Selasa, 07 Desember 2010

Dari Ujung Galuh ke Sunda Kelapa..

Dari Ujung Galuh ke Sunda Kelapa..

Dari kerjaan Majapahit ke kerajaan Pasundan...

Dari Sri Kertarajasa Jayawardhana ke Sri Baduga...

Dari Pantai Kenjeran ke Anyer...

Dari Tugu Pahlawan ke Monumen Nasional...

Dari Surabaya sampai juga ke JAKARTA...


 

Dari Jetis Kulon ke Bendungan Hilir

Hujan petir dan awan hitam mengantarkanku menuju sebuah terminal domestik di Bandara Juanda. Hanya berdua dengan Nurul menaiki sepeda motor dari kosku di Jetis Kulon. Dan harus merasakan gerimis kecil serta beberapa kali kilatan petir saat memasuki area parkir motor di bandara. Sore itu adalah titik sebuah pertualangan panjang dikota panas yang sudah 9 tahun 5 bulan ini aku tinggali. Meninggalkan Surabaya untuk mencoba sebuah kehidupan baru di Jakarta.

Jadwal penerbangan 17:40 WIB, akhirnya delay sampai jam 9 malam. Wahyu dan Doi Fani rela berbasah basah ria demi menyusul mengantarkanku sebelum meninggalkan Surabaya. Dan tak lama kemudian penerbangan singkat itu telah mengantarkanku ke kota yang selama ini selalu aku mempimpikanya. Jakarta, bukan sekali ini aku memperjuangan sebuah pekerjaan di ibu kota. Awal 2008, Awal Mei 2009 dan Awal Agustus 2010 kemarin aku mencoba peruntungan itu. Dan akhirnya perjuangan di akhir tahun ini mengantarkanku untuk ikut menyesaki ibu kota.

Bukan hanya karena ingin ikut memadati ibu kota, tapi bekerja di dunia telekomunikasi sepertinya sebuah tuntutan untuk mengawalinya dari Pusat dari segalanya di negeri ini. Tak bisa dipungkiri Jakarta sebagai ibu kota negara merupakan pusat pemerintahan dan pusat perekonomian negara ini. Maka sederet mimpi tentang pusat-pusat dari kerajaan kecil dunia telekomunikasi telah menyambutku sejak sebelum menginjakan kaki di ibu kota ini. Meninggalkan Ujung Galuh atau nama lain Surabaya saat perang Raden Wijaya melawan pasukan Tar Tar (31 mei 1293, menjadi hari lahir kota Surabaya), bermigrasi ke Sunda Kelapa yang pernah dibawah kekuasaan kerajaan Pasundan.

Dan daerah ruwet bernama Bendungan Hilir dengan kendaraan khas beroda tiga ini menjadi jujugan pertamaku untuk menyapa ibu kota, menemani sahabat lama yang sudah lebih dahulu merantau, Rangga Dive.

 

The Two Towers dan taman rumput melingkar

Dua buah gedung tinggi tepat disisi utara Semanggi, Sejajar dengan jalan Sudirman. Menjadi awal mula aku mengembangkan ilmu yang sudah 12 tahun ini kupelajari, berawal dari sekolah kejuruan di Purwokerto, kemudian bekerja di dunia kabel dan akhirnya mendalami ilmu Selular di Surabaya. Dan disinipun aku masih bermain dengan teknologi itu. Sepertinya tak mau lepas dari dunia teknologi informasi ini. Berkantor di lantai 17 dan sebagian rekan kerja adalah perkerja asing. Mutlak lebih banyak menggunakan bahasa Inggris, bahasa yang sejak awal mengenalnya selalu menjadi musuhku. Akhirnya dipaksa untuk menggunakannya setiap hari saat berkomunikasi dengan mereka.

Di belakang The Two Towers itu ada sebuah taman rumput melingkar dengan beberapa pohon kelapa ditengahnya, mengingatkan pada sebuah desa dimana Frodo Bagins dan Sam Gamgee berasal, Shire. Taman itu seolah menjadi sumber pelepas kepenatan sesaat setelah setengah hari beradu didepan monitor-monitor 14”. Dan pada saat jam istirahat seperti tertumpah, mereka memenuhi taman itu, sekedar bercengkerama dengan rekan kerja atau membakar rokok yang memang hanya diperbolehkan ditaman itu. Sedikit Surga dikepenatan ibu kota, mungkin...


Dari komunitas ke komunitas

Sejak mengenal dunia komunitas awal tahun 2008 lalu, sepertinya memang semakin tak bisa dipisahkan dengan kehangatan persahabatan mereka. Tiga orang teman yang mengantarkanku di terminal domestik bandara Juanda kemarin adalah dari Jpers Jatim. Sedangkan Bang Finanta yang rela menjemputku di Bandara Sukarno Hatta juga aku mengenalnya dalam pendakian gunung Argopuro. Hampir tengah malam sampai dikota yang masih asing ini dan dijemput untuk menginap di rumahnya di Pamulang. Terima kasih banyak bang Fin.

Malem kedua dan malem minggu pertama di Jakarta aku habiskan bersama teman-teman JPers di Pasfes Gor Sumantri Kuningan, bercengkerama  dengan mereka di kantin pasfes dan menyiapkan sebuah event untuk akhir awal tahun nanti. Dan hampir seminggu pertama ini aku tinggal bersama Rangga, meskipun sudah memiliki kamar kos sendiri di belakang pasar Benhil aku lebih sering bermain dengannya yang hanya dipisahkan beberapa gang.

 

on Air @ RRI Pro2

Hari minggu pertama dipenuhi dengan kesibukan awal. Ikut onair di RRI pro 2 di jalan merdeka barat Talk Show bersama SIOUX Lembaga Studi Ular Indonesia, dengan host mba Vely dan beberapa pengurus Sioux, sang ketua baru Idur, om Boim, tante Dee, teh Qim, Uchit dan Rangga. Sebuah talk show ringan tentang komunitas Sioux yang mencoba mengenalkan untuk mengenal ular sebagai bagian dari makhluk hidup yang perlu untuk diwaspadai tanpa harus membunuhnya. Kemudian dilanjutkan keliling dari dipernikahan tetangga desa di Cimanggis, main kerumah sodara di Kalibata dan mengambil sepeda motorku yang kupaketkan di Rempoa Ciputat. Karena kesibukan itulah julukan Imigran Sibuk disematkan oleh tante nha...

.....

Menikmati Jakarta dari mata seorang pelancong, aku masih menikmatinya mengenal sudut-sudut kota ini. Memulai semua yang serba baru, Jalanan macet yang belum hapal, ibu kos baru yang ternyata orang Purbalingga, penjual warung Warteg yang tentunya berbahasa tegal, bermain dan blusukan dipasar benhil yang tidak terlalu jauh juga lebih banyak terdengar bahasa jawa khas banyumasan... agrh, seperti dirumah sendiri. Semoga aku tetap menikmati Jakarta dengan mata seorang pelancong, bukan mata seorang perantau...



on Air @ RRI Pro2
talk show sioux
in action
bersama sang penyiar

 

-hans-

www.trihans.com

 

Benhil, 7 Des 2010



10 komentar:

gambar pacul mengatakan...

pindah jakarta apa kang?

HANS ' mengatakan...

iya kang, nembe seminggu kiye, ngode lah

Dee An mengatakan...

Salam buat Rangga ya.. Jg temen2 JPers n Sioux.. Salam kangen

Suparka S Raksapradja mengatakan...

Sdh nggak di Surabaya lagi ?

HANS ' mengatakan...

Salam diterima mba,ni anaknya lagi disini..

HANS ' mengatakan...

Iya aki, Alhamdulillah nemu rejeki disini, semoga bisa berkunjung ke bandung,kan lebih deket :)

Dee An mengatakan...

Siapa yg ada dsitu? Rangga? Ywes slm maneh.. :-)


Eh han, kl dirimu pas blusukan trus nemu buku in to the wild aku nitip yo. Udh lama aku nyari buku itu ga prnh dpt. Kmrn hero dpt di rak buku obralan di uranus. Aku nitip tnyt ud ga ada..

HANS ' mengatakan...

mba dian. Aku beberapa kali liat di toko buku. Ok deh nanti kalo nemu kubeliin.

Dee An mengatakan...

Aku kok ga prnh ngliat ya d toko2 buku? Ato mgkn aku yg krg teliti nyarinya..
Sipp tar kl nemu lg beliin dl ya. Tar ku gnti duitnya. Thx Han

HANS ' mengatakan...

bukunya ukuran kecil ko mba, bukan A5,lebih kecil lagi... gak begitu tebel... warnanya abu abu..kalo nggak salah :D