Jumat, 31 Agustus 2012

Not just a couple! Sahabat itu...?

Teman, seberapa dekat anda menemukan teman dalam kehidupan anda?

 

Dalam era kehidupan social nertworking seperti sekarang ini, sangat mudah sekali menemukan teman yang kita inginkan sesuai dengan karakter yang kita bangun, baik itu karakter asli maupun karakter maya yang berupa pencitraan yang kita create sesuai dengan kebutuhan. Kadang penuh dengan tipuan, bahkan diri kita kadang susah menemukan jati diri kita sendiri saat berada di antara keriuhan kehidupan socmed tersebut.

 

Saya bukan orang berkarakter kuat, tapi cenderung mengikuti kehidupan popular yang tentunya cukup menikmati dunia socmed tersebut. Menemukan teman baru dan kemudian mencari teman baru lainya. Begitu besar kuantitas persahabatan tersebut tapi tentunya akan berbanding terbalik dengan kualitasnya. Apalagi bagi saya yang memasuki kehidupan luas di dunia maya dengan menjadi member di beberapa komunitas dengan berbagai warna disana. Tapi saya secara pribadi adalah seorang yang sangat tertutup. Bukan cuma satu-dua orang yang pernah komplain karena dia merasa tidak bisa memasuki kehidupan pribadi saya. Terlalu keras hati katanya!

 

Bermain bersama orang lain dalam sebuah komunitas adalah suatu kebutuhan untuk memenuhi gaya persahabatanku, bukan cuma kali ini saat adanya socmed di internet. Jauh sebelumnya pun saya sudah memasukin dunia komunitas tersebut. Meskipun sebagai karyawan yang sibuk dengan pekerjaan kantoran, saya masih sempat mengikuti beberapa organisasi lain di luar pekerjaan tersebut. Memasuki beberapa UKM di kampus Surabaya meskipun bukan alumni disana maupun mengikuti organisasi besar di dalam sebuah lembaga publik pernah saya masuki, kecuali dunia politik.

 

Dan Jakarta memenuhi karakter saya. Saya menikmati kemacetan dan keriuhan Jakarta dengan berbagai kesibukan di dalamnya, Maka predikat “Imigran sibuk” saya peroleh dari beberapa teman. Liburan akhir pekan bukan waktu untuk beristirahat dan bermalas-malasan di kamar kosan. Lebih banyak kegiatan, jauh terasa lebih capek dan berkeringat dari pada Week day yang hanya duduk dibalik tuts keyboard.

 

Tapi kembali saya bertanya, sejauh apa kualitas persahabatan itu?

 

Okelah!, saya senang dan bangga bisa mengenal teman-teman di komunitas yang begitu berwarna dan banyak sekali saya temui orang-orang hebat didalamnya. Dan tentunya saya juga berharap menjadi bagian dari orang hebat itu. 14tahun menjadi seorang perantau dengan beberapa kota yang saya singgahi. Mau tidak mau sangat berpengaruh membentuk karakter saya. Memiliki banyak teman tapi jarang sekali memiliki hubungan yang khusus didalamnya. Bahkan mungkin dengan saudara di luar saudara inti keluargapun saya tidak begitu dekat. Karena memang secara fisik jarang sekali bertemu. Waktu lebaran seperti kemarin adalah momen langka untuk bertemu dengan saudara satu darah leluhur.

 

Nah dari gegap gempitanya perjalanan dan persahabatan yang saya jalani tersebut. Tentunya saya masih memiliki beberapa sahabat masa kecil yang masih berhubungan meskipun juga jarang sekali bertemu denganya. Mencoba dengan menjaga kualitasnya, meskipun waktu pulang kampung saya tidak banyak. Dan tetap menempatkanya dengan istimewa meskipun tak banyak kesempatan untuk bertatap muka.

 

Pernahkah menemukan sahabat yang begitu dekat bahkan dekat dalam hal yang sepertinya hampir tidak mungkin di buat seperti hubungan di dunia socmed. Saya menemukanya sejak 14 tahun yang lalu, sejak malam pertama menghidupi kamar kos di kota Purwokerto. Dan sejak itu kami memiliki kesamaan yang membawa ke kesamaan lain yang kami temui selanjutnya. Kalo saja beda gender mungkin sudah saya lamar dia...hahhaa!!!

 

Kesamaan nasibkah?

Boleh kan saya teruskan, meskipun dengan prolog yang panjang lebar plus curhatan di atas…

 

Dimulai pertengahan Juli 1998. Kami 3 tahun ngekos bersama di dua rumah kos yang bebeda. Tahun pertama kami satu atap tapi beda kamar, dan dua tahun selanjutnya kami memilih untuk pindah kos dan dalam satu kamar kos yang sama, sampai akhirnya kami berdua sama-sama lulus dari STM Telkom Purwokerto dalam satu angkatan.

 

Saat masih di bangku STM ini saya mengenalkan salah satu organisasi di luar sekolah yang saya ikuti sejak masih SMP. Perguruan Pencak Silat betako Merpati Putih. Sampai tahun 2008 saya masih berlatih di kampus UNAIR Surabaya. Dan sekarang saya masih menyimpan seragamnya meskipun sudah tidak aktif lagi berlatih. Dan teman saya ini ternyata saat saya mengenalkanya dengan sedikit berlatih nafas di mushola kosan cukup membuatnya tertarik. Bukan hanya berlatih, tapi dengan karakter kuatnya hingga dia pun menduduki jabatan di Pengurus Pusat Perguruan sebagai seorang wakil ketua di Jogjakarta. Jalan hidupnya pun tidak jauh dari perguruan ini, istrinya sekarang adalah alumni dari kelompok latihan yang sama di kampusnya, UGM Jogja.

 

Memiliki Jurusan Program Studi yang sama, Jaringan Kabel. Hingga akhirnya dunia kerja kami pun tidak jauh dari #duniakabel di dunia Telekomunikasi. 5 tahun setelah lulus STM Telkom saya memiliki kesempatan untuk bekerja mengaplikasikan ilmu Jaringan Kabel di PT Telkom Surabaya Barat dan juga mengikuti program kuliah malam di Ubhara Surabaya. Sedangkan teman saya hanya kuliah di D3 Teknik Elektro UGM kemudian sambil bekerja di salah satu perusahaan V-Sat, dia menlanjutkan kuliahnya ke jejang S1.

 

Awal 2007, saya pindah ke bagian lain di #duniakabel dari Jaringan Kabel ke Switching, kebetulan saya diterima bergabung di perusahan dengan lambang Techno Flower di Indosat Surabaya. Dan selang beberapa bulan berikutnya teman saya itu ikut memasuki perusahaan yang sama di Jakarta. Kami beda kota, tapi barang yang kami pegang sama dalam satu divisi Netwok Switching System (NSS) atau lebih dikenal dengan CS-Core menjadi seorang Core Engineer.  Beberapa kali kami saling berkunjung untuk pekerjaan yang sama. Dan beberapa kali kami bertukar Parter karena kami masih di satu bidang yang sama. Saat bekerja di ISAT ini, kami sama-sama meluluskan diri dari jenjang Sarjana. Sama-sama menyandang Sarjana Teknik Elektro.

 

Dunia Telekomunikasi semakin berkembang pesat, maka kami pun memilih untuk mengikuti dinamikanya. Akhir 2010 saya berpindah pekerjaan ke Jakarta untuk pekerjaan baru masih di #duniakabel dengan lambang kipas merah. Dan kali ini kami satu kota, maka proses migrasi saya dari Surabaya banyak di bantu olehnya. Selang satu bulan, teman saya ini juga mengikuti jejak saya dengan menemukan pekerjaan lain di #duniakabel meninggalkan Techno Flower.

 

Dan 6 bulan setelahnya untuk pertama kalinya kami mencoba menentukan nasib bersama. Dia berniat masuk ke perusahaan yang baru saya masuki di kipas merah, dan saat itu saya sedang mempersiapkan diri mengisi posisi yang akan dia tinggalkan. Tapi ternyata Tuhan berkata lain dan memilih untuk kami bekerja bersama dalam satu project. Meskipun beda divisi tapi barang yang kami pegang masih satu system, bahkan barang yang sama. Dia berada di Back office, sedangkan saya di Field Maintenance. Atau dia yang mengelola perangkat dan saya yang memperbaikinya jika terjadi trouble.

 

Beberapa perubahan saya alami di perusahaan ini. Dari beberapa kali berganti atasan hingga akhirnya awal tahun 2012 ini saya memasuki Divisi yang sama dengannya di CS-Core. Dengan basic ilmu dan pengalaman yang nyaris sama, saya cenderung di Fisikal dan dia lebih mahir di Config. Maka bulan ini adalah bulan paling ideal yang kami lewati bersama. Kami bekerja di satu meja yang bersebelahan dengan satu bagian dan satu perangkat telekomunikasi yang sama-sama kami pegang bersama.

 

Tapi kemesraan itu tidak berlangsung lama, meskipun sempat menikmati kebersamaan sedekat ini tanpa pernah kami rencakan. Dan minggu ini, setelah satu bulan bersama kami harus berpisah. Dia akan menjelajahi #duniakabel di tempat yang lain, dan saya menerima handover perkerjaan yang selama ini menjadi pekerjaanya.

 

Masih ada hal lain yang lebih menakjubkan yang sama sekali tidak kami rencanakan dan tidak mungkin kami rencanakan. Karena hanya Tuhan yang tau kapan kami dilahirkan dan golong darah apa yang akan mengalir di tubuh kami.

 

22 Desember 1982, Hari itu kami sama-sama dilahirkan di dua tempat yang berjarak jauh meskipun di Propinsi yang sama, Jawa Tengah. Saya dilahirkan di pantai selatan Jawa Tengah di Desa Puring, Kabupaten Kebumen, sedangkan dia di pantai utara di Semarang. Dan darah yang mengalir di tubuh kami adalah sama-sama AB. Maka dengan aliran darah yang setipe itu, kami hampir memiliki karakter yang sama, keras! (kata orang sih…)

 

Wow! Saya pun takjub dengan kesamaan yang selalu kami temui. Semoga apapun jalan hidup yang kami pilih di #duniakabel semakin mendekatkan kami baik secara personal sebagai seorang sahabat, saudara, teman, kakak-adik (mana yang lebih tua..?) dan kalo boleh saya menyebutkan kami bukan hanya menjadi belahan jiwa tapi lebih dari itu. Dan semoga apa yang telah kami lewati menjadikan kami berkarakter semakin kuat sebagai modal untuk meneruskan petualangan hidup kami... Amin…

 

Last but not least… Selamat berjuang kawan… boleh nitip CV biar kita bareng lagi… :D

 

 

Sahabat itu bernama: Nurcholis

 

 

NCH di Surabaya

 

Hans di BDN Jakarta

 

-hans-

www.trihans.com | @trihansdotcom

Rabu, 25 April 2012

Merangkai mimpi membagi cinta... [bRANTAI BERBAGI 2012]

"save our nation through education"

 

Dibalik lensa minus ini, kucoba menyelaraskan kuantitas cahaya yang masuk disela-sela blade yang tertata dengan sempurna seperti kipas melingkar membentuk diagfrahma, terus masuk kedalam lensa tengah dan berpendar menjadi objek yang lebih tajam hingga menyatu dalam komposisi cahaya yang telah ter-atur oleh kecepatan kaca prisma. Semakin masuk tepat memenuhi bidang datar dan terekam sempurna dalam sensor itu, meresap dihati. Momen-momen menakjubkan tentang kesederhanaan rasa dan kehangatan kebersamaan berbalut wajah-wajah ceria. Yang akan bercerita tentang pelajaran pertama yang akan kami mulai pagi ini. Tentang indahnya berbagi.

 

Perjalanan yang tidak begitu panjang kami lalui dengan penuh semangat tadi malam. menembus kemacetan ibukota yang sepertinya tak harus kita keluhkan. Cukup menikmatinya dan terus bersyukur bahwa lambatnya waktu disini memberi kita kesempatan untuk llebih lama merenungi perjalanan hidup yang kita lalui seharian tadi, benarkah?. Hujan menjelang sore tadipun semakin melengkapi nikmatnya kemacetan ini, bergerak lambat dan semakin rapat. Kita kompak untuk urusan ini, karena ada cinta yang menanti disetiap kepala, rumah dan keluarga. Dan kemudian berbaur dengan sahabat alam yang bersatu tujuan untuk membagi cinta-cinta lain di belahan waktu yang bahkan kita tidak pernah mengenal sebelumnya.

 

 

Pagi ini, warna-warna ceria membangunkan mata hati. orange menyala bagaikan jiwa yang terbakar semangat. Aku disana, kami berbaur dalam senyum yang tersungging meski belum kami kenali pemiliknya. Berbaris merapatkan mimpi yang akan segera kami mulai. Menggerakan raga yang selama ini terkungkung dalam kubikal-kubikal meja kerja. Menarik nafas dalam bersama hijaunya sawah-sawah dan bentangan sungai yang mengalir deras dalam irama. Mari bernyanyi... mari berhitung..123456..123456.. 1234..1234..12..12..1...1 dan bertepuk tangan bersama.

 

Satu wajah kecil berhias cemong bedak putih sekenanya, tersenyum polos melihat tingkah kami yang bermain layaknya anak seusianya. kemudian wajah-wajah lugu lainnya pun semakin memadati lapangan kecil di sebuah sekolah bernama SD Kampung Tengah. Lalu kami saling betatap, kami saling menyapa, kami saling tersenyum, dan kemudian kami saling bergandeng tangan. Dan kami berbaris bersama dalam khidmat pengibaran sang saka, yang selalu memberi kami semangat dengan kibaran warnanya.

 

 

Ah, aku merindukan masa kecilku. Aku merindukan saat pagi disuapi sarapan pagi oleh ibuku, saat ayahku sedang makaikan sepatu warior kecilku, aku rindu masa itu. Mungkin juga aku lebih rindu saat ayah memberiku uang saku Rp 50,- dikantong kecilku, yang tak kudapatkan disetiap hari libur. Sekarang dalam kantongku ada mimpi, tentang mainan kecil dan aneka warna jajanan. Sekarang dipunggungku ada setupuk keceriaan juga, yang terangkum dalam lembaran buku-buku jadwal seminggu yang kubawa semua, karena jadwal harian tak kenal. Berat, tapi dari sanalah semua aku mulai. tentang pelajaran merangkai huruf dan berhitung menggunakan lidi yang telah ayah siapkan sebelumnya. Aku kembali ke masa itu sejenak.

 

Kutemui tas-tas kecil bertuliskan "POLICE LINE" yang sepertinya sedang menjadi treding disini. sedikit bertanya, "apakah mereka bercita-cita menjadi police line? atau menjadi seorang polisi?. Entahlah, aku yakin mereka bangga menggunakan tulisan itu di tasnya. mereka memanggul mimpi mereka disana, melintasi bentangan sawah dan menyeberangi sungai-sungai kecil. Kemudian berkumpul dalam ruang kelas tentunya dengan tujuan untuk bermain dan belajar bersama kawan-kawan desanya. Dan hari ini kami akan melengkapi belajar dan bermain bersama mereka. 

 

 

Berbaris dalam kelompok-kelompok kecil, keceriaan hari ini kami awali dengan sebungkus kue berisi cokelat dan segelas susu putih, manis dan mereka suka. Memulai pelajaran kecil dari diri sendiri tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya. Kemudian kelompok-kelompok kecil itu dipandu oleh wajah-wajah ramah kami yang rindu akan kebersamaan ini, rindu akan masa kecil kami. Memulai permaian tentang kesadaran pada alam, simulasi erosi tanah. Ada juga permainan sulap, balon di tusuk pakai tusukan sate... dan tidak meletus. Aku terkesima sejenak, dan kemudian pun dengan lugunya ikut mencoba permainan itu... Eh aku bisa... dan semua tersenyum.

 

Disisi lainya ada gigi dan telor puyuh yang dimasukan kedalam cairan asam. dengan ajaibnya kulit luar telor itu pun luntur...hmm seperti itulah gigi kita jika terlalu sering meminum asam, akan luntur (lho!). Permainan listrik statis ada diruang sebelahnya, rambut kami dibuat berdiri karena plastik tipis yang digosok-gosokan pada pakaian akan menimbulkan listrik statis. Ada juga permainan sulap air yang tak tumpah meskipun gelasnya dibalik. Ada origami dan membuat bentuk dengan selembar kertas. Ada arah permaian mata angin. Ada telepon kaleng, dan yang paling menarik adalah roket air.

 

 

Aha.. semua wajah wajah kecil itu tersenyum menemukan harta karunnya "Dengan rajin belajar dan kerja keras aku bisa meraih cita-citaku"

 

Itulah harta karun berharga dari kami untuk menemani langkahmu meraih mimpi. Dan tentunya sedikit kenang-kenangan dalam bungkus godiebag berlambang bRANTAI akan menambah keceriaan hari ini. Ah senangnya setengah hari memainkan langkah kecil mengikuti irama langkahnya. Menggandeng jari-jari kecil membimbingnya mengenali hukum alam dan bagaimana mempelajarinya dalam permainan menarik. Semua keceriaan itu kutangkap dari balik lensa fix yang tak memberi pilihan lain. dari jarakfocal length yang tetap dan aku menemukan ekspresi jujur yang bahkan mungkin pemiliknya tak pernah menyadarinya, candid.

 

Kami berbagi, kami membagi, kami dibagi... Itulah saat terindah dalam kehidupan ini saat kita bisa merasakan indahnya berbagi, akan kita temukan kebagaian lain.

 

Kunang-kunang malam hinggap di pematang sawah. Mencoba menggoda kami yang takjub akan ciptaanNya. Kelap-kelip dari tubuhnya memancarkan cahaya dingin dengan panjang gelombang tertentu bertujuan untuk menarik lawan jenis atau juga sebagai sistem pertahanan dirinya. Hm, sepertinya salah kami mengartikanya. Bukanya takut dengan cahaya itu malah kami mengejar dan menangkapnya. Memperhatikanya dengan seribu pertanyaan? kenapa binatang bisa memancarkan cahaya? kenapa ini kenapa itu? dan kami kembali ke masa kecil yang selalu bertanya ini itu kepada orang tua kami. 

 

Petikan gitar dan nyanyian rindu malam menghangatkan bara-bara api unggun yang membakar kayu dan jiwa kami malam itu. Berbaur dalam gelap dan cinta, aku selalu merindukan malam-malam seperti ini disetiap perjalanan kehidupan bersama sahabat alam. Inilah malamku, inilah malam kami... ijinkan kami menikmatinya... ijinkan kami menjadi bagian dari gelap itu, bagian dari bara itu, bagian dari cahaya hangat itu... agar semakin meresap bersama malam. Seperti cinta yang terbakar cemburu, panas tapi kami menikmatinya dan menumbuhkanya agar rasa cinta diantara kami semakin dalam. aih.... 

 

Dan esok hari, tentunya ijinkan kami merangkai cerita baru tentang langkah ceria menyusuri aliran air ditengah sawah. Hingga kami sampai di hulu aliran itu, agar kami semakin menghargai perjalanan panjang kehidupan yang tidak mudah untuk mencapai satu tujuan. Kami menyebutnya perjuangan. Dan kami menemukan harta karun kami siang itu "Kunci kebahagiaan adalah membahagian orang lain terlebih dahulu"...

 

 

Aku menatap matamu dalam-dalam dari balik lensaku. Kubiarkan mataku bergetar lebih cepat menemukan garis-garis kejujuran yang tercipta dari hati. Aku menikmati putaran ring fokus hingga berhenti pada satu titik dimana tak ada lagi batas diantara kita kawan. Aku adalah kamu, dan kamu adalah aku kemudian larut menyebutkan kita adalah kita. Nafas memburu dan tertahan sesaat menghentikan putaran dunia. Jantungku pun berhenti sesaat untuk mengabadikanya satu momen itu, menyimpanya dalam memori hati dalam partisi khusus berjudul "tentang kita".

 

 

#Untuk semua yang terlibat dalam kegiatan bRANTAI BERBAGI 2012, aku bangga menjadi bagian dalam kisah ini...

 

 

 

 

-hans-

www.trihans.com | @trihansdotcom


Selasa, 27 Maret 2012

Wisata Keluarga JPers @ Kebun Raya Bogor




Kali kedua ke Bogor dan masih dalam keadaan macet karena angkotnya...
memasuki hutan tropis yang rapi dan banyak dinikmati pengunjung... wisata keluarga yang menyenangkan... terima kasih semuaaaa...




[ Tante Nha - teh Epik - Aaw - Iin - Vina - Rangga - Icha - Uchi - Dadank - Lala - Little Azka - Hans]

masih dengan mata A230 + Mirage 135mm f2,8 yang akhirnya harus di mala praktek dan bukaan jadi fix terlebar serta fokus dipaksa pake ulir lensa fokus... :D

Candid, saya menikmati ekspresi wajah yang ditangkap oleh lensa... ekspresi yang mungkin si pemilik-nya tidak mengetahui saat dia memainkan peran jujur di wajahnya -hans-

Minggu, 19 Februari 2012

[Pinangan Kedua: #20harinulisduet] Batas Kebenaran

                    Pinangan kedua...


Booked for 16th Feb!! Hahah RT  lagi asik jadi partner  seru... berasa nemu partner in crime >:)


Dan terciptalah tulisan ini....

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -




Afa menutup tumpukan dokumen berkas-berkas kasusnya yang telah dibacanya lebih dari dua belas jam. Matanya terasa pedas karena terlalu lama memandang layar komputer, sesekali ia mengucek matanya. Mengecek kembali dokumen pendukung dan data tambahan, menganalisa kasus, menerka pelaku dan mengetik ke dalam Laporan Akhir Kasus.

“Belum pulang, Ibu Afa?”, Pak Sukri, OB yang menunggu Afa menyapa dari balik kubikalnya.
Afa mengelengkan kepalanya pelan dan tersenyum, “Sebentar lagi ya,Pak”
“Ngga apa-apa Bu, saya tunggu sampai selesai. Mari, Bu”
Afa menatap jam dinding di depannya, jam sepuluh malam. Dan semua orang disini sudah pulang.
Gila nih kasus bikin tidur gue ngga nyenyak, keluh Afa.

Afa beranjak dari kursinya dan mulai membereskan semua berkas-berkasnya. Ia berniat untuk meneruskannya di rumah.
“Maaf ya Pak, seminggu ini Bapak pulang larut terus”, Afa membuat segelas kopi di pantry, menyiapkan amunisi untuk bergadang nanti.
Pak Sukri tersenyum, “Ndak apa-apa Bu, namanya juga ada kasus lagi susah dipecahkan”

Setelah menyesap kopi keduanya hari itu, ia pulang. Siapkah ia memulai untuk hari baru esok? Entahlah. Afa masih ragu.

***

Afa kecil selalu menyukai hal yang berbau teka teki, otak kirinya selalu menyimpan pertanyaan yang tidak biasa dimiliki anak kecil. Ia selalu bertanya ini itu, sampai orang-orang disekitarnya dibuat pusing oleh pertanyaan-pertanyaan Afa. Pernah ayahnya sampai tak bisa menemukan jawaban untuk menjawab pertanyaan berantai yang dilontarkan anak gadis pertamanya itu.

“Ayah kenapa balon udara bisa terbang?”
“Ayah kenapa kompas ko mengarah keutara dan selatan..?”
“Ayah kenapa ini……dan Ayah… kenapa itu…” Afa terngiang masa kecilnya saat masih tinggal bersama ayahnya. Ia tersenyum atas kelakuanya masa itu, yang ternyata bakat terpendam itu sudah kelihatan sejak ia mulai belajar membaca. Kemudian ia memilih meneruskan pendidikannya sesuai dengan minatnya di bidang kriminologi.

Afa belum juga memejamkan matanya. Malam telah larut tapi rupanya efek kafein yang ia minum sebelum meninggalkan kantor masih mempengaruhinya, selain itu juga karena dipikiranya masih dipenuhi oleh teka teki tentang kasus yang sudah hampir seminggu ia terima dari atasnya, tentang kebakaran rumah pejabat teras di komplek mewah. Afa yakin bahwa kebakaran itu disengaja, tapi ketika semuanya harus bertumpu pada antek-antek sang pejabat dan banyak tekanan lainnya, Afa harus hati-hati memecahkan kasus ini.

Afa beranjak dari tempat tidurnya.
“Ka, sudah tidur?”, Sophie kecil mendatangi Afa dan memeluk erat
“Belum, De”, Afa balas memeluk Sophie, baru sadar, Sophie tidak sekecil yang ia fikirkan, ia sudah remaja, tapi ia akan selalu menjadi adik kecil baginya.
“Pulang malem mulu Ka”, Sophie duduk di ranjang Afa
Afa tersenyum , “kasusnya makin sulit, De”
Sophie terdiam, menatap kakaknya lama, tersirat kekhawatir di wajah adiknya, Afa tahu, ada hal yang ingin ia katakan kepada Afa.

“Besok kaka harus presentasi di depan pejabat itu, De. Dan antek–anteknya, Kaka baru pertama kali berhadapan dengan mereka, tapi kaka harus berani memulainya” Sophie masih diam, dan menunduk
“Ka, aku takut kerjaan kakak ini membahayakan diri kaka”, Sophie memeras ujung rok piyamanya, Afa tahu, ia gelisah.

***

Dari analisa forensik dan hasil oleh di TKP, ditemukan beberapa hal yang mengarahkan kalau kasus tentang kebakaran itu adalah atas unsur kesengajaan. Hanya saja ditutupi oleh Pejabat yang bersangkutan dengan seksama agar asuransi atas rumah tersebut bisa di klaim ke perusahan Asuransi. Dari informasi yang diterima, beberapa hari sebelum kebakaran terjadi ada Truck pengangkut besar yang memasuki halaman rumah tersebut. Besar dugaan Afa kalau kendaraan tersebut sedang melakukan pengosongan barang-barang dari rumah tersebut. 

“Afa, bagaimana analisamu” Tanya Pak Joko, Kepala Bidang Kriminal atasan Afa.
“Selamat Pagi Pak, dari analisa saya, Kebakaran itu terjadi atas unsur kesengajaan. Beberapa bukti yang ditemukan mengarah kesana Pak.” Afa mencoba membuka penjelasan tentang kronologi Kebakaran dirumah Pejabat tersebut.

“Rumah itu sudah kosong beberapa hari sebelumnya. Dari hasil olah TKP tidak ditemukan adanya sisa barang-barang berharga yang terbakar, hanya arang dan sisa kayu yang terbakar. Selain itu juga saya berhasil mendapatkan informasi adanya Truck besar yang telah membawa barang untuk mengosongkan rumah tersebut.” kembali Afa menjelaskan.

“Dan lagi Pak. Rumah mewah tersebut telah dilengkapi Fire System yang seharusnya mencegah terjadinya kebaran yang lebih besar. Tapi kenyataanya Fire System tersebut telah di disconnect, sehingga tidak berfungsi. Dan tujuan dari kesengajaan kebakaran dirumah itu adalah agar Pejabat tersebut bisa mendapatkan Klaim Asuransi yang ternyata nilainya cukup besar”

“Begitu analisa saya pak, dengan bukti-bukti didukung oleh hasil laboratorium yang signifikan  berikut referensi nya, kita bukan hanya berspekulasi, tapi berkesimpulan kuat bahwa kebakaran rumah ini adalah di sengaja”

Lebiih dari dua jam Afa berkutat dan berdebat dengan Pak Joko

“Kamu positif dan yakin  bahwa si pejabat ini melakukannya dengan sengaja?”
“Saya sangat yakin,Pak”
Pak Joko terdiam, dagunya bertopang pada kedua tangannya, ia sedang memikirkan sesuatu, Afa tidak dapat menerkanya.
“Oke kamu boleh pulang sekarang, Afa. Kita akan bicarakan lagi esok”
“Baik,Pak”

Afa berbalik meninggalkan ruangan, namun ada keraguan yang sangat ia ingin tanyakan masalah kasus ini, maka tanpa menutup lagi pintunya, Afa berbalik dari ruangannya
“Pak, saya mau bertanya”
“Iya, silahkan”
“Apakah..Bapak akan transparan terhadap kasus ini? Saya tahu, nama baik perusahaan ini dipertaruhkan”
Pak Joko termenung, anak buahnya memang pintar menganalisa suatu keadaan.
“Silahkan kembali ke ruangan atau langsung pulang ke rumah, Afa”

Afa menghela nafas panjang, ada rasa tidak nyaman terhadap atasannya, terhadap kasus ini.

***

Dan siang itu akhirnya Sidang pengajuan Klain Asuransi segera dimulai, Pak Joko yang mewakili saksi Ahli dari perusahaan Asuransi menjelaskan dengan detail dan disertai bukti bukti pendukung tendang Kebakaran dirumah pejabat itu.  Apa adanya dibuka oleh Pak Joko. Disini dia menjelaskan dengan terbuka segala hal yang ia temui selama proses identifikasi.

“Bohong, itu rumah saya terbakar karena adanya arus pendek, bukan karena sengaja…untuk apa saya membakar rumah saya sendiri” Sang pejabat naik pitam.
“itulah yang kami temukan, saya telah melakukan infestigasi lebih lanjut. Rumah Bapak dilengkapi dengan Fire Systemyang seharusnya akan mengurangi efek kerusakan jika terjadi kebakaran. Dan ternyata Fire System itu dimatikan. Fire System tesebut bukan berupa hidran atau air, tapi menggunakan gas FM200. Tentunya bapak tau dan maintenancenya harus dicek berkala oleh teknisi khusus.”
“Dan pada sebelum terjadi kebakaran Fire System tersebut dimatikan, saya mendapatkanya dari log alarm yang dikirm secara onlen oleh alat tersebut ke server Perusahaan penyedia jasa Fire System. berikut datanya pak”. Pak Joko menunjukan selembar dokumen berisi Log aktivitas yang dikirim dari Main Panel Fire System ke server.

Alarm                    Message
Fire System Alarm    974 _JAKARTA2_ 06-FEB-2012 10:54:10  DI0 6. Fire System Manual Disconected
Fire System Alarm    974 _JAKARTA2_ 06-FEB-2012 11:53:16  DI1 6. Fire Detected
Fire System Alarm    972 _JAKARTA2_ 06-FEB-2012 11:54:07  DI0 6. Fire System Fault
Fire System Alarm    972 _JAKARTA2_ 06-FEB-2012 11:56:13  DI1 6. Fire System OFF
Fire System Alarm    949 _JAKARTA2_ 06-FEB-2012 11:57:54  DI0 6. Fire System  Can Not Monitor
 
“Bapak lihat, satu jam sebelum kebakaran Fire System telah dimatikan dengan sengaja. Berdasarkan data ini dan tidak ditemukanya barang-barang dirumah anda, jelas sekali kalo kalau kebakaran ini disengaja. Jika Bapak tidak puas silahkan mengajukan Banding di Pengadilan Negeri” Pak Joko menjelaskan Log Alarm yang dia dapatkan.

Dan sejak sidang petama itu. Pejabat tersebut tidak lagi meneruskan tuntutan klaim Asuransi kepada Perusahaan Asuransi yang menyewa team Ahli Pak Joko dan Afa.


-hans-

Senin, 13 Februari 2012

[Pinangan Pertama #20HariNulisDuet ] Mbah Soed

Tiba-tiba dapet mention dari orang tak dikenal di time line-ku.


 Vika Doumana 
 hari ini dah ada parnter ? cpt jawab sblm gue tidur ...;D


Dan kemudian berbalas tweet dilanjutkan dengan menulis cerpen bersama di email.. ini lah yang terjadi. Sempat berpikir...keren nih yang punya ide, bener bener menumbuhkan jiwa menulis.... 

Ini cerpen pertama dengan menjadi partner, jadi mereka adminya dan saya hanya mengikuti aturan mereka... selanjutnya, semoga ditemukan partner in crime yang lain ;)

 hans 
@ 
Serunya lagi, partnernya gak kenal :)) RT  lagi asik jadi partner  seru... berasa nemu partner in crime >:)


Silahkan dibaca... :)
- - - - - - - - - - - - - - - - - -


#20HariNulisDuet with @ :  MBAH SOED 

 

Sebuah Mercedes Benz E-class terpaksa diparkir agak jauh karena jalan menuju rumah Mbah Soed tidak beraspal dan agak sempit. Selesai memarkir, seorang Laki-laki paruh baya berpakaian safari keluar dan berjalan menuju rumah Mbah Soed. Beliau dapat kabar tentang Mbah ini dari temannya yang sudah menjadi menteri, Sedangkan ia sedang merintis menjadi caleg.

 

Sesampainya di rumah Mbah Soed, Mbah Soed sedang asyik lesehan menikmati rokok kretek dan kopi tubruknya ditemani beberapa pisang goreng dari warung kopi tetangganya di bale depan gubugnya. Tiap hari pemilik warung kopi itu mengirimkannya sebagai persenan karena sejak Mbah Soed banyak kedatangan pasien, warungnya ikut laku keras. 

 

"Mbah Soed? Maaf mengganggu, Bos saya mau konsultasi Mbah." Tanya Pak Supir sopan.

 

"Ah, Pak Murdoyo? Ditunggu pak di dalam! Saya mau ngopi dulu sambil menghabiskan rokok saya ini." Jawab Mbah Soed santai.

 

Pak Murdoyo calon legislatif itu langsung kaget karena Mbah sudah tahu namanya sebelum ia berbicara sepatah kata pun. Lalu ia masuk ke dalam menunggu Mbah Soed menikmati rokok dan kopinya itu. (Mbah Soed punya tea time juga rupanya)

 

Di dalam gubug Mbah Soed, Pak Murdoyo mencoba-coba mencari tempat di deretan kursi kayu dan kemudian ia duduk di kursi yang lebih dekat dengan pintu, tidak terlalu dalam. Baginya ruangan itu begitu pengap dan kotor. Sarung dan pakaian Mbah Soed yang bergelantungan di sebuah tali jemuran yang di ikat sekenanya. Gelas-gelas kotor sisa kopi kemarin lusa yang belum juga diambil oleh pemilik warung kopi di depan sudut gangnya. Beberapa kalender yang meskipun telah berganti tahun tetap saja berada ditempatnya, mungkin Mbah Soed tak pernah memperhatikan angka-angkanya tetapi lebih karena gambar artis-artis karbitan dengan pose seronok dan juga poster kampanye hadiah dari calon Anggota Dewan yang berkunjung kerumahnya. Jam dinding pun sepertinya menjadi sesuatu yang janggal disini. Dinding kusam yang terbuat dari anyaman bambu dan penuh bercak serta sebagian diantaranya telah berlubang digerogoti tikus harus disandingkan dengan Jam dinding mewah.

 

"Paling hadiah dari pak Menteri". Pak Murdoyo bergumam, mengingat kesuksesan rekannya yang baru saja terpilih jadi Menteri. Dan menyarankannya untuk meminta doa dan jimat dari Mbah Soed.

 

"Sudah dibawa syarat dan maharnya Pak?". Tiba tiba Mbah Soed masuk ke biliknya mengagetkan Pak Murdoyo yang sedang mengamati jam dindingnya.

 

"Itu Jam dinding dari Pak Asep, itu lho... yang bulan kemarin kesini bawa mobil bagus dan mulus..eee... Bapak balik lagi kesini bawa Jam dinding itu. Katanya sekarang sudah jadi Menteri di kota." Mbah Soed bercerita bangga sambil menunjuk ke arah Jam dindingya. "Saya sih nggak bisa baca jam, cuma ndengerin bunyi belnya saja pak. ting ting ting... kalo tiga kali berarti sudah jam tiga, waktunya mandiin Si Joko, kambing kesayanganku.., Eh Bapak jadi Menteri itu karena jimat dari ku pak." Mbah Soed menghisap rokoknya dalam-dalam kemudian menghembuskan tepat diwajah Pak Murdoyo. Terbatuklah seketika Pak Murdoyo karena asap rokok kreteknya yang Mbah Soed yang lebih mirip dengan foging demam berdarah....

 

”Bu, kopinya satu donk sama pisang goreng. Sepertinya nikmat melihat Si Mbah tadi.” Ujar Pak Supir kepada pemilik warung kopi, sambil menunggu Bosnya selesai konsultasi.

 

”Pasti nikmatlah, orang buatan saya!” Sahut Ibu pemilik warung dengan genit.

 

”Enak, masih hangat!” Goda Pak Supir kepada pemilik warung.

 

”Bu, heran saya, Bos saya itu lulusan Luar negeri loh tapi masih percaya yang beginian, kurang apa coba, masih nggak percaya diri juga jadi Caleg.” Ujar Pak Supir lagi.

 

”Eh, hati-hati loh kalau bicara Mbah Soed nanti dengar bisa dikutuk kamu!” Jawab pemilik warung.

 

”Masa?” Tanyanya kaget.

 

”Iyah, walaupun saya tidak terlalu yakin tapi Mbah Soed itu pembawa rejeki disini. Sejak Mbah banyak tamu warung saya jadi ramai.”  Sahut Pemilik warung lagi.

 

”Iyah juga sih, yah moga-moga aja Bos saya menang dan jadi menteri juga, soalnya sudah banyak uang yang dihabiskan sejak mencalonkan diri jadi Caleg.” Cerita Pak supir.

 

”Pastilah, itu menteri yang baru konsultasi sama Mbah, lho!” Promosi Ibu Warung lagi.

 

”Iya sih Bu, Si Bos juga dengarnya dari dia.”

 

Di dalam bilik gubug,”Puhhhh!” Mbah menyemburkan air teh hasil kumur-kumurnya ke muka Pak Murdoyo.

 

Demi jabatan yang diinginkannya ia menerima mentah-mentah semburan itu, sambil menahan muntah akibat bau mulut Mbah Soed.

 

Selesai Konsultasi dan memberikan amplop uang yang disiapkan ia keluar dari dalam gubug sambil mengeluarkan sapu tangannya, mengelap air semburan tadi. 

 

...

 

Pemilihan Calon Legislatif telah berlangsung tetapi Nama Pak Murdoyo tidak disebut-sebut juga, hanya satu itu pun suara dari supirnya.

 

Terbayang perjuangan demi ikut Pesta Rakyat itu, berapa miliar uang yang telah ia habiskan untuk sogok kanan kiri. Belum lagi tabungan yang terkuras habis dan hutang yang sepertinya tak tetanggungkan lagi. Dunia tiba tiba menjadi gelap, dan Pak Murdoyo pingsan ditempat.

"Pak...pak bangun pak...!". Suara panik dari sopir pribadinya yang ikut merasakan suasana hati bosnya itu. Baginya ini juga akhir karirnya sebagai sopir calon pejabat. Kemewahan yang ia rasakan beberapa bulan terakhir sepertinya ikut menguap bersama impian bosnya. Kembali menjadi tukang ojek.

 

Pak Murdoyo akhirnya terbangun dari pingsannya, pandangannya kosong. Dunia gelap yang baru saja hadir sepertinya tak pernah kembali terang. Hanya beberapa kalimat yang selalu ia ucapkan berulangkali dengan lirih seperti meracau tak jelas. " Pak dewan...pak menteri.. pak pejabat..." kemudian suara itu berulang dan semakin tak ketara yang diucapakanya. Dia gila.

 

Berita kekalahan Pak Murdoyo ternyata juga berimbas langsung pada praktek dukun Mbah Soed. Masa keemasannya pun berlalu, namanya sudah tereleminasi dari jajaran paranormal yang disegani. Tak ada lagi pisang goreng hangat dan segelas kopi tubruk karena pemilik warung kopi pun gulung tikar karena sepi pengunjung. Rokok kretek yang masih menempel disudut mulutnya adalah rokok sisa kemarin yang ia bakar dalam beberapa hisapan kemudian dimatikan agar besok masih bisa di hisapnya kembali, sebatang cukup untuk dua tiga hari kedepan. 

 

Hanya suara denting jam dinding sisa masa jayanya. Ya setidaknya dia masih bisa mendengarkan jumlah dentingnya untuk mengingatkanya kapan dia akan memandikan Joko.  



-hans-

13022012