Minggu, 28 November 2010

Matahari terakhir dikota panas...

 

Lebah Biru..

Masih gelap... baru saja memasuki waktu subuh disebuah terminal yang masih asing ini. Subuh yang terasa lebih awal disini. Setelah 12 jam perjalanan panjang, diantarkan bus antar kota antar propinsi dari Purwokerto. Kami satu rombongan besar, lebih dari 15 orang. Berangkat bersama untuk memulai sebuah cerita baru. Mengawali sebuah perjalanan panjang dikota yang terkenal keras dan panas ini. Surabaya akan menggantung mimpi-mimpiku.

 

“Ponten” sebuah tulisan asing pertama yang kubaca disudut terminal ini. yang ternyata berarti TOILET atau WC UMUM. Aku tidak mengenalnya dalam bahasa itu di Jawa Tengah. Bersih bersih diri dan Sholat Subuh berjamaah di masjid Terminal Bungurasih. Titik awal yang aku mulai untuk mengenal kota ini, dan ternyata beberapa tahun berikutnya selalu menjadi titik pertemuan sebelum aku dan kawan-kawan di Surabaya melakukan perjalanan lain menyapa alam.

 

Pagi itu, akhir juli 2001. Aku dan beberapa kawan akan mempersiapkan sebuah lembaran panjang. Memulai dunia kerja dengan magang disebuah perusahaan berlambang Lebah Biru dengan moto ”Setia melayani Anda”. Diantarkan sebuah bus dalam kota bernomor P1 jurusan Bungur – Perak. Melawati jalan panjang dengan beberapa tugu terkenal menyambut kami, Patung Suro Boyo yang sedang bertarung dan Patung Karapan Sapi. Kemudian bus kota itu mengantarkan kami di Halte Tunjungan Plaza.

 

 

Sebulan kemudian aku tinggal di samping mall terbesar dan cukup terkenal di Surabaya saat itu. Di Kaliasin Pompa gang III. Menjadi bagian kota panas ini tidak pernah ada dalam mimpiku. Bahkan beberapa bulan sebelumnya aku sudah berkelana ke Jakarta untuk memperjuangkan hal yang sama. Dan akhirnya menjadi bagian dari kota panas ini. Tiga bulan kemudian perpindah kerja, masih tidak jauh dari lingkup lingkaran biru ini, bermain dengan kabel dan telepon rumah. Akhirnya tak terasa mengantarkaku 5 tahun berikutnya menjadi bagian darinya. Dengan berpindah pindah lokasi di Kebalen (dekat House Of Sampoerna) Wiyung, Lakarsantri dan Ketintang. 5 tahun menjalani sebuah pekerjaan yang sama dengan dasar ilmu saat di SMK, Jurusan Jaringan Kabel. Ah.. ilmu yang aneh, yang ternyata sampai sekarang pun masih aku gunakan menjadi jalan hidupku.

 

Techno Flower..

Setelah lima tahun bermain dengan kabel, targetku selanjutnya adalah mencoba dunia yang merupakan perkembangan teknologi darinya, Dunia Teknologi Sellular. Masih di dunia telekomunikasi yang memang sudah menjadi bekalku sejak memilih sekolah  kerjuruan di Jl DI Panjaitan Purwokerto. Berbeda dengan kerjaanku sebelumnya yang sebagian besar bermain fisik dengan jointing (penyambungan) kabel tembaga, kali ini bermain dengan routing dan angka angka sebagai seorang Core Engineer. Aku lebih menyebutnya dengan “ilmu ghoib” dimana, segala kerjaan yang dikerjakan lebih banyak bermain dengan remote remote perangkat. Alias perangkatnya dimana kerjanya dimana itu tidak penting yang penting komunikasi tetap berlanjut dan semua senang.

 

 

Awal tahun 2000 adalah awal perkembangan dunia telekomunikasi non kabel, teknologi Seluler mulai merajainya, dari komunikasi suara dan akhirnya sekarang ini komunikasi data menjadi kebutuhan utama mulai menggantikan kebutuhan komunikasi suara. Lihatlah persaingan semakin ketat, nilai rupiah seakan tidak  ada harganya lagi. Bekerja dibalik nama besar tentunya memberikan sebuah kenyamanan tersendiri, meskipun kadang juga kenyamanan itu semu. Dan pada saatnya akan mematikan bagi mereka yang terlena akan sanjungan itu. Dan aku terusik, setelah 3 tahun 9 bulan bekerja bersama bunga teknologi ini, setelah mencoba menimba ilmu tentang komunikasi jarak jauh. Akhirnya aku mengikui teman-teman yang sudah “lulus” mendahului. Mengejar mimpi dan berpetualang didunia teknologi tanpa batas yang terus berkembang pesat ini.

 

A100, A cepek...

Selama di Surabaya, aku punya teman sejati yang menemani sejak awal memasuki kuliah ekstensi hingga aku lulus mendapatkan gelar Sarjana Teknik.  Suzuki A100, bekas tukang pos, dengan sebuah lambang burung merpati yang masih tersisa diatas dok lampu depannya. Itulah bekal yang diberikan oleh kedua orang tuaku, saat aku memilih  untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Sarjana.

 

Kalo berjalan penuh asap seperti fogging DBD, dengan suara menggelegar seperti pembalap, tapi Cuma suaranya yang kenceng sedangkan motornya berjalan santai-santai saja...

 

Itulah motor butut yang menemaniku mengelilingi Surabaya, menemaniku bekerja, kuliah dan kadang sedikit jalan jalan ke kota. Hm... adakah yang cewe yang meliriknya, ternyata masih ada :”>.Saat kuliah motorku lebih dikenal dengan sebutan “Umplung Dancow” atau Kaleng susu Dancow karena tepat dibawah tangki bensin terdapat sebuah saringan udara berbentuk silinder seukuran Kaleng susu dancow... haha... julukan yang aneh dari temen temen kuliah.

 

Meskipun hanya A100 dengan kecepatan tidak melebihi 80km/jam. Sering aku ikut teman-teman kampus jika ada acara diluar Surabaya. Yah meskipun selalu nyampe terakhir yang penting tetep pede dan bisa bermain dan berkumpul dengan teman-teman kampus... hohoho...

 

 

Dan matahari siang ini bersinar terik

Meskipun awan hitam menggantung di beberapa sisinya..

Sedikit gelap tapi hangat masih menyelimuti bumi Pahlawan...

Hangat yang khas...

Aroma yang terampas...

Aku pasti akan merindukan teriknya...

Aku pasti akan merindukan peluh ini...

Dan aku pasti akan kembali...

 

Dan, siang ini aku menikmatinya sebagai Matahari Terakhir dikota Panas ini... Kota yang sudah 9 tahun 5 bulan ini mengenalkan saya pada sebuah kehidupan panas dan keras khas Surabaya. Setelah belajar dan berguru pada Lebah Biru, bermain bersama bunga teknologi... dan kemudian mengantarkanku untuk berlajar jurus Kipas Merah di ibu kota...

 

Semoga bukan kejamnya ibu kota yang akan menyambutku, tapi belaian ibu Muda yang akan memanjakanku dengan kemacetan dan kesibukan Jakarta...

 

.. nona muda juga mau... :”>

 

 

hans

www.trihans.com

4 komentar:

Dee An mengatakan...

Lah, trnyata ke Jkt toh.. Ga jd ke Batam nya Han?

opay . mengatakan...

welcome to the jungle,,

HANS ' mengatakan...

iya mba, mampir dulu... selanjutnya masih penuh teka teki :D

HANS ' mengatakan...

semoga hutannya dingin ya pay.. banyak pohon juga..