Senin, 26 Oktober 2009

Catatan 10 hari untuk Jambore Petualang Indonesia [1]


***
Tiga kali aku mengikuti trip panjang dijakarta, tapi tidak satupun capter yang aku buat, sekedar untuk mengingat langkah pernah dijalani, mungkin juga jejak yang pernah tertinggal. Ataupun tatapan baru yang akan selalu mengisi perjalanan kita. Ciee….. ya selain termotivasi dengan beberapa catatan perjalanan temen-teman dikepanitian JPI, aku juga pengin mencoba belajar menulis lagi, setelah beberapa bulan kemarin mulai jarang aku lakukan, mungkin juga ini salah satu efek negatif dari jejaring sosial yang berlatar biru itu.. OK, aku mulai dengan 10 hari cerita diperjalanan JPI ini, ada banyak kesan dan ilmu disana. Sesuatu yang sangat berharga yang akan sangat sayang jika terbuang tanpa satu tulisanpun untuk pembelajaran diriku nantinya…
***

Kita Mulai…


Surabaya, 1 Agustus 2009

Baru kali ini aku ngantor bawa ceril, cukup mengundang tanya penasaran dari petugas satpam di pos 1 dan pos 2 kantorku yang berada didepan pasar Keputran itu. Jangan-jangan bawa bom.. hehe.. kaya bom di JW Mariot kemarin, kan yang memasok bom kedalam hotel juga orang dalam hotel itu sendiri. Ceril 50lt yang penuh berisi persiapan selama 10 hari mendatang, berisi kebutuhan standar untuk hidup dialam bebas dan kebutuhan hidupku nanti selama di Jakarta. Karena sebelum keacara utama di Ranca Upas. Aku akan membantu persiapan panitia Jambore Petualang Indonesia di Jakarta. Semoga saja tenagaku tidak sia-sia nanti…
 
Dari kantorku yang hanya berjarak sekitar 3km dari pasar Stasiun Pasar Turi aku diantarkan untuk mengawali perjalanan ke kota Jakarta menaiki kereta Gumarang. Kali ini aku mengambil 10 hari jatah libur, dengan 6 hari cuti dan masing-masing 2 hari di awal dan diakhir adalah bonus libur pergantian shift. Jatah libur yang cukup menggiurkan yang bisa diambil kapan saja. Setahun ini saja aku sudah mengambil hampir 30 hari libur, dan semuanya aku gunakan untuk jalan-jalan, mulai dari ikut liputan team Jejak Petualang di Cangar, Amazing charity di Himatta, Nuansa ular di Malang, Trip ke Bromo, mudik dan ikut Nuansa Ular di Jogja, dengan rata-rata pengambilan hari libur 4 sampai 6 hari. Kebetulan aku bekerja dengan sistem kerja Shift, dimana jadwal yang sudah ada boleh diacak-acak dibawah tangan oleh satu team. Sesuai kebutuhan masing-masing personal dan bosku pun dengan sangat terbuka mempersilahkan proses acak-acak itu, dengan komitmen selalu ada yg jaga dikantor (meskipun bekerja  long shift sampai 24 jam lebih) dan penagihan absensinya tidak berubah sesuai jadwal yang sudah dibuat.

3 tahun ini aku menikmati kerja Shift, memang awalnya merasa aneh, saat yang lain libur aku tetep bekerja dan kebalikanya saat yang lain bekerja aku bisa nyaman jalan-jalan. Lebih sumpek lagi saat ada libur panjang nasional, sudah dipastikan aku akan jadi anak kantoran full time…system kerja seperti ini sangat bisa dinikmati bagi orang-orang yang menikmati keluyuran sama seperti aku. Tidak begitu terikat oleh waktu, tapi harus tetep mempunyai loyalitas meskipun libur (lebaran/natal/tahun baru) harus rela jadi penjaga perangkat di kantor.

10 hari kedepan sudah ku-planing beberapa kegiatan padat yang akan mengisi liburan, atau tepatnya pindah kerja, dari yang biasanya mijitin keyboard dan ngelus-elus mouse mungkin nanti akan sedikit berkeringat disana. Tidak ada yang menarik salama berada dikereta, hanya ditemani seorang mahasiswi IPB yang juga berasal Surabaya.

 
[Hari Pertama]
Lapangan Banteng, Jakarta, 2 Agustus 2009

Masih 6 hari lagi menuju Jambore Petualang Indonesia 2009, yang baru pertama kali digelar oleh patualang-petualang muda Indonesia yang bergabung dalam Jejak Petualang Community dan juga dari berbagai elemen komunitas dalam satu Panitia JPI 2009.
 
Setelah 13 jam perjalanan dikereta bisnis dari stasiun Pasar Turi Surabaya sampai ke Stasiun Gambir, sekitar pukul 7 pagi itu aku memasuki kota Jakarta dengan disambut Tugu Monas yang menjulang. Jakarta yang mulai panas dan ramainya warga ibu kota yang sekedar menikmati liburan akhir pekan.

Masih dengan Cerilku yang cukup berat, aku berjalan menuju ke Lapangan Banteng. Sebelumnya aku sempet googling di wikimapia lokasi Lapangan Banteng, ternyata tidak terlalu jauh dari Stasiun Gambir, jadi aku berani ambil inisiatif untuk jalan kaki dari stasiun. Awalnya pengin masuk ke sekitar lapangan Monas, hanya saja aku tidak
tau jalan masuknya setelah cukup lama berputar-putar di area parkir Bus Gambir, Sempat terpikir untuk lompat, pagar tapi tidak mungkin… (kebiasaan jelek dikampung...hehe) dan akhirnya memilih menaiki tangga busway disebelah utara Gambir itu, dan menyeberang terus keutara sampai ke Masjid Istiqlal, dan belok kekanan menuju Lapangan Banteng. Disana aku masih menunggu team SIOUX yang baru memasuki lokasi sekitar pukul 8 pagi.

Duduk sendiri menikmati pameran FLORA dan FAUNA melihat lihat muda mudi yang sedang asik pacaran ataupun olah raga. Sarapan kerak telor yang bikin seret minta ampun ditenggorokan…haha (wuih… berasa jadi orang jakarte’ pagi-pagi sarapan kerak telor, pancene cah edan :P )

Agenda hari ini adalah ikut kegiatan SIOUX Lembaga Studi Ular Indonesia, yang diundang oleh Komunitas Reptil Jakarta, untuk mengisi materi Ular di pameran FLONA itu. Ini juga ketiga kalinya aku ikut kegiatan SIOUX, sebelumnya di Nuansa Ular Malang dan Jogja. Kenal SIOUX berawal dari mas Aji yang menyuruhku untuk ngerapihin theme Multiply SIOUX Indonesia. kebetulan juga mas Aji adalah moderator milis Jejak Petualang dan pernah jadi prenseter di beberapa program petualangan tv dan juga salah seorang pendiri SOIUX.

Entahlah, dulu aku bener-bener nggak suka dengan acaranya mas Aji, yang lebih sering mendampingi Ulung Putri maupun Nuray Rifat. Selain karena aku bener-bener masih takut  dengan hewan melata yang namanya Ular, juga merasa kasihan aja adengan ular-ular itu. Tapi seiring dengan kenal mas Aji dan SIOUX-nya, aku malah penasaran dan akhirnya ikut gabung menjadi Muscle Sioux, bukan karena banyak pengalaman tapi kerena penasaran ingin belajar dan mengenal lebih binatang yang sangat mematikan itu.

Pukul 9, satu persatu team SIOUX mulai kelihatan di tengah Lapangan Banteng, dibawah tugu orang yang sedang sedang berdiri dengan tangan terlepas dari rantai, mungkin merupakan simbol kebebasan. Acarapun dimulai, dengan rasa penasaran dan takut dari penonton (peserta apa penonton ya?). Pengenalan ular secara biologis dan maupun sesuai tingkat bisa-nya serta dengan ditunjukan jenis-jenis ular koleksi dari SIOUX, aku hanya bantu-bantu masang banner sambil temu kenal dengan temen-temen dunia maya yang selama ini hanya ketemu dimilis JP maupun milis Sioux.

Pukul 1 siang, diterik Jakarta yang tidak jauh beda dengan panas kota Surabaya, team berkumpul dan saling memperkenalkan diri, ada banyak nama-nama yang selama ini aku kenal dimilis, saat ini ketemu langsung, banyak juga wajah-wajah yang hampir setahun ini bertemu disetiap acara JPComm. Ada satu temenku yang setiap aku ke Jakarta selalu menyempatkan untuk menjemputku, NCH, temen 3 tahun kos di Purwokerto saat masih STM dulu.

Nurcholis (pake baju hijau) atau NCH adalah temen senasib sepenanggunganku (halah!!) dengan banyak kesamaan antara aku dan dia, antara lain : memiliki tanggal lahir, bulan dan tahun yang sama (tentunya jadi berkarakter kepribadian yang sama juga) ; sama-sama tiga tahun dikos ditempat yang sama di Purwokerto, bahkan yang selama 2 tahun terakhirnya dikamar yang sama ; suka dan ikut satu olah raga beladiri yang sama juga ; pernah berkecimpung didunia kegunungan alias jadi wong nggunung ; dan yang terakhir bekerja diperusahaan yang sama dan bagian yang sama, hanya saja dia di Jakarta dan aku di Surabaya, jadi kami sering koordinasi juga untuk kerjaan yang sama. Hahaha… dan sekarang perut kami sama-sama lebih menonjol xixix…..ancur dahh….




























Foto saat acara SIOUX dipameran FLONA ada di MP SIOUX

 

Bersambung...

 


10 komentar:

DhaVe Dhanang mengatakan...

lanjooot Mas Han...

HANS ' mengatakan...

huah.. sik mas barusan keringetan nuntun motor bannya bocor dibandara.. jauh juga jalannya... nasib nasib.. kurus kurus... :)

DhaVe Dhanang mengatakan...

wadooh.... wadoooh... gandol trek tengki ae... apa kon geret Nurul hehehe... wis waras durung Arek-e, jare bar koprol seko motor? hehehe

Tri Rahayu Kartodipuro mengatakan...

sampai sini ini kita belum saling berbagi kacang ya...hehehe

HANS ' mengatakan...

belum juk.. itukan dibis pas tanggal 5. tapi dipasfest setelah ini itu awal pertemuan kita...

tHea Arabella mengatakan...

Xixixi.. Disini juga kita belum saling berpapasan dan menegur sapa yah? Hehehe....

HANS ' mengatakan...

owh masih jauh ketemu thea nya...saat ini aku masih mengira thea yang kecil dan imut suka naik gunung... dan... lanjut ke tanggal 8 nih..

tHea Arabella mengatakan...

Wakwkwkwk....
Gua juga ngalamin niy, tapi satpam di tempat pinky lebih galak, gua disuruh bongkar packingan aja gitu... hufff...

Nurcholis - mengatakan...

hahaha.. hal-hal "kemajuan" ikutan dibahas juga.... dadi isin

HANS ' mengatakan...

hihi.... sama :">