Kamis, 08 April 2010

[7][Catper EASTJAVAGANZA 2010] Bumi Timur itu memanggilku kembali..

Pekalen, Songa Incredible Rafting


Berpisah dengan Bus Dewi Sri kecil yang akan membawa team Jakarta ke Madakaripura. Bus besar, Elf dari Jogja, APV merah serta KIjang merah yang membawa kami ke Base camp Songa di dekat sungai Pekalen. Jauh ketimur hampir sampai ke perbatasan Situbondo. Kemudian mengambil arah masuk kekanan melewati gedung tua bekas PT PN dengan jalur rel Lori tebu disisi kanannya. Terus melewati jalan aspal kecil masuk sekitar 9km kedalam. Hingga sampai disebuah masjid tempat dimana, bus akan diparkir.

Malam tapi tidak telalu dingin seperti di Bromo, malah tidak dingin menurutku. Diawali dengan mendirikan 27 tenda yang disewa dari DO-RENT Malang, yang ternyata ketinggalan 4 buah, sehingga hanya tersisa 23 tenda dome. Ditambah 1 tenda besar milik Dika yang akhirnya dijadikan sebagai tenda perserta juga. Berjajar di halaman berpaving didepan pendopo Songa, tenda-tenda dome itu mulai ditempati oleh raga-raga letih yang belum sempat merebahkan lelahnya sejak perjalanan panjang dari Jakarta. Terakhir aku kesini masih belum berpaving dan tendaku dahulupun bediri disini. Aku dan beberapa teman memilih tertidur dipanggung kecil disudut dalam ruangan. Hingga ”Gludak!!” aku terbangun seperti mimpi tertimpa kaki gajah dan bangun dengan tatapan kosong. (Haha..tidak perlu dideskpisikan lebih lanjut, cukup membuat tersenyum yang melihatku kaget).


Berpindah dibawah sambil merapatkan matras dan SB, beberapa diantara kami akhirnya terlelap hingga subuh. Derasnya air sungai pekalen yang menghantam jeram menambah sejuk dan suasana pagi disana. Diawali keributan pagi menyambut hari pengarungan jeram-jeram Pekalen. sarapan pagi pecel dan dilanjutkan permainan Ice Breaking yang dibawakan oleh mas Aji, aku dan beberapa temen dari LareAngon memilih melihat sambil tertawa ngakak saat permainan Tupai, pohon dan pemburu meramaikan pagi ini dan berakhir dengan pembagian kelompok untuk pengarungan nanti.


Dimulai dengan persiapan life jacket serta helm dan dayung, dan sejauh 6 km peserta dibawa menggunakan pick-up menuju ke Start pengarungan di Pekalen Bawah. Kok Pekalen Bawah, ternyata hujan dan debit air yang tinggi tidak mengijinkan kami untuk memainkan boat karet kami di Pekalen Atas. Dan akhirnya untuk ketiga kalinya aku harus berbasah ria di Pekalen Bawah. Dengan jeram jeram yang cukup banyak dan beberapa air tenang dengan kedalaman sampai 7 meter. Ada sekitar 36 jeram yang akan kami lalui nanti. Dengan satu mascot utama jeram God bless.

Eboy, nama guide dalam boat karet khusus untuk jeram berbatu ini ditemani dengan 4 teman yang baru aku kenal diatas perahu ada mas Ketut, mba Hesta dan 2 teman lagi yang aku lupa namanya. Jeram Pilar I dilalui dengan sempurna, selanjut jeram Pilar II, jeram Top Markotop I, dan jeram Top Markotop II mengawali basah disungai dingin yang berhulu dari Gunung Argopuro dan Gunung Lamongan, Dataran Tinggi Hyang. Mas Eboy menjelaskan satu persatu nama jeram yang kami lewati, ada banyak nama jeram yang tak mampu aku ingat diatas perahu.

Beberapa kali rombongan boat ini berhenti, memasuki aliran sungai dimulai lagi dengan Jeram Indosat, jeram Panjang, Jeram Kuda Liar, jeram Kuda Binal, dan beberpa jeram lagi. 1-2 boat ada yang terbalik saat melewati jeram-jeram dengan batuan kali yang cukup besar. Team resque pun dengan sigap berenang menyelamatkan perseta yang hanyut. Teamku tidak cukup berani untuk bermain dengan ekstrim, padahal disungai pekalen ini dengan beberapa aliran air tenangnya biasa digunakan untuk permainan ekstrem seperti memutar perahu, lompat dari jembatan dengan ketinggian 7m, atau permainan kecil menjatuhkan teman dari perahu yang dibalik direst area.

Melewati jeram God Bless, mascot utama dari sungai pekalen bawah ini. Diawali dengan aliran deras dan kemudian aliran kebawah dengan batuan besar menghadang. Terhempas kekiri dengan kuat kemudian boat terlempar ke kanan. Disisi kanan tebing batuan kali menghadang dengan kokohnya. Meskipun pegangan tangan ditali boat cukup kuat. Tapi tetep saja tubuh kami terhempas mengikuti hukum newton kedua, benda akan memperhankan arahnya, seperti halnya saat kita mengerem mobil, tubuh akan terhempas kedepan mengikuti arah lajunya. Tapi disini energi yang ada sangat kuat dan cukup untuk melempar dan membalik kami dari perahu boat. Tak ayal beberapa boat pun terbalik dengan rafter yang diatasnya pun terlempar kesungai.

Huah.. tiga kali melewati jeram ini, selalu saja aku mendapatkan sensasi luar biasa. Diujung jeram ini adalah aliran sungai tenang, Rest Area. Dengan menu Air kelapa dan Jemblem cukup menyegarkan tenggorokan yang beberapa kali harus menelan air sungai dengan paksa. Jemblem adalah makan daerah yang terbuat dari singkong yang dihaluskan dengan diparut, kemudian digoreng dan dialamnya diisi gula merah. Maka saat dimakan gula itu sudah cair den manis menemani kunyahan lahap kelaparan setelah lebih dari satu jam mengarungin sungai pekalen.




pic1 by: mba dhyan
pic2 by: doc pribadi

bersambung...

Tidak ada komentar: