Minggu, 13 April 2008

Pecinta Alam bukan "Penggiat Alam"

 
Jadi inget lagi dengan wejangan kang bongkeng di talkshow kemarin :" kebanyak kelompok2 pecinta alam akhir2ini justru terllau menekankan pada penggojlokan " mental" yang berlebihan, bukan pada skill atau kemampuan dan pengetahuan bekerja sama dengan alam. pemberian materi mengenai bagaimana bertahan hidup di alam yang baik paling banyak hanya 30% , sisanya adalah "olah mental", yang pada akibatnya seringkali justru menjadi boomerang ketika menghadapi alam yang sesungguhnya karena ternyata kurang pemahaman dan penguasaan kemampuan bekerja sama dengan alam.banyak sekali kelompok2 atau individu2 yang mengaku aku sebagai pencinta alam, tetapi tidak sedikit dari mereka yang ternyata "hanya" penggiat alam yang justru lupa untuk memperlakukan alam sebagaimana mestinya. "
 
mencintai  alam bukan persoalan berapa banyak gunung yang telah didaki, sedalam apa lautan pernah diselami, segarang apa jeram pernah dilewati, setangguh apa badai telah dilalui, semua adalah keselarasan jiwa dan fisik dalam menyatukan alur dengan alam, menunduk, bukan mengangkat dagu, memandang setara bukan menginjak angkuh, tersenyum bersama bukan tertawa atas kerusakan yang mungkin kita juga yang telah membuatnya.
 
ketika gw pertama kali mendengar kabar tim jp hilang kontak di papua, kaget..dan tegang juga, mengingat ini adalah trip medina yang pertama, tapi yang membuat gw cukup tenang adalah, gw percaya bahwa dody, budi, wendy dan dearest bagus adalah org2 yang memiliki kemampuan bertahan di alam yang sesungguhnya. walaupun tidak semua adalah lulusan organisasi pencinta alam, tapi hal itu telah membuktikan betapa kemampuan bertahan hidup adalah sesuatu yang bersifat sangat pribadi dan bisa diasah . gw percaya, dengan mereka , dina akan selamat. dan sampai saat ini gw juga masih percaya, bahwa sampai sekarang bagus dwi tetap berjuang menyelaraskan hidupnya dengan alam, dijaga Tuhan.
 
From : Riyanni Djangkaru di milis jejakpetualang@yahoogroups.com
 

13 komentar:

Paman Yudi mengatakan...

Akur.
Ada lagi, bagaimana mereka bisa mengaku pencinta alam kalau menjaga diri sendiri saja tidak bisa, terlihat dengan prilaku MEROKOK! Sudah mengotori udara, merusak kesehatan, membuang uang, puntungnya dianggap remeh sehingga bisa dibuang sembarang. Kesadaran, ya ini semua masalah kesadaran untuk menghargai. Mari kita jaga alam ini demi masa depan. Bukan untuk ego diri.

- emcho - mengatakan...

tulisan yg bagus
satu yg pasti jangan biarkan alam ini rusak oleh para pecintanya...............

gambar pacul mengatakan...

jarang orang menjadi "pecinta alam " yang sesungguhnya, kebanyakan malah cuma menjadi penikmat alam...

HANS ' mengatakan...

yap kesadaran dari kita semua.. secara makro mungkin sadar, tapi gimana wong hutan dijual sama pemerintah Rp 300 perak per m2, nah tu...

HANS ' mengatakan...

ini yang tambah mengenaskan, berseragam dan ber almamater ganteng
tapi kerjanya merusak alam. memanfaatkan alam hanya untuk berpose...

hiks..maafkan aku alamku..kadang pun aku demikian :(

HANS ' mengatakan...

semoga menjadi penikmat yang sopan...dan bijak

-Tidak mengambil apapun kecuali foto
-Tidak meninggalkan sesuatu kecuali jejak
-Tidak membunuh sesuatu kecuali waktu

...deneng waras kang ??

gambar pacul mengatakan...

halah.........nembe nguntal obate ya waras kiye lah

Arsadi laksamana mengatakan...

permisi mau lewat nih..di beri jalan dong..!

HANS ' mengatakan...

silhkan...jangan lupa selalu tinggalkan jejak ya..

ayoE sonari mengatakan...

" kebanyak kelompok2 pecinta alam akhir2ini justru terllau menekankan pada penggojlokan " mental" yang berlebihan, bukan pada skill atau kemampuan dan pengetahuan bekerja sama dengan alam. pemberian materi mengenai bagaimana bertahan hidup di alam yang baik paling banyak hanya 30% , sisanya adalah "olah mental"

waduh kang bongkek tuch g survey semuanyakan?? ga semuanya tuch kelompok2 pencinta alam ya bgtu..
aq g setuju tuch am pemikiran kang Bongkeng!!..padahal notabene dia sndiri juga berasal dari kelompok pencinta alam "W".Seharusnya dia g berkah ngomong bgtu!ato justru itu yg diterapin am dia di "W"

ayoE sonari mengatakan...

" kebanyak kelompok2 pecinta alam akhir2ini justru terllau menekankan pada penggojlokan " mental" yang berlebihan, bukan pada skill atau kemampuan dan pengetahuan bekerja sama dengan alam. pemberian materi mengenai bagaimana bertahan hidup di alam yang baik paling banyak hanya 30% , sisanya adalah "olah mental"

waduh kang bongkek tuch g survey semuanyakan?? ga semuanya tuch kelompok2 pencinta alam ya bgtu..
aq g setuju tuch am pemikiran kang Bongkeng!!..padahal notabene dia sndiri juga berasal dari kelompok pencinta alam "W".Seharusnya dia g berkah ngomong bgtu!ato justru itu yg diterapin am dia di "W"

udum sudrajat mengatakan...

wah bagus2 ya comenya sampai2 sistem pendidikan & merokok aja di bahas tapi yang membuka jalan pakai motor,mobil membawa kamera ga ada yang mengkeritisi ya

Dio Moeripto mengatakan...

saya pernah bahas itu di surya kencana waktu 'Diskusi Penggiat Alam Bebas' rame bahasannya... dan ujungnya...???!!! sekedar retorika yang sulit diaplikasikan karena menyangkut habit orang banyuak...hehehe..