Minggu, 21 November 2010

Ngonthel....

 

Sekitar dua bulan ini saya memelihara sebuah sepeda onthel torpedo yang beberapa bagiannya sudah disinggahi karat. Saya meminjamnya dari seorang teman kantor, tepatnya mencoba menyelamatkanya dari kerusakan yang lebih parah. Bagaimana tidak, si empunya membeli sepeda onthel kuno itu dari Jogja dan hanya dibiarkan terongok gak karuan di samping parkiran motor, lebih mengenaskan lagi sebagian diantara dengan bebas diterpa hujan dan panas. Maka berkaratlah bagian itu. Pertama kali saya meminjamnya dengan kondisi yang mengenaskan, beberapa karat lekat dan kedua ban-nya dalam kondisi kempes. Akhirnya dengan sedikit reparasi ringan bisa memulihkan si ontel yang sudah 4 bulan seperti tanpa tuan itu.

 

Beberapa kali saya menggunakanya untuk berkeliling disekitar kos sekedar untuk membeli makan siang atau untuk berangkat kerja jika dapat jatah masuk wiken. Cukup menyenangkan, apalagi saya sangat suka dengan jalanan. Menikmati tingkah polah manusia-manusia yang kutemui disana. Bukan hanya dengan sepeda ini, jalan kaki pun saya suka atau tepatnya sangat suka. Ketintang – Porong sejauh 25 km adalah rekor jalan kaki terjauh yang saya jalanani 2 tahun kemarin. Sisanya adalah jalan kaki disekitar kota Surabaya yang terkenal panas ini seperti ke Tugu Pahlawan sejauh 7km, juga beberapa kali ngantor sejauh 5km jalan kaki atau sekedar blusukan ke Pasar Wonokromo yang hanya berjarak 1 km dari kosku.

 

Sore tadi saya menikmati jalanan Surabaya dengan rasa yang berbeda, terasa lebih dalam dan lebih menikmati saya mengayuhkan pedal pada gir-gir rantai yang sudah lama tidak tersentuh oli ini. Hawa sejuk sehabis hujan, dan tentunya sebuah persiapan rasa lain yang sedang saya persiapkan untuk meninggalkan kota ini. Kota yang Sudah 9 tahun 5 bulan ini mengenalkan saya pada sebuah kehidupan panas dan keras khas Surabaya, dan untungnya saya bisa menikmati dan berbaur didalamnya tanpa harus kehilangan karakter.

 

Mengayuh dengan agak berat, karena sepeda ini adalah torpedo. Sepeda yang apabila kita mengayuh kebelakang (berlawanan dengan arah maju) maka akan mengerem pada poros roda belakang. Lebih berat lagi memang karena sudah cukup lama tidak ketemu dengan minyak pelumas. Dari Ketintang menuju ke kantor di Jalan Kayuun. Disekitar Wonokromo beriringan dengan keramaian simpul kemacetan. Mengayuh dengan lengang hingga sampai di jalan Diponegoro. Dari samping patung Suro dan Boyo khas simbol Kota ini saya menyebrang ke arah timur, melewati lampu merah kemudian memasuki Jalan Darmo.

 

Di Taman Mayangkara

 

Disinilah keisengan itu dimulai, membelokan arah kekiri sedikit tepat diantara bangunan kuno yang dulu pernah digunakan sebagai Musium Empu Tantular dan taman Mayangkara. Memarkirkan posisinya onthel di tengah dan mengambil beberapa gambar dengan hape. Bagitulah perjalanan ini dimulai, berhenti disetiap tempat-tempat menarik sepanjang Jalan Darmo sampai Jalan Basuki Rachmat. Yang memang sudah tertata Rapih dan memanjakan Pejalan kaki.

 

Sejak akhir tahun 2006 dinas pertamanan dan tata kota Surabaya yang dahulu di kepalai oleh ibu Tri Risma Hariyani telah sukses mengubah wajah kota ini menjadi lebih baik, beberapa taman dibangun dan selalu ramai menjadi tempat alternatif bermain bersama keluarga. Pedestrian juga dibuat lebih lebar dengan mengurangi lebar aspal. Karena kesuksesannya inilah beliau sekarang terpilih menjadi Walikota Surabaya. Dan sore tadi aku memulih menaiki ontel diatas pedestrian. Selain lebih halus juga tidak khawatir jikalau ada kendaraan yang iseng nyium dari belakang.

 

RSI Darmo

 

Beberapa persinggahan dipilih dengan model utama sang Onthel. Berhenti didepan Taman Bungkul, dibawah Plang jalan Begawan, Jalan Darmo, didepan RSI Darmo. Di depan RSI aku tertarik dengan sebuah prasasti yang ditulis dalam dua bahasa. Sayang sekali saya tidak bisa membacanya karena memang tidak terawat. Bangunan utama yang menjadi ikon RSI Darmo itu dahulunya ternyata adalah yang  dipakai Jepang sebagai Kamp Interniran Anak-anak dan Wanita. Setelah pasukan Sekutu datang, kamp ini diambil alih Let. Kol. Rendall. Pada tanggal 27 Ooktober 1945 gedung ini menjadi pusat pertahanan pasukan Brigjen Mallabay (sumber: wikipedia). Atau kalau melihat tanggalnya seminggu kemudian terjadi serangan besar-berasan arek suroboyo yang menewaskan sang Jendral.

 

Dari RSI rencana mau menyebrang di jalan Bintoro untuk menikmati Sembako-nya cak Mis, tapi sayang ternyata cak Mis sedang libur dan tidak terlihat keramaian di jalan itu. Akhirnya kembali mengayuh onthel ke utara, mampir sebentar di depan Wisma Wismilak, mengambil beberapa pose dan berpindah ke perempatan Dr Sutomo, terus keutara dan sampai di jalan Basuki Rachmat. Menyebrang Zebra Cross di depan Gramedia Expo kemudian kembali ke arah selatan dan perpose di depan patung Karapan Sapi. Patung pertama yang aku lihat saat aku pertama kali datang ke kota ini.

 

Dan perjalanan sore ini berakhir di Kantorku yang akan segera aku tinggalkan ini. menempatnya sama seperti saat aku “menyelamatkanya”. Besandar pada sebuah pilar di ujung utara Gedung Teknik Kayuun.



 

diseberang Taman Bungkul
di jalan Darmo
di Depan Patung Karapan Sapi

 

-hans-

www.trihans.com

12 komentar:

Prytha Afsharry mengatakan...

onthel kan susah mas ko, kalo pritha pribadi kayaknya gak sanggup deh gowes onthel hehe, karena biasanya kan ukurannya tinggi trus desain sepedanya kayaknya kurang bersahabat aja gitu buat perempuan (hahaha, ngeles.mode bilang aja karena sirik gak bisa gowes onthel) wkwkwkwk..

Dee An mengatakan...

Onthel psti seneng jd model sehari..

DhaVe Dhanang mengatakan...

saya bisa ikut merasakan keliling surabaya dengan onthel... yah perjalanan menarik. jadi inget waktu gendong MTB antar gerbong demi bisa sepedaan dikota pahlawan..2 tahun yang lalu..

gambar pacul mengatakan...

Pit Onta..

HANS ' mengatakan...

iya.. aku aja kalo berhenti turun dari sadel, tinggi :D. padahal sadelnya udah ku turunin... tapi kalo lagi naik dijalanan terasa tinggi sendiri...hahhaa

HANS ' mengatakan...

Dan saya harus sedih berpisah denganya :(

HANS ' mengatakan...

wah wah.... saya mengingatkan anda kawan :)

HANS ' mengatakan...

pit tempur kang.. nggone tukang tempur...

*tukang tempur = tukang tawar gabah yang masih basah/baru panen

gambar pacul mengatakan...

izya kuwe nggo nggawa gabah kuat...

opay . mengatakan...

kring kring gowes gowes....

HANS ' mengatakan...

kering kering jemuran kering... :)

hulqi nee N 6474 M mengatakan...

iyung2 bisa mengurangi polusi di sby cak