Kamis, 21 Agustus 2008

[JPers] Pendakian MERAHkan Merapi PUTIHkan hati

14 Agustus 2008
“Akhirnya panggilan itu datang juga”…ekspresi yang aku tulis distatus YMku, setelah tanggal 5 juli kemarin gagal mendaki Merapi bersama mas Bleem dan masGay dari komunitas milis #pendaki, padahal saat itu aku sudah sampe di Jogja, sepulang dari JP Camp di curug Ciheurang-Bogor.

15 Agustus @9pm
Semua personil JPers Su
rabaya yang akan mengikuti Pendakian Merah Putih di gunung Merapi sudah berkumpul di area masjid Terminal Bungurasih, Aku, Arif gentong, Wahyu, HerO, Daoi Fani, dan Nurul. Malam ini kami berenam akan menuju kota Jogja dengan menaiki bis ekonomi. Padahal dari kemarin yang deal ikut trip ini cuma Hero dan Nurul, ko saat pemberangkatan jadi bertambah semakin banyak..

Aku pun jadi tertarik dan sampe ga bisa nolak.. saat beberapa sahabat memaksaku untuk ikut Trip ini, berat memang menolak untuk berkumpul dengan sahabat-sahabat yang sudah lama dikenal didunia maya, selain itu juga moment 17an, upacara bendera di puncak Merapi. Puncak Garuda salah satu puncak yang aku impikan..

16 Agustus @4am
Bis MIRA kelas ekonomi yang kami naiki merapat ke Terminal Giwangan, Yogyakarta setelah 6 jam perjalanan dari Surabaya. Tidak banyak aktifitas selama di bus, hanya tetap berkoordinasi dengan te
am dari Jakarta yang terlambat karena menunggu beberapa personel, dan juga tejebak kemacetan saat keluar kota.

Pukul 7 pagi rombongan Devim dkk dari Probolinggo, serta kang Tovik dari Malang sudah bergabung dengan JPers Surabaya. 11 JPers Jatim yang akhirnya bergabung pada Trip kali ini. Kami tinggal menunggu mas Eko, JPers Jogja yang nantinya akan bersama menuju Selo.

Pukul 10 pagi rombongan berangkat dari terminal Giwangan menuju Blabak, menaiki bis kota jurusan Magelang, Rp 7000 retribusi yang harus kami bayar. Sekitar satu setengah jam sampai di Blabak dan dilanjutkan dengan naik angkutan kota menuju Selo.

Sampai di Base Camp Merapi-Selo, suasana sudah cukup rame, banyak pendaki yang berdatangan dari berbagai kota di sekitar Jawa Tengah. Puncak Merapi merupakan salah satu puncak yang jadi tujuan pendakian bagi para pendaki untuk menggelar upacara kemerdekaan Negara Indonesia tiap tahunnya. Karena jadwal siang ini seharusnya adalah mengadakan permainan dan perlombaan untuk anak-anak di Selo, tapi team dari Jakarta baru memasuki kota Temanggung. Maka susunan acara kecil kita bikin mendadak, dengan meminta ijin dari Base Camp dan mengumpulkan anak-anak disekitar Base Camp. 3 permainan yang kami siapkan cukup meriah kami gelar… tak kurang 30 anak-anak mengikuti permainan itu. Mereka semakian antusias saat ada kabar kalo semua peserta bakal dapet hadiah.

Pukul 4 sore, Bis yang dinaiki team Jakarta sampai di Base Camp, dan langsung diadakan pembagian hadiah untuk anak-anak di Selo. Prepare.. istirahat sebentar dan dilanjutkan dengan pendakian ke Puncak Merapi

Start pendakian pukul 7.30 malam, jalanan yang menanjak dan berdebu tanpa ampun. Hanya Track tanjakan berbatu yang kami temui dari pos 1 hingga pasar Bubrah, tak banyak bonus jalan mendatar. Debu yang semakin pekat bertaburan saat terinjak kak-kaki ini semakin menyusahkan nafas dan pandangan. Rame sekali pendakian malam ini, silih berganti dan susul menyusul dengan team lain.

Dengan ditemani mp3 player merk kacangan dan speaker yang selalu menyanyikan lagu-lagu berbagai versi, aku berjalan menyusuri jalan berbatu ini. Beringan dengan beberapa teman...ada satu lagu yang aku nikmati malam ini, sebuah lagu lawas dari White Lion ”Till death do us a part” begitu romantisnya malam ini, saat tubuh ini bermandi peluh.. saat tubuh kedinginan, dan hati semakin sepi aku nikmati liriknya...

As we talk the golden mile
Down the pretty aisle
I know that you are mine
And theres nothing in this world

That I know that I wont do
To be near you everyday
Every hour every minute

Take my hand and let me lead the way
All thru your life
Ill be by your side
Till death do us part
Ill be your friend

My love will never end
Till death do us part

When I wake up everyday
With you lying in my arms
I wonder if Im dreaming
When I look into your eyes
I just cant believe its true
That my heart belongs to you
Baby you can have it all 

Therell be good times
And therell be bad
But I will stand beside you woman
All the way
And thru the years
As life goes on n on
When snow will fall on winter nights
Ill keep you warm inside

Yeah baby I will

***

Sampai akhirnya pukul 1 malam beberapa JPers mulai tiba dipos Pasar Bubrah, sebuah dataran berbatu dengan angin yang sangat kencang, menyusahkan kami untuk mendirikan tenda. Saat tenda sudah berdiri pun anging yang menerpa tak mau kompromi mengoyak malam gerhana ini dengan angkuhnya.

Malam ini aku mendapatkan tenda yang cukup nyaman, tidak berdesakan bersama Conay, Dimar, dan Khusnul. Hanya berempat dalam tenda yang selalu digetarkan oleh angin dari puncak merapi. Pembagian tenda malam ini sangat tidak merata, ada yang satu tenda ber 5, bahkan ber 9, padahal tenda kapasitas 4 orang. Hal ini dikarenakan dingin dan angin yang terus menerpa, kami jadi malas untuk keluar dari tenda apa lagi mendirikan tenda...dan akupun kebagian terakhir setelah berkeliling mencari tenda yang masih muat.

17 Agustus @3am
Dingin yang terus menggetarkan... nggak Cuma tenda, tapi tubuh ini tak henti-hentinya merinding disco.. (ikut ko
sakata Medina.. :D). Pukul 3 ini aku dibangunkan oleh dinginnya Pasar Bubrah. Juga karena keinginan untuk menikmati malam Gerhana Bulan ini. Keputusan yang tepat, meskipun dingin dan angin yang berhenbus sangan menyiksa, tapi rain coat yang aku pakai cukup nyaman untuk menemaniku menikmati ribuan bintang yang kesepian malam ini... karena ditinggal sejenak oleh sang bulan...

Kadang saat aku kesepian disanalah aku temui sebagian jiwa ini
Seperti bintang itu.. ia berbinar cerah saat sang bulan rehat sejenak.
 

Saat cakrawala mulai menunjukkan garis bumi diufuk timur, aku, wahyu dan bang Boim memutuskan untuk mendaki ke puncak bayangan, berharap dapat sunrise indah disana, dan benar setelah beberapa saat menunggu dengan harap-harap cemas... akhirnya datang juga sebuah bulatan telot mata sapi yang indah, kenikmatan alam yang selalu menjadi candu bagi setiap penikmat alam, sunrise.

@7am
Beberapa Jpers memulai persiapan untuk S
ummit ke Puncak Garuda, aku mengikuti dari belakang.. yah diujung belakang aku mengikuti jejak mereka. Jejak-jejak sahabat alam yang beberapa kali goyah bahkan runtuh saat menginjak bebatuan labil di jalan yang tidak pernah ada bentuknya ini. Apa yang mereka cari dipuncak sana? Apa yang aku kerjakan ini? Hanya mengikuti kehendak mereka? Ataukan aktualisasi didunia petualang biar aku di cap sebagai seorang ”pendaki”... Ah entahlah.. panggilan itu telah datang, akhirnya puncak itu telah memanggilku.

Gagah dan penuh Wibabawa, bagai pasukan perang sang Sultan Dikeraton Jogja sana, Puncak Garuda itu menyambut setiap jengkal langkah kami...  hingga akhirnya aku sampai dipuncak itu, tak ada perasaan yang lain yang aku rasakan saat tiba dipuncak ini, hanya kekaguman akan tangan-tangan tuhan yang menciptakan gunung dengan begitu kokohnya, hingga dijadikan pasak diantara pipihan lapisan bumi. Aku besyukur..Subhanallah.. walhamdulillah.. kucumbui lagi puncak dunia, diketinggai 2965 meter ini.

Rame disana, beberapa ratus pendaki berfoto dengan berbagai pose, mengabadikan moment yang sebenarnya sama saat kita berada dipuncak lain. Dengan garang mengibarkan sang saka di antara angin kencang danbau belerang yang menyengat dari puncak sebelah barat yang merekah berwarna kuning belerang, dan tentunya panas sekali.

Sekitar satu jam dipuncak dan kamipun menyusuri jalan menurun yang cukup menyiksa, apalagi dengan runtuhan batu-batuan kecil bahkan beberapa kali aku lihat ada teman yang terpeleset.

Upacara Kemerdekaan Negara Indonesia

Turun dari puncak, komandan Obie langsung menginstruksikan pasukannya untuk bersiap mengikuti upacara kemerdekaan Negara Indonesia, saat itu ternyata kami mendapatan bonus. Memang kami sudah merencanakan untuk menggelar upacara kemerdekaan dipuncak, namun ternyata kami diajak oleh team EXPEDITION dari Metro TV. Yang saat itu sedang mengadakan liputan dengan seorang senior pendaki dari Wanadri.

Upacara berjalan cukup sederhana dan khidmat..

Pukul 12 siang ini, perjalan turun kami mulai, dari track yang kami lewati semalam, tentunya jalanan curam menurunlah yang akan dilalui. Ditambah lagi dengan debu musim kemarau yang menyiksa... ah!! Aku tak bisa berlarian disana...  

Base Camp Selo, sampai lagi disini setelah semalam sehari mencari jati diri di Pucak Garuda, dan tak pernah aku mengerti. Tapi aku merasakan, menikmati sebuah kepuasaan saat impian untuk menapakkan kaki disalah satu gunung teraktif didunia ini.

Jogja @8pm
Jalanan kota ini sudah mulai gelap, tapi malah semakin padat dan semakin rame, itulah susana kota jogja. Kota pariwisata yang masih kental dengan tradisi jawanya, tidak jauh dari kota kelahira
nku dibaratnya sana. Malam ini rombongan Jpers akan bermalam disebuah tempat yang cukup nyaman di Wiswa mahasiawa Riau, karena kebetulan salah satu penghuninya adalah Jpers, mas Eko. Seseorang yang pernah aku temui di JPCamp, akhir juni kemarin. Disinilah persahabatan begitu terasa, saat kami yang berjumlah 40an ini menemukan sebuah tempat untuk sekedar beristirahat dari seorang sahabat, meskipun kami hanya bertemu sekali, dan itupun hanya beberapa dari kami... terima kasih sahabat. Terima kasih mas Eko.

Capek... ngantuk, tapi malam ini lagi-lagi aku tak mampu menolak ajakan sahabat untuk menikmati malam di jogja. Aku, kang tovic dan Wiwid berjalan menuju ke sekitar  monumen serangan umum 11 maret, didepan istana negara jogja diujung selatan Malioboro. Sebuah tempat yang dulu penuh dengan PKL, sekarang sedikit lebih tertata. Dan beberapa kursi yang memang disediakan untuk duduk-duduk menikmati suasana jogja. Disana kami bertemu dengan rombongan om Hendry Agustin yang mengajak untuk keliling menuju Alun2 selatan. Tak rugi jauh-jauh kami naik becak. Disini kami bermain sebuah permainan unik. Dengan mata tertutup kami mencoba berjalan diantara dua pohon beringin yang ada ditengah-tengah alun-alun  selatan. Aneh! Setiap hampir melewati pasti langsung dibelokkan arahnya, entah kemana..huh!! dan aku mencoba yang ketiga kalinya hingga bisa berhasil melewatinya.. Aneh!!

18 Agustus @12am
Cukup puas dengan permainan aneh itu. Dan kami kembali ke wisma sekitar pukul 12 malam, disini pun ternyata masih rame. Sekitar jam 2 dini hari, akupun memilih untuk istirahat...

Pagi ini kami semua packing mengemasi barang bawaan kami masing-masing, sebelum berpisah kami sempatkan untuk menikmati jalan kaki disepanjang Malioboro. Beberapa Jpers terlihat sibuk tawar menawar pernak-pernik maupun pakaian yang memang harganya cukup murah. Pukul 1 siang sebuah sms dari komandan Obie masuk, menginformasikan kepada seluruh peserta untuk berkumpul di Alun-alun utara... mengenyangkan diri di Angkringan yang cukup murah... istirahat sambil ber hahahihi...dan saat itu akhirnya datang, Saat kami harus berpisah untunk pulang ke kota masing-masing.

Selamat jalan kawan, jarak dan waktu ini semakin bergerak memisahkan
Tapi cintaku akan terus bertambah diantara jarak itu
Mengisi ruang-ruang kosong dengan kerinduan
Untuk menggapai puncak-puncak dunia bersamamu lagi

 

THANKS to:
.: Allah SWT, selalu dan pasti
.: All Team Pendakian MERAHkan Merapi PUTIHkan hati
.: All Jpers di milis Jejak Petualang Community
.: Selamat untuk momod baru Komendan Obie dan om Jess. Bimbing kami.

 

Wassalamulaiakum warahmatullahi wabarakatuh,

-kohan-
22-08-2008

15 komentar:

bleem saja mengatakan...

nyampe juga akhirnya koh :)

HANS ' mengatakan...

iya om... akhirnya panggilan itu datang juga :">

Yoga Swara mengatakan...

Pentesan kemarin gw telp mau diajak ke Lawu gak mau.

biru biru mengatakan...

weeee lagunya gak kuatt...my favorite song..and ada juga kenangan di Merapi ini hehehehe..numpang lewat ya mas hehee

HANS ' mengatakan...

monggoh, mas....lagu ini sangat menginspirasikan..

Sweet Susan mengatakan...

aku suka lagunya juga han...
Jadi ingat pas ngantri nonton Kungfu Panda ma kamu... halah...

Btw, selamat yah... akhirnya lega juga bisa menggapai puncak garuda ya? Tinggal aku yang belum ngincipi gunung-gunung di jateng :D

HANS ' mengatakan...

iya.. kenangan kita berdua sambil berdiri nggak kebagian tempat duduk.
kapan2 lagi yuk...

gunung jateng, cuma satu itu yg aku impikan, lainnya kering dan gundul...
katanya tetep masih indah gunung dijatim... :D

buNda biLeN mengatakan...

congrats han...
kapan gw kesini yah....??

biru biru mengatakan...

hayaa aku perempuan loh mas..bukan laki laki hiks hiks hehehe :P~

HANS ' mengatakan...

silahkan Bunda..... gunungnya tak akan lari.. nggak usah dikejar
sikecil bisa diajak juga, bukan pendakian yang pajang ko..
kemarin sempet liat ada warga yang bawa anak kecil juga...

HANS ' mengatakan...

hya... maap, foto avatarnya bikin merinding.. kaya..iklan XL..

buNda biLeN mengatakan...

yups....bener bgt han
gunungnya ga kemana2...
but, klo gw naik gunung di sekitaran jatim sono, titip bocah gw yaakkss....hehehe

HANS ' mengatakan...

hayah!! malah disuruh jadi pengasuh beibeh...

Guruh Andrianto mengatakan...

Senengnya bisa sampai di puncak dalam kondisi cuaca cerah...beda dengan ekspedisiku di tahun 2006, mendung melulu! hiiicks....

HANS ' mengatakan...

iya saking cerahnya, kering dan penuh debu.. huh!!