Kamis, 08 April 2010

[3][Catper EASTJAVAGANZA 2010] Bumi Timur itu memanggilku kembali..

Bromo yang dingin, tentunya...

Meninggalkan Madakaripura dengan kekecewaan untuk kedua kalinya. Kijang yang kami naiki melewati jalanan berliku dan semakin terjal menuju ke Cemoro Lawang. Desa terakhir dengan banyak hotel maupun penginapan warga. Info yang kami dapatkan team Jakarta sudah memasuki kota Madiun, masih cukup jauh untuk mencapai ke Bromo. Mereka terjebak macet sejak diawal sampai Cikampek, maklum karena ini merupakan weekend panjang dengan tiga hari libur. Tapi kasihan juga mereka pasti kecapaian dijalan, setelah lebih dari 24 jam didalam bus. Akhirnya malam itu kami berempat, aku, om Silo, mas Denny dan mas Bernadi menyiapkan beberapa sekenario untuk esok hari. Semoga sambutan yang kami siapkan dan dinginya Bromo mampu melepaskan lelah mereka.

Jam 1 malam ELF yang mengantarkan team dari Jakarta memasuki hotel Cemoro Indah. Makan malam ditengah malam, kemudian mengantarkan peserta satu-persatu kekamar penginapan1 mereka, Hanya istirahat sebentar karena jam 3 nanti semua yang ingin melihat Sunrise di puncak Penanjakan harus segera beranjak. Moment terbaik untuk menikmati keindahan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Seperti yang telah direncanakan, pukul setengah tiga aku keliling ke beberapa penginapan untuk membangunkan peserta yang masih istirahat, membangunkan tidur lelap mereka yang baru saja dimulai, maafkan kawan, tapi ini adalah yang terbaik dari pada melewatkan moment sunrise di Bromo. Setengah jam kemudian semua team berkumpul dan berangkat meninggalkan Cemoro Lawang menuju Pananjakan dengan 14 jeep yang disediakan.

Beroff-road ria dilautan pasir bromo yang gelap. Kawah Candradimuka dan gunung batok pun seperti ditelan padang pasir ini. Begitu gelapnya, seperti yang kutemui saat malam hari mengendarai motor Supraku disini, hal tergila yang kujalani demi mengharapkan hawa dingin Tengger. Tidak lebih dari satu jam perjalanan dengan menaiki jeep yang terus menanjak, sampailah kami di Pananjakan. Gardu pandang untuk mengamati aktivitas vulkanik di TNBTS yang dikelola oleh Perhutani dan TNBTS. Beberapa tikungan kami harus berjalan kaki, karena hari ini adalah weekend panjang, dengan cukup banyak pengunjung disini.



Hampir semua naik dan memilih tempat untuk menikmati view terbaik untuk menyambut Sunrise Bromo. Aku hanya memilih sudut hangat dipinggir tangga, tak berminat untuk melihat sunrise yang sudah pernah beberapa kali kutunggu disini. Melingkarkan sarungku dan sedikit mernyandarkan punggung diantara tangga dan pembatas. Tidak bisa terlelap karena dingin yang tak mampu kukuasai, tapi cukup menginstirahatkan tubuh ini yang belum tidur semalaman.

Aku baru beranjak ke atas saat pengunjung mulai rame bernarsis dengan background kawah Bromo dan Semeru. Beberapa frame diambil… bukan sih, banyak frame seolah tak ada habisnya dan tak ada bosennya mata kamera membidik laku dan gaya mereka. Haha… aku pun terjebak didalamnya, sedikit menikmati lirikan mata kamera.. mau eksis, narsis plis!!.

Sudah lebih dari jam 7, semua pengunjung yang menantikan view Sunrise Bromo dari Pananjakan juga mulai berpindah ke Kawah Bromo. Tapi begitu susahnya meredam rasa narsis akut yang kadung jadi tren masa kini dari team EASTJAVAGANZA. Mas Yudhi Blasco yang aku temui kembali disini, membawa 2 kamera DSLR nya. mas Yudhi dengan konsep Wisata Gaya-nya, mengabadikan moment menarik dari event ini mengajak kami untuk berwisata sambil bergaya. Dan ada satu lagi Event yang digelar oleh Lare Angon Indonesia ini juga diliput oleh O chanel, sebuah TV lokal di Jakarta dengan program Backyard Adventure yang tayang setiap hari minggu malam pukul 20:00.



pic by: emmaku


bersambung...

Tidak ada komentar: