Senin, 23 November 2009

Catatan 10 hari untuk Jambore Petualang Indonesia [7]



[H-2 menuju JPI]

Ranca Upas “Mbabat Alas”, 6 Agustus 2009


Segelas teh hangat yang menemaniku mengenalkan wajah-wajah baru, Wajah-wajah yang akan selalu bersama bahu-membahu mewujudkan satu mimpi untuk menyambut sahabat-sahabat alam dari seluruh penjuru negeri. Argh.. rasanya sudah tak mau lagi menunggu kehadiran mereka, menyambut dengan senyum dan berbagi cerita tentang alam dan petualangan…bukankan ini yang selalu kita rindu? Untuk menciptakan kisah baru antara aku, kau dan alam. Dan kali ini Ranca Upas dengan sempurna akan menjadi setting latar yang hangat meskipun dingin angin malamnya mampu membekukan embun.

Kami duduk melingkar diatas tenda terpal biru, diatas rerumputan hujau itu. Menikmati nasi goreng untuk sarapan pagi ini, sebelum nanti menyiapkan berbagai hal untuk JPI. Bang Igor membuka pembicaraan pagi ini, mempersilahkan kami memperkenal satu persatu dari Panitia dan nara sumber, kemudian membagi panitia menjadi beberapa team untuk ‘mbabat alas’ di hamparan bumi perkemahan ini. Diawali dengan mendirikan tenda putih berbentuk sertengah lingkaran memanjang dengan lambang Palang Merah (Red Cross) dan Bulan Sabit Merah (Red Crescent), atau biasa dikenal dengan tenda Rofi. Dari info yang kudapatkan di www.rofi.com itu adalah tenda type Rofi LWET (Light Weight Emergency Tent) masuk dalam type Familly Tent dengan Rofi adalah nama perusahaan yang membuatnya. Sekilas orang akan mengira itu adalah tenda kesehatan PMI. Padahal lambang itu adalah tanda untuk organisasi yang menemukan model tenda tersebut (Palang Merah (Red Cross) dan Bulan Sabit Merah (Red Crescent).. mohon koreksi jika ada kesalahan informasi ). Untuk sementara tenda ini akan digunakan untuk menyimpan seluruh logistik.  Dan besok saat acara mulai tenda itu akan digunakan sebagai tenda kesehatan.

Aku masih menunggu Akang Bandung aka Cahyo, untuk menyerahkan CD master desain Giant Banner dan Backdrop panggung yang akan dicetak oleh pihak Yamaha Bandung sebagai salah satu sponsor. Dan aku juga akan titip memesan 2 tiket kereta untuk pulang ke Surabaya. Awalnya memang aku dan Ieaz merencakan jalan-jalan dulu di Bandung selama dua hari sebelum pulang kembali ke Surabaya. Iaez akan menemui saudaranya disekitar Unpad, aku juga berencana mengunjugi saudara dari ibu yang sudah lama tidak ketemu di Kiara Condong dan Cidurian.

Tidak banyak yang kami kerjakan pagi ini. Hanya mendirikan beberapa tenda dan memasang spanduk pada bilah-bilah bambu dan juga sekedar bermain-main dengan sepeda putihnya Jujuk bergantian sampe rusak karena pedal gir-nya loss. Serta siangnya ikut membantu Iqbal yang baru aku kenal di warung pagi tadi  dan akang Bandung yang juga selama ini hanya ketemu di FB dan chatingan. Mereka adalah panitia yang bertugas dalam pembagian Camp Area dan segala keperluannya. Membagi areal perkemahan menjadi tiga subcamp : Tanah, Udara, dan Air. Dan Membaginya lagi menjadi camp-camp kecil berukuran 3x3 meter untuk setiap tenda team peserta JPI nantinya .


(sampe puyeng nih nyari-nyari peta ini di submilis....xixi, nemu juga... :D )

Menjelang sore, team SIOUX yang juga ikut rombongan pertama bersamaku, mengeluarkan ular-ular mereka yang kedinginan. Ular adalah salah satu jenis binatang berdarah dingin, dimana suhu tubuhnya akan mengikuti suhu udara disekitarnya. Di Ranca Upas dengan ketinggian 1700 mDPL yang dingin dan lembab. bukanlah habitat yang disukai hewan melata ini. Mereka memandikan dan menjemur satu-persatu ular yang akan digunakan untuk kegiatan Pengenalan Ular. Akhir tahun 2008 kemarin aku disuruh mas Aji, ketua dan pendiri SIOUX, untuk merapikan Theme MP Sioux Indonesia. Saat itu aku masih benar-benar takut dengan binatang melata bersisik ini. Padahal aku hanya melihat foto-foto dan mengeditnya menjadi header MP...tapi adrenalin yang tercipta sungguh sangat terasa, belum terbayangkan untuk sekedar memegangnya. Hiiii sereeemmm….. seiring perkenalan dengan SIOUX, aku malah semakin tertarik untuk mengenal binatang berbisa mematikan ini. Dan sampe akhirnya aku berani menyentuh, memegang dan bermain dengannya…Ah.. pengalaman unik yang aku temukan akhir akhir ini. (hari in, 23 November, saat aku menulis catatan ini adalah hari ulang tahun SIOUX… 6th Anniversary SIx-OUX)















***

Tenda-tenda yang kami bawa dari Jakarta sudah bediri di Area camp panitia yang masih alakadarnya dan belum tertata rapi, belum ada pagar maupun spanduk-spanduk. Bersebelahan dengan tenda dari team EAST Eiger. Malam ini adalah malam pertama di Ranca Upas, Udara begitu dingin….sangat dingin dan berkabut. Bang Igor sebagai ketua rombongan malam ini membuka rapat kecil panitia dan narasumber ditengah-tengah camp dengan menggelar tenda terpal. Satu persatu dari kami memperkenalkan diri disertai gurauan dan gemetarnya tubuh ini. Sambil diselingi menyampaikan progress yang telah dicapai hari ini, ternyata masih jauh dari yang diharapkan. Selain karena keterbatasan jumlah personil juga karena masih adanya perlengkapan yang belum ada dan baru dibawa oleh team kedua malam ini dari Jakarta. Dari nama-nama asing dan alamat asal yang aku dengar ternyata panitia yang hadir hari ini sudah cukup mewakili keberanekaragaman bangsa ini, ada yang beberapa orang dari Sumatra, Sulawesi, dan juga aku dari Surabaya meskipun sebagian besar masih berasal dari Jakarta dan Jawa Barat.

Menu makan malam pun dibuka, makan malam ini adalah sayur sop, kepuruk, teri dan sambel yang sangat pedas hasi karya mba Yeni dan teh Qim. Aku dan jabrix SIOUX tidak membawa alat makan, berinisiatif menggunakan tutup panci… maka akhirnya kami berlima bebaur menghabiskan menu makan malam ini diatas tutup panci itu… sempet nambah karena sambel yang pedas sangat menggoda perut ini. Arghh…inilah malam-malam yang selalu aku rindukan berbaur besarma sahabat-sabahat alam, tanpa batasan individu… bahwa kami adalah saling membutuhkan bersama sapa dingin kabut Ranca Upas…

Bersama bang Tias Cijantung, Abe SIOUX, dan bang Sentot aku tidur di tenda Rofi sambil menjaga logistik yang ada. Cukup hangat meskipun beberapa kali harus merinding disko saat tebangun saat kaki ini menyentuh cover tenda yang basah karena embun. Ranca Upas yang dingin... sangat dingin...

Tertidur...
menanti esok pagi..

masih banyak yang harus dikerjakan...
hari ini baru sedikit yang kami mulai...



Bersambung....




6 komentar:

DhaVe Dhanang mengatakan...

lanjut ceritanya mas Hand... manteb..manteb...

HANS ' mengatakan...

matur suwun sanget mas...
maaf kalo tulisanya alakadarnya :D

DhaVe Dhanang mengatakan...

yang pasti alakohan hehehe :D

HANS ' mengatakan...

seep :), matur suwun....

-ingatan kisah ini hampir memudar...-

ugik madyo mengatakan...

huaaa tambah lama tambah seru nih. ditunggu kelanjutannya :)

HANS ' mengatakan...

huee.... mba ugik ikut baca juga..

-jadi maluuuu-