Kamis, 08 April 2010

[5][Catper EASTJAVAGANZA 2010] Bumi Timur itu memanggilku kembali..


Hujan disavana itu…

Kabut menyambut kedatanganku
sama seperti terakhir aku mengunjungimu
tak memberiku ruang untuk rebah sejenak…



Meninggalkan Lautan pasir yang luas ini, gerimis mulai menggantikan terik yang sejak tadi menghujani aku dengan keringat saat tertidur didalam Jeep. Ilalang-ilalang masih tinggi dan menghijaukan savana luas dipunggungan selatan Bromo. Pasir-pasir remuk pun tak kutemui, masih terpadatkan dengan kadar air hujan yang masih tinggi disini. Bersyukurlah masih bisa melalui pasir ini dengan mudah, berbeda dengan yang kutemui saat pulang dari pendakian Buser Semeru juli 2008. Aku harus menuntun motor Supraku dari ujung keujung dibawah terik jam 12 siang ditambah gendongan keril dipunggungku… huh!!

Lapisan batuan memagari membentuk tebing curam disisi timur, juga disi-sisi lain yang memagari padang pasir dan padang rumput ini. Entah berapa kali letusan saat jaman purba, membentuk garis-garis kecil batuan ditebing itu, sebagian lainnya telah ditumbuhi rumput hijau. Saat musim kemarau udara disini bisa lebih dingin dari nol derajat celcius. Embun pagi akan menjadi butiran es mematikan yang segera mengeringkan ilalang maupun sayuran disini. Karena terik matahari juga tidak kalah keringnya saat puncak musim kemarau. Masyarakat disini menyebut embun itu dengan nama “embun pas” sama seperti masyarakat Dieng menyebutnya dengan “Embun upas”. Kata Upas dalam bahasa jawa yang berarti racun atau bisa. Setelah kering maka yang terjadi selajutnya adalah kebakaran, baik karena ulah putung rokok maupun karena terbakar secara alami. Sama seperti yang terjadi pertengahan tahun kemarin. Savana ini menghitam hampir merata menjadi abu.

Rombongan Jeep berhenti ditenggara punggungan, tampak latar view beberapa punggungan kecil dengan rumput ilalang pendek, hijau dan pasti akan mengingatkan kita dengan taman bermain Teletubies. Sejenak aku rebah di ilalang itu. Menikmati pelukan sang alam diganggu gerimis ujung penghujan ini. Menarik nafas dalam mencium bau rerumputan basah. Akan selalu terasa kurang apalagi kali ini tak banyak waktuku mencumbuinya.

Mba Sary yang mendaftar trip ini gara-gara aku pasang status di Wall FBku menghampiriku. Sudah ketemu sejak kemarin tapi aku tak punya banyak kesempatan untuk menyapanya. Mengajak berfoto disavana itu dan kemudian hujan deras datang membuyarkan semua peserta untuk naik kembali keatas jeep melanjutkan perjalanan menuju ke Ranupani.


bersambung....

Tidak ada komentar: