Sabtu, 31 Oktober 2009

Catatan 10 hari untuk Jambore Petualang Indonesia [2]


Masih dihari pertama…
Pasar Festival Kuningan, 2 Agustus 2009.

Aku dan NCH yang memisahkan diri sejak dari Lapangan Banteng, datang ke Pasfest menggunakan motor jadi lebih cepat dari pada team lain yang akan pindah kumpul disini. Agenda sore ini akan dilanjutkan dengan Rapat pleno terakhir panitia JPI yang sekitar tiga bulan ini rutin dilaksanakan disini maupun di Scoutshop Cibubur. JPI, Sebuah event nasional yang akan diselenggarakan oleh komunitas milis bukan event organizer prof
essional, digerakan oleh sekumpulan anak muda yang selama ini koordinasi lebih banyak dilakukan di submilis, memadati inbox inbox dunia maya. Sebuah terobosan baru dimana senioritas dan prioritas disini bukanlah siapa yang paling lama duduk disuatu jabatan, tapi siapa yang mau berkompeten dan bertanggung jawab dalam bidang yang bahkan mungkin belum pernah ia geluti sebelumnya, bisa dikatakan mereka adalah sekumpulan anak muda yang nekat mencoba-coba menggerakan ribuan masa untuk berkumpul dan berbaur dalam satu petualangan dengan modal kepercayaan dan persahabatan dunia maya yang tidak maya.


Sudah dua kali ini aku ikut ngumpul di Pasfest, gerahnya Jakarta dan sedikit macetnya, mungkin karena hari minggu jadi tidak begitu macet. Sore itu aku sempatkan mandi di mushola Pasfest sebelum ada teman-teman panitia berkumpul. Mandi yang kedua kali juga, dulu yang pertama aku kesini setelah acara Amazing chaity di Himatta dan sedikit berlatih Climbing di wall bersama Jpers dan om Budcay. Dan yang kedua ini akupun mandi lagi setelah seharian menikmati Jakarta hanya cuci muka di stasiun Gambir. Aku kira di Gambir ada kamar mandi yang bisa untuk mandi seperti di Stasiun Kota Jakarta, tenyata malah ada tulisan “DILARANG MANDI”.

Segarnya mandi, langsung kuambil air wudhlu dan sholat azhar di Mushola, didalam ada dua jpers yang sedang asik ngerumpi, “Eh Irda dan Ami”, sapaku pada dua sosok yang sudah cukup lama aku kenal. “bukan Irda mas, tapi Ray” Ray alias Farah menyangkal.. hehe, entah karena mereka yang mirip atau karena aku yang tanpa kacamata sore itu. Tapi memang akhir-akhir ini banyak kemiripan diantara Jpers, ada Irda yang mirip Ray, ada mba Puji yang mirip Riri sama kecil dan ramenya, ada Opay yang mirip Ntik dan Mila, mungkin juga Neneng Nurhasanah masuk disini, ada Rangga yang mirip komandan Obie (lebih seru cerita pertemuan merekan nanti pas hari pertama JPI), ada Ocep yang mirip bang One… argh.. mereka semua membingungkanku, eh ada satu lagi… ada Idur dan aku yang juga nggak jauh beda..xixi.

Sholat azhar selesai, aku dan NCH naik lagi ke sekitar papan panjat Pasfest didepan Bakrie School itu. Masih sepi...hanya satu dua yang kukenal. Kami berdua pun akhirnya memilih untuk mencari minuman segar di foodcourt. Orange juss yang cukup menyegarkan, satu persatu temen-temen Jpers mulai kelihatan diawali dengan Opay yang baru pertama ketemu, Jemmi, mba Puji, teh Epik, dan mba Yeni yang dulu ketemu di JP Camp Ciheurang. Mereka pun memilih bergabung dimejaku daripada memulai rapat di pelataran bawah.
 
Opay, baru ketemu saat itu tapi tidak terasa asing, karena sudah setiap hari chating di Yahoo Messenger!. Aku kecanduan online di YM, dari pada di jejaring social seperti FB maupun yang lainya, meskipun aku juga punya semua accountnya. Di YM dengan emoticon yang lucu dan unik ekspresinya, selain itu juga mudah konek dimanapun meskipun a
ku dari rumah dengan PC DELL buildup-ku. Saat itu Opay yang sedang merasakan tidak nyaman dengan tenggorokanya memilih memesan teh hangat, dan ternyata teh yang disuguhkan adalah teh Poci Tegal lengkap dengan satu teko, dua cangkir kecilnya juga nampan yang terbuat dari tanah liat dan gula batu yang sempurna melengkapinya…

Sesaat aku teringat dengan buku Musashi yang sudah dua bulan ini kubaca dan belum kelar, sebuah cerita rakyat Samurai Jepang Kuno setebal 1247 halaman, dahulu pada masa perang Dunia ke 2, merupakan cerita bersambung di koran harian Jepang selama 3 tahun yang kemudian dibukukan dan menjadi salah satu buku berpengaruh disana. Ada satu adegan ya
ng kuingat dimana Koetsu, seorang seniman tembikar dan pelukis pernis sedang menyambut tamuanya, Musashi, dengan jamuan upacara minum teh. Dimana kebangsawanan dijepang ditunjukan salah satunya dengan ketrampilan dari si bangsawan tersebut dalam upacara minum teh. Koestu melakukanya dengan sempurna, jiwa seni dalam diri seorang bangsawan jepang yang manakjubkan. Bebeda dengan Musashi seorang Samurai tak bertuan yang tidak betah menjalani upacara tersebut, lebih memilih duduk bersila dari pada bersimpuh menunggu teh dituangkan ke cawan minumnya... xixi… Sore itu aku pun menuangkan The Poci memenuhi kedua cangkir. Meminumnya berulang kali, bahkan yang  punya si Opay kalah banyak dari yang kuminum. Aku sangat menikmati minum teh. Dan kadang masih melakukan upacara minum teh kecil dengan Teko tanah milik ibu kos yang kutemukan tak terurus digudang. Maaf ya Opay…

Beberapa kelompok kecil mulai meramaikan pelataran pasfest, aku pun mengikuti brefing dari bang Ori, senior milis yang juga baru pertama  kali itu kutemui.  Satu persatu ketua seksi kegiatan melaporkan persiapan mereka. Aku yang baru pertama kali ikut rapat hanya menyimak sambil sesekali menyalami teman-teman yang baru datang. Ada Obiers, Ambon, Mira Hamzah yang ternyata masih anak kecil, sangat berbeda dengan foto cubbynya di FB, Ada teh Qim dan Kevin dengan sebakul combro-nya… dan banyak lagi
sahabat yang seminggu kedepan akan terus menemani di Jakarta.

Ups! terabaikan nasib temen senasib sepenang
gunangku, NCH, akhirnya dia pamit disaat aku sibuk mendengarkan celoteh dari Ibu Negara (teh Epik) atas permintaanya padaku untuk menjadi team penerima peserta JPI di meja sekretariat nantinya. Maaf yang banyak ya mass…., terima kasih telah menyambut kedatanganku kembali di Jakarta.


Jam 11 malam satu persatu panitia berger
ak meninggalkan Pasfest, aku masih mengikuti rombongan Sioux yang sejak pagi tadi sudah kuikuti. Kali ini harus menyesaki Kijang teh Owien. Mengantarkan ke Apartemen teh Owien dan kemudian dilanjutkan dengan taxi ke Scoutshop Cibubur. Hampir tengah malam sampai sana, langsung terkapar sambil menikmati Nasi goreng yang dibelikan Rizky… dan satu persatu tidur nggak teratur di lantai Soutshop….ZZZ.zz.ZZz…


foto ngambil disini, dari pada nggak ada (thanks riri)

Bersambung….
 

6 komentar:

Tri Rahayu Kartodipuro mengatakan...

Namaku ngga disebut lho..padahal aku kan juga datang di pastfest...cuma nyempil nyempil, hehehehe
..

HANS ' mengatakan...

habis ini mba, dihari ke 4, akan ku ulas beberapa paragraf special untukmu :), kalo thea.. masih nanti diakhir2..haha..

opay . mengatakan...

teh pocinya di traktir sama jemmy :D

HANS ' mengatakan...

owh aa jemmy yg baik, sampaikan salamku padanya ya..

Qim Deebraska mengatakan...

Bawa combro sebakul tapi Teh epik tetep ga kebagian...

HANS ' mengatakan...

ah masa... perasaan aku makan 3 biji pas didepanya... sesibuk itukah ibu sur..ckck