Minggu, 10 Agustus 2008

[BUSER Semeru] 2 siang 1 malam menyapa Semeru

500m Mahameru,

“Inilah puncak-ku…inilah dataran tertinggi yang aku pijak”

 

Aku hanya mampu menikmati puncakku disini, diantara debu dan pasir mahameru yang menjulang tinggi diatas dataran TNBTS, dikemiringan puncak pasir ini aku menikmati garis cakrawala yang biru memanjang…. “Uh!! Aku gagal kali ini, dikesempatan ke-2 ku…”

 

***

17 Juli 2008 @11pm

Perjalanan dari Surabaya menuju ke puncak Semeru ini aku awali.. hampir tengah malam ini kami bertiga menyusuri perjalan panjang dari Surabaya ke Malang dengan mengendari sepeda motor. Aku, Arif gentong dan Pramono. Hari ini aku ingin menyusul team BUSER Semeru yang sudah berangkat ke Ranu Pani hari rabu tanggal 15 kemarin.

Aku hanya bisa mengantarkan dan melepas team pertama di terminal Bungurasih kemarin. Jendral Mbenk, herO, Wahyu, Nurul, Susan, Yuni, Sinyo, dan Ka Rina yang jauh-jauh dari Malaysia. Sedangkan dari info dimilis dan sms yang aku terima team dari Jakarta sudah sampai di Malang, Begitu juga rombongan Ayu yang baru pulang dari Lomba Susur pantai di Bali, mereka sudah bergabung dan sedang dalam pejalanan ke Tumpang.

Malam ini, udara dingin sepanjang jalan ini benar-benar membekukan. Sekitar pukul 1 dini hari, sampailah kami bertiga di Malang. Malam ini kami stay dirumah saudaranya Pramono didaerah Blimbing.

 

18 Juli 2008 @5am

Istirahat yang hanya beberapa jam, sudah harus dibangunkan karena perjalanan menuju Ranu Pani harus kami awali sepagi mungkin, setidaknya agar bisa mengejar team BUSER yang pagi ini mereka melanjutkan perjalan dari Ranu Kumbolo ke Kali Mati…

Sarapan Nasi dan Mie goreng + telor ceplok cukup mengenyangkan pagi ini. Sebagai bekal tenaga untuk perjalanan nanti. Pukul 6, setelah pamitan, kami bertiga melanjutkan perjalanan dan beroff-road ria di jalanan menanjak sepanjang Tumpang Ranu Pani. Beberapa kali Pramono harus turun dari boncengan karena Supra X125 ku tidak mampu melewati tanjakan yang cukup terjal…

Diselingi pemandangan yang menakjubkan, lokasi yang selalu aku rindui untuk aku kunjungi lagi dan lagi… hamparan bukit teletubies di punggung belakang gunung Bromo, selalu menyimpan keinginanku untuk selalu menyapanya…

Pernah bermipi… andaikan suatu saat, pingin rasanya foto pre-wed disini.. hihi… halah!!

2 jam dari kota Malang, pukul 8 pagi sampailah dua motor bebek Supra ini didepan rumah pak Thomas. Bersalaman, menyapa, sedikit basa-basi dan menitipkan motor ini disana.

 

Ranu Pani@ 9.15am

Kali ini aku hanya membawa Daypacks kecil, doorprise yang aku dapatkan saat JP Camp di Bogor akhir bulan juni kemarin. Kecil memang, tapi ternyata cukup untuk membawa seluruh barang bawaan ku yang ternyata tidak sedikit, SB EIger, jacket, rain coat, satu stell pakainan + kaos buser, 2 senter kecil, nesting, 4 mie kuah, 3 roti sisir, 2 cracker dan sebungkus nasi campur untuk makan siang nanti…. Standard survival. Kami bertiga tidak membawa tenda, karena kami mengandalkan team BUSER yang sudah berangkat kemarin.

Perjalan dari Ranu Pani ke Ranu Kumbolo dengan sedikit berlari. Setelah memutari beberapa bukit dan melewati jalanan yang sudah di paving blok dari start sampai POS I (pos sampah). Sampailah kami di Ranu Kumbolo, hanya 3,5 jam yang kami butuhkan, sehingga pukul setengah 1 siang sudah menikmati indahnya danau Ranu Kumbolo yang sedikit berkabut.

 

Ranu Kumbolo 12.30pm

Istiharat siang dibawah pohon ditepi Ranu Kumbolo, kaki yang cukup pegel karena masih beradaptasi dengan sepatu baru V-Lite yang baru aku beli nitip dari Uchit kemarin. Lumayan murah cuma 200ribu. Padahal dipasaran masih 350ribu. Enggak tahu beli dimana…

Makan siang tanpa kuah, dipanas awal kemarau… tidak banyak yang aku makan, entah karena selera yang turun atau karena tubuh yang sudah kecapaian oleh perjalanan sejak semalam.

Awalnya Arif gentong hanya mau stay dan camp di Ranu Kumbolo ini sambil menunggu team BUSER turun. Tapi aku memaksanya untuk tetap melanjutkan perjalanan, setidaknya aku cuma pingin nge-camp bareng team. Untuk Puncak Mahameru aku tidak begitu minat. Selain waktu yang aku miliki tidak banyak juga merasa tubuh ini tidak sanggup untuk digeber menggapai Mahameru dalam sehari. Dan juga aku pernah mencumbui pasirnya tahun 2006 kemarin.

 

Pukul 2 siang, setelah istirahat, dan makan siang yang tidak banyak akhirnya kami bertiga memutuskan untuk melanjutkan ke Kali Mati. Dari Ranu Kumbolo ini… Tanjakan Cinta yang menanti dengan angkuhnya… aku hanya bisa melihat kedua rekan sependakianku Arif gentong dan Pramono melewati tanjakan ini dengan sukses. Sedangkan aku entah berapa puluh kali berhenti ngos-ngosan… huh!!!

Turun ke Oro-oro Ombo yang berdebu, dan memasuki hutan Cemoro Kandang yang juga semakin kering. Mungkin dengan sedikit api, atau putung rokok dari pendaki yang tidak bertanggung jawab cukup menghabiskan bukit ini. Semoga tidak pernah terjadi…

Disekitar jambangan sebelum kutemui savana pertama. Tubuh serasa mulai Drop. Entah kerena masuk angin gara-gara naik motor semalam, atau karena perutku menolak menu makan siang tadi… mungkin juga karena fisik yang aku paksa untuk menggapai Kali Mati dalam waktu sehari ini. Huh!! Sahabat terbaikku disetiap pendakian, mereka membantu membawa daypack yang tidak begitu berat hingga Kali Mati cukup meringankan aku. Thanks!

Hingga sampailah disavana itu… disana aku temui satu kehidupan, sebuah peradaban Indah yang dibangun oleh alam.

Dari sini karena jalanan yang terus menurun kami lalui dengan berlari kecil sampai di pos Kali Mati yang sudah berdiri beberapa tenda dari Team BUSER. Sahabat-sahabat alam yang selama ini kami hanya bertemu di duni maya, kini kita bertemu kembali, dibawah puncak mahameru yang megah…

 

Kali Mati @ 5pm

Satu persatu aku sapa team BUSER semeru. Ada beberapa yang sudah pernah bertemu seperti alumni team Argo JPers Surbaya, JPers di JP Camp, dan juga ada beberapa wajah-wajah baru yang memang belum pernah ketemu.

Malam mulai menjelang. Kali Mati begitu dingin, ditambah dengan angin kencang yang berhembus dari sela-sela bukit… pyuh…. Sebungkus mie kuah telah aku habiskan, dan sedikit nasi sop dan dendeng yang aku dapatkan dari rombongan Ayu cukup mengenyangkan perut ini. Di sekitar tenda La Fuma kuning Arif gentong terus memainkan nesting dan kompor, entah masak apa. Aku hanya ingin istirahat setelah siang yang melelahkan tadi…

 

11pm. Telat satu jam dari yang dijadwalkan team BUSER. Satu persatu pendaki yang rencana Summit pagi ini mulai mempersiapkan diri. Aku yang sejak kemarin hanya mentargetkan Kali Mati ini ikut bangun menikmati jahe hangat.

“nggak muncak Han?” Tanya Susan

“nggak ah, cape, lagian yo wes tau” ….

“Tanggung Han sudah sampai sini..” dengan nada menantang

Entah kemauan dari mana, akhirnya aku pun mengambil jacket dan daypack ku, ikut berbaris dan berdoa diantara 25 pendaki yang akan summit. Satu-persatu dari kami berjalan didalam gelap yang dingin berdebu. Track menanjak terus sampai di Arcopodo, Kelik…

“Cuma begini Han, Puncaknya? ” Tanya Andri yang baru pertama kesemeru

“tuh, naik dikit track pasirnya”…

Track dari kelik sampe puncak ini adalah yang paling berat dari semua Track di semeru.. menanjak dengan kemiringan sekitar 45 derajat… juga medan pasir yang sangat berat dan menyulitkan. Apalagi bagi yang pertama mendaki semeru. Akan menajadi satu kenangan tersendiri saat melewati puncak pasir ini. Saat mendengar Andri dan Ayu sampai sujud syukur dipuncak ini. Aku merinding… walaupun puncak ini pernah aku jamah.

 

Merangkak, mendaki..beberapa kali harus dilalui pendaki lain… Ayu.. cepot… Susan… Nurul… mereka telah mendahuluiku. Fisik yang sudah habis dari kemarin serasa tak mampu dipaksakan lagi…

Istirahat cukup lama di Cemoro Tunggal, ternyata tak mampu mengembalikan semangat dan fisik ini. Aku mencoba melangkah lagi, meskipun sudah tidak ada lagi pendaki dibawahku…yang aku lihat hanya lampu kelip-kelip merah dari daypacks Om Gonjess..yang terlihat dekat, tapi tak mampu aku raih.. Ah!!

Kucoba terus merangkak.. dan terus menyemangati diri untuk melewati track pasir yang menyiksa ini. Sampai akhirnya saat aku harus memutuskan untuk tidak mendaki lagi, tepat disebuah papan bertuliskan “500 M MAHAMERU”.. aku rebahkan raga ini dan menikmati sunrise yang mulai muncul menggariskan cakrawala biru diatas dataran TNBTS.

 

“Inilah puncak-ku…inilah dataran tertinggi yang aku pijak”

 

“Aku hanya mampu menikmati puncakku disini, diantara debu dan pasir mahameru yang menjulang tinggi diatas dataran TNBTS, dikemiringan puncak pasir ini aku menikmati garis cakrawala yang biru memanjang….Uh!! Aku gagal kali ini, dikesempatan ke-2 ku…”

 

Sebuah keputusan antara ego dan rasional saat aku harus memutuskan untuk behenti disini, sebelum aku memaksa. Entah apa yang aku dapatkan jika aku harus memaksa menggapai puncak dengan kondisi fisik yang sudah lemah, apalagi rencana hari ini setelah turun nanti adalah langsung track balik ke Ranu Pani tanpa camp.

 

@8am, dikemiringan Mahameru

Satu persatu team BUSER menuruni track pasir yang cukup berbahaya ini apalagi jika mereka salah memilih jalur dan terlena saat meluncur diatas pasir. Bisa-bisa jatuh sampe ke jurang. Hal ini lah yang biasa terjadi jika seorang pendaki hilang di Semeru. Mereka memilih jalur yang salah, karena memang terlihat sama semua. Kita masih diuntungkan dengan adanya satu pohon cemara, Cemoro Tunggal, inilah yang harus dijadikan acuan saat harus menuruni.

Aku menunggu satu persatu turun..mencoba mengarahkan mereka kejalur pendakian yang benar. Dan akhirnya aku ikut turun di Cemoro Kandang, sampai semua team BUSER turun.

 

19 Juli 2008 @ 10am

Setelah bercinta dengan pasir yang dingin dikemiringan Mahameru. Dan turun sendiri menuruni tanjakan terjal dari Arcopodo sampailah aku di pos Kali Mati, tak berpikir Panjang langsung rebah dan tertidur dibawa pohon. Pukul 1 siang. Packing lagi, karena akan melanjutkan perjalanan pulang sampai ke Ranu Pani.

 

Kali Mati- Ranu Kumbolo – Ranu Pani

1am - 7am

Lagi-lagi harus berlarian kecil menuruni bikit Cemoro Kandang, Aku, Arif gentong, Pramono, Ayu, Susan, Nurul dan Tovic beriringan dan kadang-kadang harus berhenti untuk bernarsis ria mengabadikan kisaran waktu… “Naik gunung itu mesti capek, rugi kalo nggak narsis “

Di Ranu Kumbolo, istirahat sejenak menikmati air danau yang semakin bertambah memakan area camp disana. Hingga pohon2 tumbang yang menambah menarik view danau ini tidak kelihatan.

Setelah dirasa cukup, dan berpamitan dengan team yang ingin camp lagi di Ranu Kumbolo, Om Gonjess, Nurul, Cepot, Lyne, dan mas Tobing. Kami melanjutkan perjalan ke Ranu Pani… berjalan semakin cepat berkejaran dengan malam yang semakin gelap tak terkejar… sampai-sampai dari pos 2 ke pos perijinan Ranu Pani tanpa berhenti. Pyuh!!!

Pukul 7 malam, kami kembali keperadaban. Sebuah perjalanan paling gila yang aku lewati 2 hari ini. Menyentuh mahameru hanya dalam 2 siang 1 malam. Demi menyusul team BUSER... dan hampir sempurna.

 

20 Juli 2008.

Semalam kami tidur bersama di rumah bu Nunuk, berdesakan tapi hangat. Dan pagi ini kami harus kembali pulang. Ke Surabaya dengan melewati bukit teletubies dan lautan pasir Bormo yang ternyata tidak bisa dilalui motor, karena pasirnya terlalu lunak. Apalagi panas matahari tanpa pengahalang yang terus mengawasi… ah.. seandainya ikut naik jeep dengan team yang lain. Yang berpisah diatas bantengan dengan view Bromo yang asing tapi jauh lebih Indah dari pada lautan pasir ini.

Akhirnya motorku bisa melewati lautan pasir, meskipun harus mendorong dan beroffroad. Dan kembali pulang ke Surabaya dengan selamat dalam satu Trip paling gila yang aku jalani.

 

Thanks to;

.: Allah SWT, untuk hamparan TNBTS yang selalu Indah

.: team BUSER [ Mbenk - Rina H - Sinyo - Hero - Nurul - Susan - Ike – Tobing - Gonjess - Buluk - Dimas - Arief YKT - Andri - Arifin - Tovic - Uchit - Ayu - Dina - Mui – Sigit - Faries -  Yuni - Wahyu – Cepot ]

.: Arif Gentong dan Pramono, yang setia menemani perjalananku

.: Milis Jejak petualang

 

 

Kohan

-berada dipuncak gunung adalah satu hal menakjubkan yang aku jalani, karena aku bukan pendaki..

 

10 komentar:

amie maniez mengatakan...

moga kesempatan itu bisa aku raih untuk menginjakkan kaki di puncak ini, semoga...

HANS ' mengatakan...

yuk.. nanti kita kencan bareng disemeru, dijamin jadi kisah romantic adventure..gimana?
wakkkaaa.... :D

gambar pacul mengatakan...

mengini temen koh asem lah...!

HANS ' mengatakan...

mulane aja macul karo matun tok nang sawah, sekali-kali.. Rekreasi-lah
liatlah luas dan indahnya Dunia....

gambar pacul mengatakan...

genah izya koh....jyan......!

maning2 ngajak2 inyong kang.......jyan nek dibayari mangkat lah...hi..hi..

HANS ' mengatakan...

Merapi kang, upacara 17an, karo team JPers Indonesia... sudah terdaftar sekitar 40an pendaki.

David Mario mengatakan...

puncak hanya sebagian dari proses pendakian. bukan segala-galanya, aku rasa kamu juga sudah tahu hal ini.
Tetep mendaki bro...

HANS ' mengatakan...

setuju!!

Sweet Susan mengatakan...

jangan menyerah Han...
Semeru masih ada di sana. Mau ditemenin ta?
Aku tunggu di kumbolo ya... :D

HANS ' mengatakan...

nggakah, kapan2 lagi.. mau nyari puncak lainnya dulu :D...
tapi pasti kembali nanti..