mati..whaha… sampai pada suatu saat aku di daulat mas Aji untuk merapikan theme multiply SIOUX di www.siouxindonesia.multiply.com. Aku takut ular. Liat aja serem banget… apalagi saat itu harus melototin dan memilah gambar ular dan belum lagi pas ngeditnya… hhiiiii seremmm banget… tapi, nah ini ada tapinya. Meskipun serem, aku merasa ada sebuah loncatan andrenalin..saat harus melihat berbagai jenis ular dangan pose-pose yang…………..dan akhirnya aku berkesempatan untuk pertama kali pegang ular, mono pohon kecil yang lucu saat Amazing Charity di HIMMATA. Dan malemnya dapet pengenalan berbagai jenis ular dai mas Herna di bawah papan panjat Pas fest…tertarik...dan ikut bergabung mendaftarkan diri jadi Muscle SIOUX, ingin belajar lebih dalem tentang Ular, karena memang awam dengan binatang berbisa ini

Dengan Nuasa Ular ini, sangat membuka wawasan, ternyata tidak semua ular itu berbahaya dan mematikan. Bahkan ular yang berbisa jumlahnya hanya 5% dari populasi yang ada di Indonesia. Dan ular ada bukan untuk dibunuh, karena keseimbangan rantai makanan sangat bergantung dari populasi ular.

Selain dikenalkan biologis ular, berbagai jenis ular menurut bentuk rahangnya, contoh ular tidak berbisa, berbisa baik hematoxin maupun neurotoxin. Di acara ini juga di demonstrasikan cara menangani gigitan ular. Satu orang peserta menjadi relawan untuk digigit ular tidak berbisa. Mba Owien dan mas Tiwul memperagakan penaganan gigitan ular. Menyedot darah berbisa dengan menggunakan snake bite Serem lah…..whaha…. Dan tidak disarankan untuk menyedot bisa dengan mulut, karena jika ada luka atau sariawan didalam mulut, malah kita akan terkena bisa ular juga. dan Door prise dari toko CARTENZ juga Pondok Gunung-nya mas Boni Sedulur cukup memeriahkan acara ini.


STOP!!

Bila bertemu dengan ular…Silent Thinking Observe Prepare.

Hal pertama yang harus dilakukan saat bertemu ular adalah Silent, diam, karena ular sangat peka terhadap gerakan. Setidaknya dengan diam kita bisa menganalisa jenis ular yang kita temui. Tipikal ular tidak bebisa dan berbisa menengah akan menghidar jika bertemu manusia.. yang kedua adalah Thinking, jangan panik kalo ketemu ular berpikirlah yang jernih. Waspadai kanan kiri mungkin ada ular lainya atau ada jurang dibelakang..jadi nggak perlu lompat…hehe. Observe, perlu untuk ditelaah, apakah ular yang kita temui berbisa apa tidak dengan mengenali jenis, bentuk dan mungkin warnanya. Dan Prepare. Dengan mengenali jenis ular yg kita temui kita bisa mengambil langkah pertama, apakah akan disingkirkan, dibiarkan atau ditangkap untuk diamankan. Jika kita tidak mengenal dengan pasti jenis ularnya sangat tidak disarankan untuk menangkapnya, karena sangat berbahaya jika ular tersebut bebisa tinggi.

Pesen mas Aji… “Jangan Bunuh Ular!!”


Dari pengenalan materi diruangan dan pengenalan secara langsung, praktek handling dan pembuktian bahwa ular tidak takut garam. Antusiasme dari peserta juga nggak kalah menarik… mereka takut tapi penasaran dengan ular. Team SIOUX mengenalkan satu persatu barbagai jenis ular yang mereka persiapkan dan dibawa dari Jakarta. Seru… rame.. menakutkan, saat ular-ular berlari ke arah peserta. Saat diajarin handling ular, ada satu peserta dari FKH Unair, mas Purba. Dia mencoba handling ular Phyton sepanjang 3 meter. Tapi sayang meleset dan akhirnya dia digigit. Dengan tenang team SIOUX melepaskan nya sehingga tidak ada luka sobek, hanya bekas taring yang lumayan dalam. Dan yang penting gigi ularnya nggak ada yang tanggal, sayang gigi ular dari pada tangan :D

Menjelang sore, kota Malang mulai gerimis, bahkan hujan deras saat acara sudah selesai. Masih banyak peseta yang berkumpul. Sharing, tanya jawab dan kesan pesan selama acara sampai diusir satpam fakultas Fisip Universitas Merdeka Malang. Acara Nuansa Ular ini memberi wawasan baru bagi kita untuk menghadapi dan mengetahui perilaku hewan melata yang banyak dijadikan peran antagonis di film atau sinetron, sehingga semakin menguatkan kesan bahwa ular itu jahat dan sangat berbahaya.

Pukul 7 malam, semua Jpers jatim, dan team SIOUX sudah berkumpul di rumah Om Silo di daerah Rampal Malang. Mba Dian sudah meluncur ke Surabaya, Rangga juga sudah dianter Hero ke terminal Arjosari untuk mengejar pesawat ke Bali. Rencana malam ini adalah melanjutkan menginap di Batu, dirumah kang Tovic. Hawa dingin dan agenda rebutan selimut akan mewarnai kebersamaan malam ini. “Bukan Jpers kalo nggak rame” kata mas Aji di capternya….yuh…. riuh sampe tengah malem, selain karena dingin yang mengigit juga arena rebutan bantal, SB, selimut. Kami Jarang bertemu secara fisik, lebih sering di dunia maya, milis jp, komprengan ym…. Tapi lagi-lagi pertemuan ini menggambarkan kedekatan jpers… lov u all

Minggu pagi, ibu-ibu dibantu kori (koki rimba) sudah sibuk memasak menu pagi yang disiapkan untuk lebih dari 20 personel. Cukup nikmat, telor dadar, tempe goreng, oseng-oseng tempe, kerupuk, dan sambal tomat yang pedas dimakan besama di dinginnya kota Batu….nikmaaaatt

Makan pagi selesai dilanjutkan beres-beres rumah Kang Tovic yang sudah hancur lebur oleh pertempuran Hero dan Tias, bahkan sampe menimbulkan luka memar…ckck…. KDRT berat. Dilanjutkan menuju ke area pemandian panas di Cangar, melewati jalur berkelok yang dingin dan sejuk, menanjak memasuki hutan hujan disisi barat daya gunung Arjuno Welirang. Satu persatu Jpers dan Sioux menceburkan dirinnya di kolam renang air hangat. Nyaman…pori-pori dikulit ini mengembang menikmati kehangatan air alam melepaskan lelah setelah perjalanan panjang. Satu-persatu penganiayaan masih berlanjut, om timmun selaku dive master disini mengajari kita untuk menyelam… sedikit permainan rebutan dogtags yang dilempar kesana kemari…sampe sekarang jadi kangen masuk air lagi… hiihi.

Jam 12 lewat, di pendopo parkiran pemandian Cangar, kami berpisah, berpose foto untuk yang terakhir. Saling bersalaman, berpelukan…. Hiks….pertemuan ini diakhiri disini. team SIOUX akan melanjutkan perjalanan pulang ke Malang, kemudian ke Jogja dan Jakarta. Sedangkan rombonganku juga akan kembali ke Surabaya, melewati Pacet- Mojosari-Sidoarjo mengantarkan Nurul dan Tias. Diwarnai hujan sepanjang jalan dan mogoknya motor balap Hero… 5 jam yang harus ditempuh, padahal harusnya 2 jam sampai Surabaya….

Kembali ke Surabaya yang dingin. Karena seharian hujan deras…..


Terima Kasih untuk:

-Om Silo dan team INDRIALOKA PT OTSUKA Indonesia, yang telah mengarrange acara Nuansa Ular ke 6 ini. Ditunggu event selanjutnya..

-Mas Aji n team SIOUX, yang rela jauh-jauh datang dari Jakarta untuk mengenalkan kita tentang Ular.

-Seluruh Sposor acara Nuansa Ular Jatim: Universitas Merdeka Malang, INDRIALOKA Adventure, PT OTSUKA Indonesia, Toko CARTENZ Partner In Adventure (Pak Kus dan mas Iping SBY), TAMBORRA Adventure (Om Boni Sedulur dan toko Pondok Gunung), HIKER Adventure, Do-Rent (untuk backdrop), Citra Malang FM, PALUPI Catering, IRIANTO jaya teknik, JTV (Om Mbenk untuk kaos Mahameru-nya), JEJAK PETUALANG Community, dan SOIUX lembaga Study Ular Indonesia.

-Mba Dian dari Singapura dan mas Rangga dari Denpasar, yang sudah jauh-jauh datang demi berkumpul dengan kami…..

-seluruh member JEJAK PETULANG Community Jatim : kang Tovic, Nereus, Dadank, Hero, Tias, Nurul, Devim, Dwi Konde, Arif, Doi Fani. Ayu Pendaki, Udin PETIR,


-han-

-selalu ada cinta disana..

Nuansa Ular ke VI, Malang


Malang, 9-10 Mei 2009

“Balik lagi ke pom bensin tadi, Ayu jatuh” sms dari kang Arif. Langsung putar balik dan ngebut, rambu dilarang putar balik pun kulanggar… dipinggir jalan Arif sedang memeriksa motor Ayu ada yang sedikit bengkok. Dan Ayu meringis mencoba meluruskan kakinya… sedikit insiden di sekitar Singosari, sesaat sebelum memasuki kota Malang. Memang sejak lepas dari kemacetan Porong akibat lumpur aku yang membonceng Tias nggak mampu mengejar laju Shogun 125nya Ayu. Baru saat memasuki Lawang aku melihat Ayu dengan kecepatan diatas 90 km…. gila juga nih cewe…

Setelah insiden itu kembali melaju menjemput Doi Fani di Terminal Ajosari yang memang sudah menunggu sejak jam 5 sore. Dilanjutkan ke UNMER setelah ketemu kang Tovic juga. Di Unmer sudah ada om Silo dan team Indrialoka untuk mempersiapkan Nuansa Ular Jatim. Sekitar pukul 9 malam, rombongan mas Aji dari jogja dan Hero team kedua dari Surabaya memasuki Malang dan langsung bergabung di UNMER. Sedikit seting ruang kemudian beristirahat di rumah om Silo, kami JPers Jatim memilih tidur di rumah kang Tovic di Batu, kangen efek grrrrh!! karena kedinginan..

Sabtu Pagi, sedikit telat dari janjiku kemarin, selain karena rute yg cukup jauh juga karena antri mandi dirumah kang Tovic. Semua team Indrialoka sudah siap, team SIOUX pun mulai mengeluarkan ular-ularnya, Riri sibuk nyeting Printer untuk Sertifikat dan pendaftaran ulang. Beberapa peserta Nuansa Ular sudah mulai berdatangan. Wajah-wajah baru dari berbagai komunitas. Sebagian perserta yang mendaftarkan diri berasal dari umum maupun komunitas mahasiswa. Jarang yang aku temui dari komunitas Pencinta Alam. Padahal target utama dari acara pengenalan ular ini adalah kalangan penggiat alam. Entahlah… semoga bukan karena eksklusifitas yang lebih banyak menjelma dari seorang PA.

Pukul sembilan lewat acara dimulai…sedikit gambaran tentang SIOUX. Sejarah pendirian dan berkembangnya SIOUX. SIOUX adalah sebuah Lembaga Study Ular Indonesia yang didirikan berawal dari kalangan Pramuka. Seperti mas Aji Rahmat. Yang biasa dilihat di tayangan Jejak Petualang, Petualangan Liar ataupun Sang Pawang. Penjabaran panjang awal tentang ular cukup menjawab ketakutan dan kekhawatiran orang awam tentang binatang melata ini.

Sepeti halnya aku. Kesan pertama yang aku temui bila ketemu ular adalah, bunuh!! Dari pada aku yang takut mending dia yang mati..whaha… sampai pada suatu saat aku di daulat mas Aji untuk merapikan theme multiply SIOUX di www.siouxindonesia.multiply.com. Aku takut ular. Liat aja serem banget… apalagi saat itu harus melototin dan memilah gambar ular dan belum lagi pas ngeditnya… hhiiiii seremmm banget… tapi, nah ini ada tapinya. Meskipun serem, aku merasa ada sebuah loncatan andrenalin..saat harus melihat berbagai jenis ular dangan pose-pose yang…………..dan akhirnya aku berkesempatan untuk pertama kali pegang ular, mono pohon kecil yang lucu saat Amazing Charity di HIMMATA. Dan malemnya dapet pengenalan berbagai jenis ular dai mas Herna di bawah papan panjat Pas fest…tertarik...dan ikut bergabung mendaftarkan diri jadi Muscle SIOUX, ingin belajar lebih dalem tentang Ular, karena memang awam dengan binatang berbisa ini

Dengan Nuasa Ular ini, sangat membuka wawasan, ternyata tidak semua ular itu berbahaya dan mematikan. Bahkan ular yang berbisa jumlahnya hanya 5% dari populasi yang ada di Indonesia. Dan ular ada bukan untuk dibunuh, karena keseimbangan rantai makanan sangat bergantung dari populasi ular.

Selain dikenalkan biologis ular, berbagai jenis ular menurut bentuk rahangnya, contoh ular tidak berbisa, berbisa baik hematoxin maupun neurotoxin. Di acara ini juga di demonstrasikan cara menangani gigitan ular. Satu orang peserta menjadi relawan untuk digigit ular tidak berbisa. Mba Owien dan mas Tiwul memperagakan penaganan gigitan ular. Menyedot darah berbisa dengan menggunakan snake bite Serem lah…..whaha…. Dan tidak disarankan untuk menyedot bisa dengan mulut, karena jika ada luka atau sariawan didalam mulut, malah kita akan terkena bisa ular juga. dan Door prise dari toko CARTENZ juga Pondok Gunung-nya mas Boni Sedulur cukup memeriahkan acara ini.


STOP!!

Bila bertemu dengan ular…Silent Thinking Observe Prepare.

Hal pertama yang harus dilakukan saat bertemu ular adalah Silent, diam, karena ular sangat peka terhadap gerakan. Setidaknya dengan diam kita bisa menganalisa jenis ular yang kita temui. Tipikal ular tidak bebisa dan berbisa menengah akan menghidar jika bertemu manusia.. yang kedua adalah Thinking, jangan panik kalo ketemu ular berpikirlah yang jernih. Waspadai kanan kiri mungkin ada ular lainya atau ada jurang dibelakang..jadi nggak perlu lompat…hehe. Observe, perlu untuk ditelaah, apakah ular yang kita temui berbisa apa tidak dengan mengenali jenis, bentuk dan mungkin warnanya. Dan Prepare. Dengan mengenali jenis ular yg kita temui kita bisa mengambil langkah pertama, apakah akan disingkirkan, dibiarkan atau ditangkap untuk diamankan. Jika kita tidak mengenal dengan pasti jenis ularnya sangat tidak disarankan untuk menangkapnya, karena sangat berbahaya jika ular tersebut bebisa tinggi.

Pesen mas Aji… “Jangan Bunuh Ular!!”


Dari pengenalan materi diruangan dan pengenalan secara langsung, praktek handling dan pembuktian bahwa ular tidak takut garam. Antusiasme dari peserta juga nggak kalah menarik… mereka takut tapi penasaran dengan ular. Team SIOUX mengenalkan satu persatu barbagai jenis ular yang mereka persiapkan dan dibawa dari Jakarta. Seru… rame.. menakutkan, saat ular-ular berlari ke arah peserta. Saat diajarin handling ular, ada satu peserta dari FKH Unair, mas Purba. Dia mencoba handling ular Phyton sepanjang 3 meter. Tapi sayang meleset dan akhirnya dia digigit. Dengan tenang team SIOUX melepaskan nya sehingga tidak ada luka sobek, hanya bekas taring yang lumayan dalam. Dan yang penting gigi ularnya nggak ada yang tanggal, sayang gigi ular dari pada tangan :D

Menjelang sore, kota Malang mulai gerimis, bahkan hujan deras saat acara sudah selesai. Masih banyak peseta yang berkumpul. Sharing, tanya jawab dan kesan pesan selama acara sampai diusir satpam fakultas Fisip Universitas Merdeka Malang. Acara Nuansa Ular ini memberi wawasan baru bagi kita untuk menghadapi dan mengetahui perilaku hewan melata yang banyak dijadikan peran antagonis di film atau sinetron, sehingga semakin menguatkan kesan bahwa ular itu jahat dan sangat berbahaya.

Pukul 7 malam, semua Jpers jatim, dan team SIOUX sudah berkumpul di rumah Om Silo di daerah Rampal Malang. Mba Dian sudah meluncur ke Surabaya, Rangga juga sudah dianter Hero ke terminal Arjosari untuk mengejar pesawat ke Bali. Rencana malam ini adalah melanjutkan menginap di Batu, dirumah kang Tovic. Hawa dingin dan agenda rebutan selimut akan mewarnai kebersamaan malam ini. “Bukan Jpers kalo nggak rame” kata mas Aji di capternya….yuh…. riuh sampe tengah malem, selain karena dingin yang mengigit juga arena rebutan bantal, SB, selimut. Kami Jarang bertemu secara fisik, lebih sering di dunia maya, milis jp, komprengan ym…. Tapi lagi-lagi pertemuan ini menggambarkan kedekatan jpers… lov u all

Minggu pagi, ibu-ibu dibantu kori (koki rimba) sudah sibuk memasak menu pagi yang disiapkan untuk lebih dari 20 personel. Cukup nikmat, telor dadar, tempe goreng, oseng-oseng tempe, kerupuk, dan sambal tomat yang pedas dimakan besama di dinginnya kota Batu….nikmaaaatt

Makan pagi selesai dilanjutkan beres-beres rumah Kang Tovic yang sudah hancur lebur oleh pertempuran Hero dan Tias, bahkan sampe menimbulkan luka memar…ckck…. KDRT berat. Dilanjutkan menuju ke area pemandian panas di Cangar, melewati jalur berkelok yang dingin dan sejuk, menanjak memasuki hutan hujan disisi barat daya gunung Arjuno Welirang. Satu persatu Jpers dan Sioux menceburkan dirinnya di kolam renang air hangat. Nyaman…pori-pori dikulit ini mengembang menikmati kehangatan air alam melepaskan lelah setelah perjalanan panjang. Satu-persatu penganiayaan masih berlanjut, om timmun selaku dive master disini mengajari kita untuk menyelam… sedikit permainan rebutan dogtags yang dilempar kesana kemari…sampe sekarang jadi kangen masuk air lagi… hiihi.

Jam 12 lewat, di pendopo parkiran pemandian Cangar, kami berpisah, berpose foto untuk yang terakhir. Saling bersalaman, berpelukan…. Hiks….pertemuan ini diakhiri disini. team SIOUX akan melanjutkan perjalanan pulang ke Malang, kemudian ke Jogja dan Jakarta. Sedangkan rombonganku juga akan kembali ke Surabaya, melewati Pacet- Mojosari-Sidoarjo mengantarkan Nurul dan Tias. Diwarnai hujan sepanjang jalan dan mogoknya motor balap Hero… 5 jam yang harus ditempuh, padahal harusnya 2 jam sampai Surabaya….

Kembali ke Surabaya yang dingin. Karena seharian hujan deras…..


Terima Kasih untuk:

-Om Silo dan team INDRIALOKA PT OTSUKA Indonesia, yang telah mengarrange acara Nuansa Ular ke 6 ini. Ditunggu event selanjutnya..

-Mas Aji n team SIOUX, yang rela jauh-jauh datang dari Jakarta untuk mengenalkan kita tentang Ular.

-Seluruh Sposor acara Nuansa Ular Jatim: Universitas Merdeka Malang, INDRIALOKA Adventure, PT OTSUKA Indonesia, Toko CARTENZ Partner In Adventure (Pak Kus dan mas Iping SBY), TAMBORRA Adventure (Om Boni Sedulur dan toko Pondok Gunung), HIKER Adventure, Do-Rent (untuk backdrop), Citra Malang FM, PALUPI Catering, IRIANTO jaya teknik, JTV (Om Mbenk untuk kaos Mahameru-nya), JEJAK PETUALANG Community, dan SOIUX lembaga Study Ular Indonesia.

-Mba Dian dari Singapura dan mas Rangga dari Denpasar, yang sudah jauh-jauh datang demi berkumpul dengan kami…..

-seluruh member JEJAK PETULANG Community Jatim : kang Tovic, Nereus, Dadank, Hero, Tias, Nurul, Devim, Dwi Konde, Arif, Doi Fani. Ayu Pendaki, Udin PETIR,


-han-

-selalu ada cinta disana..

Sabtu, 02 Mei 2009

Aku pernah Sekolah! dan aku ingin terus Belajar...



Surabaya, 2 Mei 2009 @9:22pm


"Hari Pendidikan Nasional jatuh pada tanggal berapa?" sebuah pertanyaan yang diutarakan oleh Bu Mus kepada Lintang, Ikal dan Mahar. Saat mereka sedang belajar di SD Muhammadiyah mempersiapkan lomba cerdas cermat di SD PN Timah.
"2 Mei" ikal menjawabnya dengan lantang.....

itulah sepenggal scene di film Laskar Pelangi yang sedang aku play dengan layar LCD cukup gede ditambah sound yang lumayan mantap malam ini, dikantorku, menemani jadwal piket dimalam minggu,... yah malem minggu tetep kerja..

***
Dibagian lain dibumi Jawa Timur ini, sore tadi  aku dapet SMS  dari Nurul, mereka sedang melewati savana bukit Teletubies di ereng-ereng selatan Bromo bersama hero Devim, Doi Fani dan beberapa anggota PA anak didik Devim dari Probolinggo. Malem ini sahabatku itu akan mengadakan sebuah perjalanan mulia. memutar film Laskar Pelangi di desa Ranu Pani, sebuah desa tertinggi di dataran Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Sayang sekali aku nggak bisa ikut, karena minggu depan akan ada acara Nuansa Ular bersama team SIOUX di Malang.

***
Whah! ada PR berantai lagi di dunia Blog ini. sebuah tugas menceritakan riwayat pendidikan yang pernah aku lalui. Dimana aku merasa sangat bangga dan bersyukur  bisa menikmati pendidikan dengan mudah, tidak sepeti anggota Laskar Pelangi di Belitong sana, mungkin seperti juga Denias di tanah Papua...
inilah sedikit kisahku.. tentang masa-masa itu...

TK
TK Pertiwi, desa Setiadi, Puring-Kebumen, Jawa Tengah
Sebuah sekolah didesa yang tidak jauh dari laut selatan jawa. tak banyak ingatan saat itu, karena setelah lulus dari TK aku pindah ke daerah lain. karena hidup didesa, dan ada satu-satunya kenangan foto saat itu. pas foto rapot TK.. hehe ini adalah foto termuda yang aku miliki, bisa juga foto pertamaku. whaha ndeso bangetlah...


SD
SDN Selokerto I, Sempor-Kebumen, Jateng
Setelah aku selesai dari TK, keluargaku pidah rumah di Gombong, sebuah kota kecil di jalur lingkar selatan jawa. disini mungkin juga pertama kali aku menikmati kenikmatan cahaya lampu listrik. aku 3 bersaudara, dan  anak terkecil. di SD ini kami sering menjadi langganan bila ada lomba mewakili SD. masku tertua adalah siswa teladan di kecamatan. aku tidak begitu buruk..hehe... dan ada satu cerita lucu. saat guruku memilih aku untuk mewakili lomba menyanyi lagu-lagu nasional. aku malah menangis dirumah dan nggak berani ke sekolah.. whaha.... maklum darah seni yg keluar adalah seni rupa bukan seni suara.. xixi...dulu mulai suka menggambar, dan cukup baik lah bagi ukuran anak SD.

SLTP
SLTPN I Gombong, Kebumen-Jateng
Masih disekitar kota Gombong, sebuah sekolah dengan bangunan  utamanya gedung tua peninggalan Belanda. dimana bangku dan kursinya gabung menjadi satu bagian. seperti tradisi sebelumnya disini pun kami tiga bersaudara menamatkan sekolah lanjutan pertama. saat SMP aku tidak terlalu menonjol, cuma menempati sepuluh besar. dan memang selama sekolah aku belum pernah merasakan yang namanya rangking satu...enggak bakat kali. tidak seperti kakakku..
pelajaran seni lukis adalah fav, selain excact tentunya. pernah aku membuat satu tugas lukisan dan akhirnya sampe 3 kali dipinjem temenku untuk dinilai di kelas lain...xixi gurunya ko nggak sadar kalo itu hasil tugas yang sama

SMK
SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto, Jateng
Menjadi anak kos bukanlah pilihanku, sebagai anak terakhir dengan sifat manjanya. Akhirnya aku harus mengikuti jejak kedua kakakku yang hijrah menimba ilmu di Purwokerto. Mba ku saat itu sudah kelas 3 di SPK Purwokerto, dan Masku sudah tingkat 2 di UMP Purwokerto, sedangkan aku baru masuk di STM Telkom. di STM ini sebagian besar muridnya adalah pendatang dari berbagai penjuru jawa tengah. dan sebagian besar adalah anak kos. sehingga rasa kebersamaan dan persahabatanya melekat sampe saat ini... (tapi aku sudah mulai kehilangan kontak dengan komunitas stm). Dahulu melihat temen2 mendaki gunung adalah sebuah kegiatan yang aneh. pingin sih, tapi dulu aku hanya anak kos yang miskin, yang hanya bisa melihat temen-temen mendaki gunung Slamet setiap minggu... dari Sekolahku Gunung Slamet sangat jelas terlihat puncaknya. karena Purwokerto kota dikaki gunung itu.
Di sekolah dengan tingkat persaingan yg lumayan bikin kepala makin plontos ini. Alhamdulillah aku menyumbang satu piala kebangganku, tapi bedannya, kalo kebanyakan temen2 menyumbangkan piala dari jalur excact... aku malah manyumbangkan piala juara 3 lomba lukis poster tingkat sma sekabupaten banyumas, whaha tetep aja ternyata baru kali ini aku diakui jadi tukang coret...

S1
Universitas Bhayangkara Surabaya-Jatim
Setahun setelah lulus SMK, aku menikmati menjadi pekerja, menikmati masa-masa awal kerja. dan akhirnya memilih UBHARA, dengan satu alasan. MURAH! di Ubhara tidak ada yg namanya uang gedung yang selangit. dulu aku masuk hanya modal 1,3 juta sudah termasuh seragam almater dan ospek, padahal kampus swasta lain saat itu sudah mematok uang gedung lebih dari 6 juta.
dengan niatan pingin kuliah biaya sendiri, aku pun memilih kampus ini. dan sebuah motor Susuki A100, bekas dari tukang pos. memani setiap hari ke kampus... pede abis naik belalang tempur ke kampus, padahal temen-temen motornya bagus bagus... hihi. pokoknya setiap ada acara keluar kampus, aku lebih milih nebeng dari pada nanti ketinggalan dijalan .
Dan sebulan setelah aku lulus Kuliah inilah aku baru diberi kemudahan untuk memulai mencicil motor supra (alhamdulillah sudah lunas juga 2 bulan kemarin)

***
whaha... tak terasa, sudah 11 tahun aku jadi anak kos... sudah 8 tahun aku tinggal di Surabaya.. dan sudah 6,5 tahun kos ditempat terkahirku.....kayaknya saatnya mencari pendamping dan tempat tinggal yang layak

***
haha, aku nggak akan mengorbankan temen2 yang lain untuk melanjutkan permainan berantai ini.... tapi entah suatu saat nanti, terima kasih sudah mau mampir dan membaca sebagian perjalan kisahku....
wassalam


-han-