Selasa, 22 Februari 2011

IDwebhost, solusi mudah dan murah untuk Hosting

Bermain di dunia maya akhirnya mengenalkan saya pada salah satu sisi dalamnya, yaitu dunia Hosting. Sebelumnya saya hanya pengguna Blog-blog gratisan yang banyak bertebaran di internet. Dan kebutuhan akhirnya menuntun saya untuk membuat beberapa website. Maka pencarian hosting pun dimulai. Saya mengenal IDwebhost dari salah satu komunitas yang saya ikuti, Jejak Petualang Community. Kebetulan saya ditunjuk menjadi admin untuk mengelola web JPers tersebut. Awal mulanya web JPers dibuat untuk memenuhi kebutuhan pendaftaran Jambore Petualang Indonesia 2009. Dan IDwebhost adalah salah satu sponsor yang memberikan dukungan berupa Free Hosting selama setahun. Pergelaran Jambore Petualang Indonesia itu pun tak lepas dari peran IDwebhost dan sukses dengan menghadirkan lebih dari 1000 petualang yang datang bukan hanya dari Indonesia.


Dan setelah setahun bekerja sama dengan IDwebhost kemudian web JPers di www.jejakpetualang.org berkembang menjadi web komunitas. Dimana diweb tersebut merangkum setiap kegiatan komunitas baik berupa event, catatan perjalanan, artikel, tips dan trik maupun galeri kegiatan. Selain web JPers saya juga mengelola web store milik rekan kerja saya di kantor, www.khalilahislami.com . Sebuah web toko online  menjual pakaian muslim yang saya buat dengan CMS Joomla. Itu merupakan web pertama yang saya buat sendiri dari awal. Dan selama proses pembuatan tersebut dengan mudah saya mendapatkan panduan dari team IDwebhost saat proses aktifasi web hingga akhirnya web tersebut bisa diakses di Internet.

Website sebagai pencitraan diri di dunia maya tentunya sangat mengambil peran untuk mewakili jati diri kita. Dan IDwebhost sebagai penyedia Hosting di Indonesia memberikan kemudahan untuk itu. Jangan salah kalo kita mengira web itu mahal, di IDwebhost dengan Rp 1000/bulan kita sudah bisa memiliki web pribadi dengan domain nama kita…wow!! IDwebhost memang Hosting Murah Indonesia tapi tentunya tidak murahan. Karena didukung dengan tenaga ahli yang selalu online 24 jam, jadi saat kita mengalami masalah dengan web kita bisa langsung mengontak team mereka baik melalui phone maupun lewat chating di Yahoo Messanger.

Untuk urusan lain yang tidak menyinggung web IDwebhost juga melayaninya dengan baik. Web Jejak Petualang Community saat menjadi portal utama Jambore 2009 kemarin mendaftarkan dengan hosting 2Giga, tapi setelah jambore selesai kami melakukan downgrade menjadi hosting 200Mega karena kebutuhan traffic akses datanya tidak seperti saat pendaftaran Jambore berlangsung. Dan IDwebhost dengan cepat melakukan proses downgrade seperti yang kami minta. Jadi kita bisa dengan mudah menyesuaikan kebutuhan hosting kita dengan mudah tanpa harus takut akan ribet, karena semua proses itu bisa dijalani dengan online by email.

Dan untuk blog ini saya  menggunakan domain www.trihans.com yang saya daftarkan di IDwebhost. Hanya mendaftarkan domain kemudian di cpanelnya saya forwardkan ke url blog saya di www.kohan2282.multiply.com sehingga selain lebih terkesan personal dengan domain nama kita, tapi kita tetap bisa meneruskan aktifitas kita tanpa kehilangan blog yang sudah lama kita kelola. Sangat sayang jika harus kehilangan tulisan maupun foto yang sudah kita kumpulkan bertahun tahun, maka dengan hanya membeli domain adalah solusi terbaik. Ini juga solusi bagi pengguna yang awam dengan dunia hosting atau dunia CMS, karena tanpa perlu mengenal script atau maintenance web kita tetap bisa eksis dengan tampilan web yang sudah disediakan oleh penyedia blog gratisan.

Tak salah memang jika IDwebhost adalah Trend Hosting Indonesia 2011. Kemudahan dan kemurahan yang disediakan oleh IDwebhost adalah solusi bagi kita semua.

IDwebhost : http://idwebhost.com


-hans-
www.trihans.com



 

Senin, 21 Februari 2011

[7] JPers on SEVEN, Mari bercengkerama dan bermain dengan aman di alam...

Udara dingin Ranca Upas ditambah teriknya sinar matahari yang hangat, tapi sangat jahat karena bisa mengakibatkan iritasi pada kulit. Seperti terbakar, pipi memerah layaknya buah-buah strowbery yang kami petik tadi pagi. Manis asam… hmmmmm… Dibawah terik ini kami bermain dan belajar, menikmati sejuknya pegunungan yang sudah ada sejak jaman purba ini. Daerah Bandung yang dulunya merupakan danau purba tentunya dipagari oleh bukit-bukit tinggi ini di sisi Selatannya. Dan siang ini kami belajar bersama mengenal satu persatu hewan liar yang dibawa oleh Tyo Survival.

Awal mula kami hanya mengajak Tyo untuk ikut ultah ini, tapi kemudian malah dia dan Crew Jejak Petualang Survival mendukung JPers On Seven ini dengan satu liputan Khusus untuk JPers, wahhhh benar-benar angka 7 memang keberuntungan bagi JPers. Dan disini di Ranca Upas, bukan Cuma Tyo sendiri yang menjadi Host, masih ada Indrayani Laksmi dan Vika. Wow!!!. Dan tanggal 11 Februari kemarin, acara Jejak Petualang yang meliput kegiatan ini pun tayang di TRANS|7. Wajah wajah ceria JPers pun satu persatu muncul di layar kaca. Hmm bangganya bisa muncul acara favorit JPers.

Tyo Survival memulai atraksinya dengan mengenalkan ular paling berbisa yang merupakan endemik tanah jawa ini. King Kobra atau yang bernama latin Ophiophagus hannah. Sangat mematikan karena bisa ular King Kobra merupakan bisa yang kompleks, selain menyerang susunan darah dengan bisa Hematoxin nya juga memiliki bisa Neurotoxin yang akan langsung menyerang sususan syaraf. Hmm tak heran jika Gajah dewasa akan mati dalam hitungan jam jika tergigit ular ini, bagaimana dengan kita!! Semoga tidak.. Dalam acara ini Tyo memberikan teknik singkat cara menghandle ular dan menanganinya. Phyton reticulatus atau lebih dikenal dengan ular Sanca Batik adalah binatang liar yang juga dikenalkan, selain itu juga ada Buaya Sungai dan ular viper… hm…. Serem serem temenya om Tyo ini. Beberapa JPers pun sepertinya gatal ingin mencoba belajar handling ular-ular ini. Ada Desy yang meskipun sempat loncat saat dilirik sang phyton, tapi akhirnya berhasil mebawa pulang Doorprize dari Eiger. Ada Vika, yang baru pertama handling ular langsung mencium king Kobra, dan masih banyak lagi yang mecoba menangani binatang berbahaya ini. Sangat tidak disarankan mencobanya tanpa dibekali pengetahuan yang cukup tentang binatang liar dan tentunya tanpa ahli yang menemani.

 

Setelah Tyo menyelesaikan aksinya kemeriahan JPers masih berlanjut. Agenda selanjutnya adalah belajar Tree Climbing yang akan dipandu oleh Tree Climber Organization atau lebih dikenal dengan TCO yang dibawah komando kang Igor. TCO bukan pertama ini bergabung dalam event JPers, Saat JPI dua tahun lalu pun TCO memamerkan atraksinya  dengan bergelantungan di Pohon. Diawali dengan Ice Breaking yang dipimpin oleh kang Igor, pengenalan singkat tentang peralatan panjat yang juga banyak ditemui saat beraktifitas Panjat Tebing. Kemudian dilanjutkan dengan praktek langsung memanjat pohon dengan tali kermantel yang sudah dipersiapkan…. Hmm… Sepertinya sangat melelahkan. Tapi teknik ini tentunya sangat aman dan mempermudahkan untuk aktifitas diatas pohon, seperti pengamatan burung, pengamatan hewan liar, atau penelitian tanaman hutan.

***

 

 

“Plook!!” sebutir telor mendarat di kepala Indrayani Laksmi, kemudian ke Vika, hm… aksi kejar-kejaran di mulai. Tyo atau yang lebih kami kenal dengan nama Herna, yang merupakan musuh bebuyutan dari duo kecil, Riri dan Deedee. Maka kehancuran pun dimulai, dari Riri yang diangkat  dan diceburin ke selokan dibelakang camp oleh Tyo, Seperti menyaksikan seorang hobbit yang diangkat raksasa. Belanjut ke kang Boim yang digotong rame-rame… dan beberapa korban lanya berlanjut, ada sang senior yang ulang tahun om Timmun, Juragan garut, Komandan jambul, Jiteng HardCore, Rangga Dive, Hero, Tante nha dan tentunya Si Juppy yang berkali-kali kecebur saat mencoba menceburkan korban lainya. Hm.. seruuuu, selalu berulang diakhir event Jpers tapi selalu kami rindukan. Karena dengan disinilah kami merasakan persaudaraan yang sebenarnya, dimana batas-batas diantara kami sepertinya telah menyatu berbaur bersama bumi Ranca Upas. Dan kami pun kembali berkumpul dalam lingkaran yang semakin mengecil, dengan sebuah kue coklat yang dilengkapi dengan lilin merah bebentuk angka 7. Kembali kami menyanyikan lagu ulang tahun, ditemani rintik rintik yang sepertinya enggan berpisah dengan kami. Disini diakhir permainan kami, kami menyanyikan lagu bahagia itu, mendendangkan persahabatan yang selalu kami rindukan... dan merangkai bait bait mesra antara kami dan alam.

Dan akhirnya mereka pun bahagia selamanya…

Terima kasih untuk:

- Jejak Petualang TRANS|7 & Trans7 Club

- Sponsor : SKATERS, Eiger, Coremap II, SUMMITERS Onlineshop, Luminox, DiveMAG,TCO, Polygon

- JPERS 4L

- Dan seluruh peserta yang telah meceriakan JPers On Seven

 

pic: om gimbal

www.trihans.com


Kamis, 17 Februari 2011

[6] JPers on SEVEN, Mari bercengkerama dan bermain dengan aman di alam...

 

“Tan ini siapa yang pake SB merah?” terdengar samar suara seorang didalam tenda yang kutiduri ini.

“hm… panjang, tapi nggak bullet. Berarti bukan Kohan” Tante Nha menjawab pertanyaan suara itu,

“Terus sapa tan…?” lagi dia bertanya…

Suara berisik itu membangunkanku yang tidur dalam SB merah ini. Berada dipojokan tenda besar milik Team BIOTA ini, dan  harus terbangun karena sebagian bajuku basah. Ternyata hujan masih berlanjut sampe pagi ini, dan tanpa kusadari telah menimbulkan genangan kecil dibawah tenda. Tepat sekali, aku yang tidur tanpa matras ini pun harus bangun dalam keadaan setengah basah. …Penasaran dengan pemilik suara itu. Hm.. cukup lama mereka berdua berdebat tentang sesosok manusia didalam SB merah. Dan saat aku membuka SB ini kutemui dua orang yang sedang berdebat tadi dan tentu saja jawaban mereka salah tentang manusia kepompong merah tersebut.

Ada mba Puji dan Tante Nha disana, sedangkan disampingku ada Sigit dari biota serta hero dan cempluk disudut lainya. Mba Puji baru datang ke Ranca Upas tadi malam, dia menyusul demi acara JPers On Seven bersama kakak Rangga, Juppy, Henie dan ikhwan. Tengah malam mereka merapat ke bumper ini. Kusapa mba Puji dan kemudian memilih untuk langsung mandi pagi, meskipun dingin…. Ternyata pilihan yang tepat untuk menikmati pemandian air hangat diseberang Pondok Menjangan ini. Maka...ya ada kata maka karena berakibat mandinya jadi lama, mau mentas dari air anget ko rasanya malas…huaaa!!!

Kemudian menikmati sarapan pagi diwarung bersama wajah wajah yang sudah seperti saudara ini. Heran hampir tiap minggu kami ketemu di pasfest, tapi serasa tak ada bosennya. Padahal yang kami temui ya wajah itu itu aja. Hingga munculah istilah 4L, alias “lu lagi lu lagi”. Di JPers On Seven ini pun kami memanggil kelompok yang sebagian besar adalah JPers yang sudah lama aktif dengan sebutan 4L.

***

 

Agenda kembali dilanjutkan, Bang Bo, alias bang boim kembali mengumpulkan kami ditengah lapangan, terik yang mulai menyelinap dari balik batang batang pohon jangkung di sebelah timur ini sepertinya tak dihiraukan JPers yang sedang asik bermesraan dengan alam ini. Kecerian terlihat saat 10 kelompok yang kemarin mengikuti Simulasi Pendakian, mereka kembali harus mengingat nyanyian dan gerakan yel-yel kelompok, karena selain satu team terbaik nantinya akan ada satu yel-yel yang terpilih untuk mendapatkan hadiah dari sponsor. Siapakah itu?? Hm… ketawa dan gembira tentunya melihat mereka antusias berlanggak lenggok di tengah  kami. Ada yang penuh semangat menyanyikan lagu Garuda didadaku, ada juga yang menyinggung urusan dalam negeri keluarga..hm.. apasih?. Dan ternyata pemenang Simulasi Pendakian itu adalah team pertama atau team Galunggung. Dari evaluasi singkat didapatkan team ini paling kompak, dan tentunya dibekali dengan kelengkapan yang memadai untuk sebuah pendakian, seperti P3K. Dan untuk pemenang yel yel terbaik ternyata dimenangkan oleh team Kompor Mbleduk dengan yel yel yang berbau humorpornoaksi… hahah istilah apaan ini!!

Selamat deh untuk mereka.. Ups!! Masih ada beberapa kriteria lagi, yaitu peserta tertua dan termuda, peserta terjauh serta peserta terlucu. Hm… dan saatnya yang ditunggu tiba. Kado istimewa lainya dari SKATERS. Dimana semua peserta yang mengikuti JPers On Seven ini mendapatkan kaos edisi khusus. Kalo aku menyebutnya ini adalah wardrobe paling JPers yang pernah kudesain. Dengan logo JPers yang disablon di lengan kanan, serta tulisan Jejak Petualang Community di punggung… hm.. suka banget dengan kaos ini J. Thanks SKATERS.

Selanjutnya…bagi bagi ilmu dan bagi bagi hadiaah….

 

pic masih dari om Gimbal

www.trihans.com

[5] JPers on SEVEN, Mari bercengkerama dan bermain dengan aman di alam...

 

Simulasi yang direncanakan memakan waktu sekitar 5 jam ternyata hanya 3 jam saja. Singkat, karena memang hanya memutari bukit kecil di sebelah utara hamparan rumput ini. Semoga ada banyak ilmu yang dapat diambil. Apalagi kali ini ada seorang senior dari milis yang melakukan summit keduanya di Ranca Upas. Dengan mengenakan Kaos putih berlogo brand tertentu yang artinya kaos gratis hasil ikut sebuah kegiatan dan celana pendek polo yang berwarna merah lusuh… ya tidak merah tidak juga pink. Dan satu yang menarik perhatian meskipun daypack yang dipakai bermerek dan keren tapi sandal yang digunakan adalah sandal karet rumahan.. hahaa… kita perkenalkan Senior kita: om Timoty.

Apa yang terjadi, dia mensimulasikan sebuah kesalahan karena memakai celana pendek, sebatang pohon berdaun mirip jelatang (banyak ditemui di gunung gunung jawa… ), daunya agak lebar dengan memiliki beberapa duri yang apabila tersentuh kulit akan terasa panas. Sangat mirip dengan daun Jelatang tapi jauuuuuh lebih menyakitkan jika menyentuh daun Jelatang…

"Aduh...aduh...aduh" om timoty mengerang memegangi kakinya...

Ya sebuah simulasi kenapa memakai celana pendek saat pendakian, dan itu tidak baik…

Hehehe… mohon maaf, dua paragraf diatas hanya beberapa kisah kecil yang kutemui di Simulasi Pendakian kemarin..

 

***

Ada TRANS7 CLUB di malam Kebersamaan JPers On Seven…

Hujan cukup deras mengakhiri sore di hari pertama, Dingin yang mulai terasa menusuk dan kabut dingin yang turun dari puncak Patuha menjadi selimut sore menjelang malam ini. Agenda semula yang akan diisi dengan permainan akhirnya ditiadakan. Akupun memilih merapat disalah satu tenda besar di ujung selatan area camp ini. Tenda itu adalah tenda dari team BIOTA, sebuah organisasi yang konsen ke pelestarian hutan. Sahabat sahabat baru yang mempersiapkan event ini sejak Jumat kemarin. Ada mas Mukhlis, Sigit, Titin dan beberapa temannya. Team BIOTA ini juga yang menemani bang Boim, Diana dan Uchit saat survery lokasi seminggu sebelum acara Jpers On Seven ini digelar.

Selain dari BIOTA ada juga teamnya kang Igor dari Tree Climber Organization (TCO), sebuah kelompok pemanjat pohon yang mencoba mengenalkan teknik memanjat pohon dengan aman. Dua team inilah yang akan semakin memeriahkan acara JPers On Seven di Ranca Upas. Tak terasa memang kebersaman Jpers baik dengan JPers sendiri maupun dengan organisasi lain telah saling mengisi dan berbagi selama 7 tahun ini. Aku baru ikut JPers akhir Januari 2008, belum lama baru tiga tahun terakhir. Dan begitu banyak ilmu yang kuterima disini baik secara teknis maupun non teknis yang lebih banyak tersalurkan lewat candaan khas gaya JPers.

Dan malam itu, meskipun gerimis kecil sisa-sisa dari hujan yang turun sejak sore. Hm… ternyata tidak menyurutkan JPers dan Crew Jejak Petualang untuk saling membaur bersama. Menikmati Bajigur yang terasa seperti … “Ini teh tarik enak banget” aku mendengar Indrayani mengungkapkan sebuah komentar tentang bajigur yang ia minum. Memang di udara dingin seperti saat ini sangat nikmat jika kita meminum bajigur hangat, ditambah dengan gorengan yang juga disediakan tukang bajigur. Makin seru lagi saat semua berbaur dan menyerbu sang tukang bajigur… hahaha… sungguh hangat mencairkan kebekuan Ranca Upas.

Tak disangka, ternyata acara JPers On Seven ini juga dihadiri oleh 2 perwakilan dari Manajemen TRANS|7, Mba Mey dan mas Tovic Tidak Tobat… yang datang langsung dari jakarta. Sebuah perhatian yang sangat isitimewa, Mereka berdua adalah dari Public Relation TRANS|7 yang memperkenalkan TRANS7 CLUB, Sebuah wadah komunitas penggemar program TRANS|7. Hayoo.. siapa yang belum join!! Dalam kesempatan itu Mba Mey dan mas Tovic mempresentasikan singkat apa sih TRANS7 CLUB itu dengan membagian beberapa souvenir dari TRANS|7.

Masih berlanjutkah malam itu?... gerismis tipis yang terus turun, Sebagian JPers memilih kembali kedalam peraduanya di dalam Sleeping Bag hangat mereka, dan tersisa versi 4L yang kemudian mempersembahkan nyanyian “JPers On Ngamen”. Mendendangkan lagu cinta dan persabahabatan, mengaransemen beberapa lagu popular untuk dipersembahkan kepada JPers lainya, hingga terciptalah lagu “Jangan yang murah” “pupus” dan beberapa lagu lain. Oh.. hangatnya persahabatan ini. Kali ini aku hanya setengah  jalan bernyanyi bersama mereka. Kemudian memilih bergabung dengan JPers lainya, menikmati hangatnya Sleeping Bag merahku….

“..Dan akhirnya mereka hidup bahagia selamanya…”

oh... ternyata masih bersambung..

 

pic dari BBI alias titi

www.trihans.com

[4] JPers on SEVEN, Mari bercengkerama dan bermain dengan aman di alam...

Menyusuri jalan setapak, beberapa kali menemui jalan yang becek dan licin serta berlumpur.. uh!! Makin seru nih perjalanan yang akan dilalui kelompok-kelompok kecil itu. Simulasi Pendakian adalah kegiatan utama dari acara ulang tahun ini. Dengan maksud belajar bersama dan saling mengingatkan untuk lebih aman dalam bermain di alam. Tak ada senioritas diantara kami, karena kami selalu belajar bersama, yang tua yang muda adalah sodara. Sama seperti ungkapan di Twitter kemarin, "tak ada panitia disini, semua adalah peserta dan semua bahagia..." Itulah JPers yang telah menjelma menjadi persudaraan dan persahabatan nyata dari pergerakan maya. Memang dikomunitas ini lebih dikenal dengan nge-Junk dan gak seriusnya.. hingga akhirnya beberapa kali mengadakan trip bareng, timbul beberapa masalah. Dan di JPers On Seven ini, kita akan belajar bersama apa sih pentingnya memakai sepatu, apa sih yang harus dilakuan dalam sebuah pendakian, apa sih yang harus dipersiapkan jika kehabisan makanan dialam dan beberapa tips lain... Meskipun bukan diberikan oleh narasumber handal, tapi disinilah akan kita belajar dan bermain. Alamlah guru terbaik dari sebuah kehidupan.

“Kohan..!!”. “Ini namanya simulasi?... ini sih mendaki beneran” Mba Nida, dari TRANS|7 sedikit kesal memberikan komentarnya kepadaku tentang track yang baru ia lewati. Kebetulan saat itu aku berjaga di pos dua, Pos Bermalam, atau berada ditengah-tengah jalur yang akan dilalui Simulasi Pendakian ini. Jalur yang kami pakai adalah bukit diutara penangkaran Rusa. Memang agak jauh dengan medan yang berupa perbukitan tidak terlalu terjal dengan beberapa sungai kecil atau kubangan air yang harus dilewati sepanjang track. Dan Saat itu mba Nida sedang mengikuti proses pengambilan gambar, kebetulan team pertama, team Galunggung didalam kelompoknya ada Indrayani Laksmi dan Vika sekalian pengambilan gambar disana.

Dimulai dengan pos pendaftaran, setiap kelompok yang akan melakukan pendakian harus mendaftarkan setiap anggotanya, melaporkan barang yang dibawa, peralatan konsumsi dan berbagai keperluan yang sekiranya dibutuhkan selama pendakian. Meskipun hanya simulasi, beberapa kelompok membawa perlengkapan lengkap standar pendakian. Ada juga yang terkesan asal aja, kan simulasi… hm.. ya bolehlah, asal resiko ditanggung sendiri. Karena setiap petualang seharusnya sudah tau dengan resiko yang dipilihnya dengan menjalani sebuah perjalanan di alam bebas.

Selanjutnya adalah pos satu. Yang dijaga oleh Jiteng, tiya dan Eko Jogja. Di pos ini peserta disimulasikan untuk istirahat siang dengan membuat makanan atau istirahat. Dari pos satu berlanjut menyusuri jalan setapak yang kanan kirinya berupa semak cukup rimbun. Kemudian sampai di Pos Dua yang yang dijaga oleh bang Muklis, yang ditemani oleh bang Ocep, Dimas, Faris, saya sendiri dan Tante Nha yang menjadi fotografer narsis. Di pos ini adalah Pos Bermalam. Dimana setiap kelompok diberi waktu 15-20 menit untuk melakukan 3 hal: buka tenda, masak dan packing. Cukup menarik melihat keantusiasan peserta. Ada yang serius, ada asal asalan buka tenda, ada yang masak mie ada yang bikin nasi goreng… bahkan ada yang bermain gaple, what!!! Mereka benar benar menikmati simulasi ini dengan baik…

Sedikit mendaki ke puncak bukit, kemudian menuruni jalan setapak yang cukup terjal, sampailah di pos 3. Atau pos Survival, disini setiap kelompok disuruh untuk memilih sebuah gulungan kertas yang isinya sebuah tantangan. Dan setelah menyelesaikan tantanganya peserta akan diberi penjelasan oleh Tyo Survival. Hm.. keren kan, belajar langsung dari ahlinya. Kali ini ga Cuma melihat di tv, tapi belajar langsung dan melihat kelihaian Tyo dalam memanfaatkan apa saja yang ada dialam. Seperti membuat api dari getah, memilih tanaman yang bisa dimakan langsung dan beberapa tips lainya…Seperti menangani luka, hm… jadi pengin liat gambarnya di tv, kapan ya tayang…. Hahah..

Lanjut lagi, menyusuri jalan setapak yang sebenarnya hanya memutari penangkaran rusa di Ranca Upas ini. Sampailah dipos terakhir yang dijaga oleh kaka Opay. Disini adalah pos lapor setelah pendakian. Melaporkan apa sih yang harus dibawa pulang, sampahnya dikemanakan atau personilnya masih lengkapkah.. ya begitulah sedikit ulasan simulasi Pendakian yang diadakan di Bumi Perkemahan Ranca Upas. Walaupun hanya simulasi, tapi seperti semua menikmatinya seperti menjalani petualangan sebenarnya di hutan (kan emang di hutan… hihi). Hmm JPers On Seven…

Masih mengenakan topi Serigala yang sangat nyaman, pinjeman dari tante didi… hm.. cocok dan hangat dipakai diudara dingin Ranca Upas… akhirnya aku berkesempatan untuk menyapa Rusa-Rusa jawa dikandang penangkaranya yang ternyata tidak jauh dari kamp Panitia JPI… (huuuuuu kemana aja sih!!). melihat Rusa bertanduk bercabang yang sepertinya sangat tidak nyaman dengan kehadiran manusia. Atau mungkin karena topi Serigala yang aku kenakan? Entahlah…

 

Bersambung yuk!!

 

pic pinjem dari om gimbal.

www.trihans.com

[3] JPers on SEVEN, Mari bercengkerama dan bermain dengan aman di alam...

Memimpikan bertemu dengan idola, hm… sepertinya bukan lagi mimpi jika ingin bertemu dengan para srikandi cantik host Jejak Petualang.  Dulu… sangat memimpikan bertemu dengan mereka. Siapa sih yang tak kenal Riyanni Djangkaru dan Medina Kamil dari generasi awal yang membawakan acara penuh petualangan ini. Hingga beberapa tv lainpun berlomba mengeluarkan program yang mirip dengan acara JP. Dan di JPers On Seven ini bukan hanya seorang host, tapi tiga sekaligus, Indrayani Laksmi yang pertama kukenal di Ranu Kumbolo, Vika yang baru pertama aku temui dan Tyo Survival pemakan segala yang ratingnya terus naik ini… hm… inilah kado teristimewa dari Manajemen Jejak Petualang untuk JPers. Dengan dukungan full dari crew JP. Mba Nida sang produser pun hadir kembali ditengah-tengah JPers ini, Mas fauzan yang tak sempat bergabung ternyata telah menitipkan kado lain dari SKATER (Apa ya?). Masih ada mas Adi sang cameramen yang sudah ada sejak awal JP tayang dan bang Uci, driver JP yang kukenal saat liputan bersama om Doddy di Cangar… huaaaaaa senang rasanya bertemu dengan mereka kembali,… dan sibiru itu datang memeriahkan juga.  Siapa sih, Mobil batik biru khas TRANS|7. Hehehe… pernah saya memimpikan berfoto diatasnya, Ups!! Malah mimpi itu dikabulkan menaikinya keliling kota Batu…

Huaaa… alurnya makin ga jelas!! Okelah kembali ke benang merah…


***

Jajanan Merah Putih di Upacara Pembukaan

Bang Boim, siapa sih yang tak kenal bang Boim (Sepertinya tidak ada…! Tak ada yang kenal maksudnya). Instruksi pertama dari bang Boim yang kali ini dituakan untuk memimpin acara JPers On Seven adalah berkumpul bersama ditengah lapangan untuk melakukan upacara non formal pembukaan acara JPers On Seven. Wajah-wajah sumringah dari peserta sepertinya semakin menambah semangat kegiatan ini. Ada beberapa yang agenda yang akan dilakukan untuk mengisi dua hari ini, yaitu Simulasi Pendakian, Malam kebersamaan JPers, belajar Tree Climbing bersama  TCO dan pengenalan peliharaanya om Tyo yang ganas-ganas. Apa sih!

Upacara pembukaan yang diisi dengan gelak tawa dan canda kemudian berlanjut dengan pemotongan tumpeng putih yang diluluri gula merah, jadilah Merah Putih membuka acara JPers On Seven. Kemudian dilanjutkan dengan Pembagian kelompok, kebetulan saya yang bertugas membagi kelompok-kelompok itu, mengacak-acak seacaknya agar semua perserta saling membaur tidak hanya berkelompok dengan teman sendiri. Dan acara pertama, Simulasi Pendakian pun siap dimulai.

Crew JP masih terlihat sibuk mengambil gambar dari berbagai sisi. JPers yang menjadi perserta pun dengan senangnya menjadi objek kamera…. Whaaaa serunya. Memang beberapa kegiatan terakhir JPers didukung penuh oleh Manajemen Jejak Petualang. Setelah sempat beberapa tahun tanpa kontak akhirnya kemesraan itu kembali terjalin, bermesraan dalam persahabatan yang terbalut dinginnya alam… argh!! Aku yakin bukan cuma kami yang selalu merindukan acara seperti ini. Setiap penjelajah pun akan selalu menemukan kemesraan itu saat berbagi bersama rekan-rekan seperjalanan mereka mengarungi indahnya negeri ini.

Bukankah begitu, kawan!

 

bersambung ah...

 

pic minjem dari om gimbal

www.trihans.com

[2] JPers on SEVEN, Mari bercengkerama dan bermain dengan aman di alam...

Memilih sudut selatan dari hamparan ini, dulu kami memakainya sebagai Subcamp Air saat JPI2009. Sudah banyak yang berubah dari Bumi Perkemahan ini. Lapangan utama yang dulu dijadikan tempat upacara dan area berkumpul itu kini telah dipagari menjadi tempat outbond yang masih dalam tahap pembangunan. Dan tempat pemandian air panas yang berada disudut barat daya kini telah hancur dan tersisa hanya beberapa bilik saja… entah ada program apa ko’ menghancurkan tempat pemandian itu, dan untuk tempat pemandian lain hanya tersisa di sebelah utara, dekat camp panitia JPI. Ups.. saya banyak menyebutkan nama JPI di awal tulisan ini, ya… saya sedang mengenangnya, sedang menikmati mengingat masa-masa sibuk disana. 4 hari di Ranca Upas tanpa sempat menemani rusa rusanya bermain… sesibuk itukah?

Alasan lain memilih camp disebelah selatan adalah hanya disana tersisa lahan yang masih luas dan tidak becek karena genangan air. Sedang lahan lain lebih mirip seperti rawa kubangan karena hujan yang tak henti-hentinya menerpa dataran tinggi di Selatan Kota Kembang ini. Tidak banyak yang kami siapkan untuk memulai cerita kali ini, dalam rangka merayakan 7 tahun kebersamaan kami di Jejak Petualang Community. Beberapa rapat kecil dihadiri oleh orang- orang kecil (coba lihat… banyakan Jpers yang berpostur kecil kan?? Kecuali saya tentunya :D) dan akhirnya sebuah sambutan hangat dari semua penghuni milis dan juga dari Manajemen Jejak Petualang TRANS|7. Baru dibuka beberapa hari ternyata 100 seat yang disediakan dari Jakarta langsung penuh. Dan sisanya disarankan untuk ketemu langsung di Ranca Upas. Maka pagi ini ada 150 JPers yang siap bermain dan belajar bersama di bawah bukit Patuha ini.

***

Saat matahari pertama menyapa, sebagian dari kami sudah berkumpul dibeberapa warung makan. Sarapan pagi. Disini menyapa teman-teman lama yang belum aku temui semalam. Ini adalah trip pertamaku sejak 2 bulan resmi menjadi warga Ibu kota. Bertemu dengan wajah-wajah yang sudah terasa tidak asing lagi meskipun jarang bertemu di dunia nyata, sebagian dari kami adalah penghuni dunia maya. Tapi kemayaan itu tidak membatasi kami, malah semakin luas dalam berekspresi dan bukan sekali ini event bersama di gelar meskipun berawal dari celetak-celetukan kecil dikoment maya tersebut

Dua hari ini adalah kelanjutan dari tanggal 20 kemarin, dimana beberapa JPers 4L dan Crew JP dari TRANS|7 merayakan hari jadi JP Comm yang ke 7 di Pasar Festival. 20 Januari 2004 adalah awal pertama milis penggemar acara Jejak Petualang ini dibuat. Dan 7 tahun setelahnya, telah berkembang menjadi sebuah komunitas yang sebagian membernya adalah teman teman yang aktif di kegiatan outdoor, meskipun ada juga diantaranya yang hanya menikmatinya dalam sebuah komunitas. Dan kali ini di ulang tahunya yang ke 7, JPers ingin merayakanya di Bumi Perkemahan Ranca Upas - Ciwidey.

***

Pukul 9, setelah sebagian besar tenda-tenda berdiri mengelilingi kampung air ini. Spanduk-spanduk sponsor pun memeriahkan melingkari lapangan rumput yang tidak begitu luas ini, tapi jauh lebih cukup untuk menampung kami yang hanya ber 150 ini. Banner JPers On SEVEN yang kuning menyala dinaikan oleh team TCO (Tree Climbers Organization). Dengan teknik memanjat pohon yang aman akhirnya Baner itu dibentangkan diantara dua batang pohon. Ada Spanduk Polygon dan Eiger yang dibentangkan dibawahnya. Team TCO, Biota dan beberapa JPers yang telah datang lebih dahulu telah menyiapkan sebuah arena bermain yang akan menemani kami menyapa rumput rumput hijau yang selalu kedinginan tapi tetap ceria ini… ah….. semakin tak sabar aku bercengkerama dan bermain bersama mereka.


bersambung lagi ya...

 

 

 

www.trihans.com

Senin, 07 Februari 2011

[1] JPers on SEVEN, Mari bercengkerama dan bermain dengan aman di alam...

JPers on SEVEN,
Ranca Upas, 29-30 Januari 2011

 

    Tanpa kabut, tapi tetap dingin…
    Tanpa penerangan, tapi tetap ceria….
    Kami bernyanyi dalam dinginnya malam Ranca Upas


Dinginnya hamparan berumput hijau diketinggian 1740 mdpl ini masih saja membekukan nyali kami. Hingga beberapa diantara kami pun memilih untuk tetep bersembunyi dibalik Sleeping Bag yang sebenarnya juga tidak begitu hangat. Ya… setidaknya jauh lebih hangat dari pada harus berdiri dalam malam gelap dengan rintik-rintik air hujan yang masih membasahi sejak sore tadi. Hanya sedikit diantara kami yang memilih melanjutkan menikmati malam ini, meskipun tak ada agenda lagi yang harus kami ikuti malam ini.  Mendendangkan lagu-lagu cinta dan cerita kehidupan. Sungguh terasa menghangatkan suasana malam ini, ditambah  dengan sedikit gurauan khas dari kami… ahh inilah malam-malam yang selalu aku rindukan. Berbaur bersama sahabat yang baru dikenal tapi terasa seperti telah mengenalnya ribuan waktu sebelumnya.

Aku bernyanyi diantara mereka, menjaga api unggun sampai akhirnya tak ada lagi api yang membakar ditengah-tengah kami. Dan kemudian memilih untuk bergabung dengan sebagian besar peserta JPers On Seven lainya. Menghangatkan mimpi dalam sebuah kantung merah berbentuk kepongpong yang selalu menemaniku. Dan masih terdengar sayup-sayup diluar sana masih penuh canda, sampai aku tak mampu mendengarnya lagi terlelap dalam buaian cinta-cinta sang malam.

***
 

Pagi pertama..

Pagi yang sama, tapi tidak sedingin saat pertama kali aku menginjakan kaki dibumi perkemahan ini, hampir 2 tahun yang lalu. Saat aku datang bersama ribuan sahabat dari seluruh Indonesia untuk mempersiapkan sebuah pergelaran besar dalam sebuah nama: Jambore Petualang Indonesia 2009. Kali ini aku mengulanginya kembali, mengunjungi rusa-rusa jawa yang bahkan aku belum sempat menyapanya dikesempatan pertama itu… Untuk kembali bercengkerama dan bermain di Alam Ranca Upas.

Kali ini kami datang tidak lagi dalam jumlah ribuan, tapi cukup dalam ratusan. Ratusan tapi serasa ribuan, karena kamipun akan melakukan kegiatan yang hampir sama dengan kegiataan saat JPI 2009 lalu. Bagiku ini adalah Jambore kecil untuk mengenang apa yang telah kami kerjakan 2 tahun yang lalu. Jika dulu saking sibuk dan padatnya kegiatan kami sesama panitia pun tak banyak kesempatan untuk saling mengenal apalagi dengan peserta yang ribuan itu. Kali ini tentunya persahabatan yang kami temui akan jauh lebih berkualitas… argh. Semakin tak sabar aku menunggu matahari dihari pertama ini. Ingin segera menyapa Rusa-rusa dalam penangkaran… ingin segera mengulum masamnya buah strowbery yang tersipu memerah saat kami menyapanya.

Menyambut pagi pertama, setelah 3 jam perjalanan dari parkiran UKI. Perjalanan yang terasa singkat itu telah mengantarkan 100 sahabat yang akan bermain bersama di dua hari ini. Beberapa diantara kami memilih untuk menghangatkan dan mengistirahatkan tubuh di Mushola.

“ini anak ko pakainnya merah semua, SB merah, kaos merah dan jaket merah..” mba Ibet menyapaku dipagi itu, sapaan kecil dari sahabat lama yang hanya ketemu di trip-trip yang kami ikuti. Dan akupun melanjutkan mengistirahatkan tubuh ini dalam SB merah yang aku beli saat pendakian pertamaku ke Semeru. Masih ada backpack merah dan tas kecil merah yang juga aku bawa... Ah, entahlah… aku tak begitu menyukai warna merah, tapi sebagian barangku ternyata berwana merah.. :D

Bersambung...

 

pic: minjem dari om satub

www.trihans.com