Selasa, 12 Agustus 2008

HIMBAUAN UNTUK MUSIM PENDAKIAN AGUSTUS 2008


Disalin dari milis jejak petualang, ditulis oleh : om Amsi - pendakilemot

Tidak terasa waktu terus berjalan. Akhirnya bulan Agustus 2008 sudah kita lewati beberapa hari. Bulan ini adalah bulan yang spesial untuk bangsa Indonesia karena hari kemerdekaan kita jatuh pada bulan ini. Bulan ini juga spesial buat pendaki karena banyak yang memilih mendaki pada bulan Agustus ini.

Meskipun tidak semua pendaki mendaki pada bulan Agustus ini, apabila dilakukan survey, mungkin saja hasilnya menunjukkan peningkatan jumlah yang signifikan pada bulan ini, terutama pada saat perayaan hari kemerdekaan yang jatuh setiap tanggal tujuh belas. Tak heran, di beberapa gunung pada tanggal tersebut jumlah pendaki membludak tak ubahnya sebuah pasar. Beberapa gunung yang banyak dikunjungi pada musim pendakian 17 Agustus diantaranya adalah Gunung Lawu, Gunung Ceremai, Gunung Merapi, Gunung Semeru, Gunung Merbabu, Gunung Sumbing, dan Gunung Rinjani. Gunung-gunung lainnya sepertinya juga tidak kalah ramai pada tanggal tersebut.

Banyak pendaki yang memilih mendaki pada musim pendakian Agustus, baik pendaki yang sudah memiliki jam terbang tinggi ataupun pendaki musiman. Alasannya mungkin pada bulan ini cuaca lebih bersahabat karena kemungkinan turun hujan dan badai sangat kecil. Alasan lainnya adanya tanggal merah yang jatuh setiap tanggal 17, ingin suasana yang ramai dan meriah di gunung (meskipun banyak pendaki yang tidak menyukai suasana seperti), dan keinginan merayakan upacara kemerdekaan di puncak gunung, serta tujuan lainnya.

Berbicara mengenai perayaan upacara kemerdekaan di puncak gunung merupakan sebuah bahasan klasik. Sepuluh dua puluh tahun yang lalu agenda ini menjadi agenda rutin kelompok-kelompok yang menyebut diri sebagai pencinta alam. Mulai dari pencinta alam OSIS, karang taruna, klub-klub kecil yang tersebar dimana-mamna, mapala-mapala kampus, sampai organisasi besar berbondong-bondong membuat event pendakian massal plus upacara kemerdekaan dengan menyedot banyak massa. Hegemoni bercampur dengan semangat patriotisme dan nasionalisme melebur menjadi satu, mampu menjadi magnet untuk mengumpulkan beratus-ratus bahkan beribu-ribu orang di puncak kerucut sebuah gunung yang hanya menyisakan sedikit hamparan kecil untuk menampung aspirasi mereka, meskipun sebagian yang berkumpul tersebut mungkin saja adalah pendaki musiman.

Banyaknya jumlah pendaki yang (mungkin) mendaki pada musim pendakian 17 Agustus ini sedikit banyak membawa dampak negatif terhadap gunung. Tulisan ini bukan bermaksud membahas dampak tersebut, melainkan mengajak dan sedikit menghimbau kepada pendaki yang berencana mendaki pada musim pendakian 17 Agustus ini sehingga dapat meminimalkan dampak buruk yang mungkin terjadi. Himbauan ini sebenarnya lebih tepat ditujukan kepada pendaki musiman, dan sama sekali tidak tepat apabila penulis sampaikan ke member forum ini yang notabenenya adalah pendaki yang berpengalaman. Apabila dirasa perlu, tulisan ini dapat di teruskan kepada yang membutuhkan.

Penulis adalah pendaki yunior yang minim pengalaman dalam dunia pendakian dan sangat sadar belum pantas untuk memberikan himbauan ini. Penulis sama sekali tidak bermaksud untuk menggurui apalagi menjadi sok pintar, jadi penulis mohon maaf apabila ada pihak-pihak yang merasa tidak berkenan dengan tulisan ini.

Beberapa poin yang ingin penulis sampaikan adalah sebagai berikut:

  1. Buatlah rencana perjalanan yang baik sesuai dengan kondisi gunung yang akan didaki. Diskusikan rencana tersebut dengan semua anggota tim. Jangan sampai ada anggota tim yang tidak mengetahui detail rencana perjalanan.
  2. Pilihlah peralatan yang sesuai dengan medan gunung yang akan di daki. Diskusikan dengan tim anda mengenai peralatan apa saja yang harus dibawa dan yang tidak perlu dibawa.
  3. Pilih dan bawa logistik sesuai dengan kebutuhan. Untuk musim kemarau seperti sekarang ini, membawa buah-buahan akan sangat bermanfaat untuk mencegah bibir pecah-pecah.
  4. Perlengkapan tambahan yang perlu dipertimbangkan adalah masker (menahan debu), sunblock, manset, topi, dan kacamata hitam (yang sensitive terhadap sinar matahari).
  5. Jangan meninggalkan sampah, bawalah sampah anda kembali. Usahakan juga jangan membakar sampah untuk menghindari kebakaran hutan. Sampah yang dibakar juga tidak sepenuhnya terurai, malah hasil pembakaran sampah anorganik cenderung berbahaya untuk kesehatan karena bersihat racun dan karsinogenik (memicu terjadinya kanker).
  6. Bawalah air dari bawah, jangan sekali-kali mengambil air yang ada di pipa-pipa penduduk atau merusaknya. Di beberapa gunung, air yang disalurkan pada pipa-pipa tersebut adalah nadi kehidupan warga di lereng gunung untuk mencukupi kebutuhan minum, memasak, ternak, dan ladang. Mengambilnya sama saja dengan kita merampas milik mereka. Pada musim kemarau seperti sekarang ini, tidak hanya kekeringan yang melanda lereng-lereng gunung di jawa tetapi debit air tanah juga kecil sehingga banyak warga di lereng gunung yang kesulitan air. Lebih baik kebutuhan air untuk pendakian disiapkan dari bawah. Membeli kepada warga di lereng gunung yang menjajakan air kemasan akan lebih baik karena bisa memberikan pemasukan buat mereka.
  7. Usahakan tidak membuat api unggun kecuali untuk tujuan yang memang benar-benar diperlukan. Apabila terpaksa harus membuat api unggun, sebelum meninggalkannya, pastikan bahwa api unggun tersebut telah benar-benar padam. Jangan meninggalkan api unggun dalam keadaaan masih ada bara, apalagi masih menyala karena bisa menyebabkan dan memicu kebakaran hutan. Bekas dari api unggun (abu dan arang) juga menciptakan kesan bahwa gunung menjadi kotor sehingga tidak enak di pandang. Di samping itu bekasnya yang berupa arang bisa saja dimanfaatkan orang untuk mencorat-coret batu atau papan penunjuk jalur (vandalisme). Asap dari api unggun pun sering kali menganggu pendaki lainnya, sering memenuhi area camping ground lalu asapnya terperangkap di dalam tenda sehingga bisa menganggu pernafasan. Terlalu lama menghirup asap pada saat kita kelelahan dan kandungan oksigen yang makin tipis tentu tidak baik untuk kesehatan.
  8. Jangan membuang sisa makanan atau minuman (sampah organik) ke perairan dan atau mata air (kalau ada) karena akan mencemari mata air tersebut. Pembuangan bahan organik ke perairan akan menurunkan kandungan oksigen terlarut karena dipakai untuk dekomposisi aerob. Pembuangan sampah organik ke perairan juga akan memicu pertumbuhan organisme perairan sehingga air tercemar secara biologis dan tidak bisa dikonsumsi langsung. Pada keadaan yang alamiah, air di alam mempunyai kapasitan untuk self recovery. Pada keadaan di mana ada masukan sampah-sampah organik, kemampuan ini akan hilang.
  9. Bagi yang merokok, puntung rokok sebaiknya di masukkan dalam saku-saku celana atau tas dan jangan dibuang sembarangan karena sangat beresiko kebakaran hutan. Di samping itu, sampah dari filter rokok juga akan sulit terurai.
  10. Selama perjalanan, usahakan tidak perpecah dengan anggota tim (kecuali tim advanced untuk tim besar). Pada lokasi yang sangat berdebu, jaga jarak dengan pendaki lain untuk meminimalkan debu.
  11. Gunakan jalur yang telah ada. Jangan menambah areal terbuka di hutan/gunung dengan membuka jalur yang baru.
  12. Usahakan kalau lelah beristirahatlah agak menepi dari jalur pendakian agar tidak terjadi antrian pendaki yang naik atau turun.
  13. Saling toleransi dengan pendaki lainnya terutama pada saat memilih tempat buat berkemah atau saat melewati jalur sulit dan berdebu dan jangan lupa untuk saling tolong-menolong dan bekerjasama dengan mereka.
  14. Jangan lupa untuk saling mengingatkan dan menjaga rekan seperjalanan apabila melewati tempat yang berbahaya dan beresiko terjatuh seperti pinggir jurang, kawah, dan puncak. Pendaki yang kuat dan berpengalaman mempunyai tanggung jawab lebih besar untuk mendampingi pendaki yang lemah, termasuk mengingatkan apabila melewati akar melintang atau bekas pohon tumbang.
  15. Apabila berencana merayakan upacara kemerdekaan di gunung, lakukanlah dengan sewajarnya, jangan membebani anggota tim dengan banyak ceremony yang melelahkan, dan tetap fokus pada keselamatan. Pilih tempat yang memang benar-benar aman untuk melakukan upacara. Waspadai berdesak-desakan di pinggir jurang atau kawah yang mengeluarkan asap berbahaya.
  16. Apabila membawa radio komunikasi, catat frekuensi yang digunakan oleh tim SAR basecamp barangkali akan bermanfaat kalau terjadi keadaan darutat. Selain itu, usahakan baterei HP tetap terisi untuk berkomunikasi. Di beberapa gunung yang terbuka, sinyal HP masih dapat diterima dengan baik.
  17. Pada suhu yang dingin biasanya baterai HP dan kamera cepat sekali drop dan tidak bisa digunakan meskipun masih baru. Oleh karena itu perhatikan cara penyimpanan yang benar dengan cara menjaganya tetap selalu hangat atau tidak langsung bersinggungan dengan suhu luar.
  18. Data terbaru mengenai gunung yang akan di daki bisa ditanyakan sewaktu melakukan registrasi atau dengan pendaki yang baru saja turun. Apabila ada perbedaan dengan data yang telah disiapkan sebelumnya segera informasikan kepada anggota tim dan diskusikan.
  19. Jangan abaikan pantangan yang berlaku pada gunung yang akan di daki, hormati budaya dan adat masyarakat sekitar lereng gunung, dan jangan sungkan-sungkan untuk beramah-tamah dengan mereka.
  20. Jangan lupa untuk terus melakukan koordinasi dan komunikasi terutama apabila dalam tim lebih banyak pendaki yang belum terbiasa mendaki.
  21. Analisis batas kemampuan kita, jangan terlalu memaksakan diri untuk mencapai puncak apabila fisik kita tidak memungkinkan.
  22. Jangan lupa untuk membawa obat-obatan yang sekiranya diperlukan.
  23. Jangan lupa berdoa sebelum memulai pendakian.

Mudah-mudahan bermanfaat, dan mohon maaf kalau ada yang tidak berkenan dengan tulisan ini.

Selamat mendaki

Salam
Pendaki Lemot

9 komentar:

dhanis wanardi mengatakan...

Om Amsi yah yg nulis??? owhh...kirain tulisannya Om Amsi ini.... :p

HANS ' mengatakan...

emang tulisan Om Amsi...

dhanis wanardi mengatakan...

:) kapan nih guide-in saya jalan2 di jatim?

HANS ' mengatakan...

lha kan kemarin udah baru dari jatim.... mongo silahkan, nanti tak siapkan pasukan lelembutnya ..

dhanis wanardi mengatakan...

PMin dong no dirimu mas...rencana abis lebaran InsyaAlloh mau kesana lagi...

Thanks yah

HANS ' mengatakan...

ok deh,...japri ya
mau nomer apa nih? ukuran baju, celana or sepatu... , nomer rumah??

dhanis wanardi mengatakan...

semuanya aja deh bro...jadi kan gampang bisa tau sekalian...hehehehe

Ummu Afifah mengatakan...

bang kohan keren euy tulisannya....sangat berguna banget......
lam kenal lala, jakarta

HANS ' mengatakan...

ini mah tulisannya om amsi, aku cuma copas...
salam kenal juga lala