Jumat, 25 Desember 2009

Catatan 10 hari untuk Jambore Petualang Indonesia [13]

[Hari Pertama JPI]
Dugem (Duduk Gembira) with Star di JPI 2009

 
Garis-garis kehidupan sore ini kembali menggeliat di Ranca Upas. Sesaat tadi sempat terdiam karena pergantian matahari yang mulai terlelap membangunkan malam yang kemudian hadir menggetarkan jiwa-jiwa yang menanti kehadiran sang pujaan. Semakin malam semakin dingin, seperti malam-malam sebelumnya. Aku dan beberapa panitia kegiatan Fun Game masih merapatkan raga-raga ini didalam tenda komando, diujung utara Camp Area Panitia. Membahas segala persiapan untuk semua game yang akan diadakan setelah kegiatan penghijauan esok pagi.

Sore itu kami bercengkrama sambil menikmati menu makan malam dikegelapan tenda Komando, tanpa penerangan yang memadai. Dua headlamp ku telah berpindah tangan, aku pinjamkan ke team keamanan dibawah pimpinan komandan Ambon. Diantara kami ada seoarang Duta One Man One Tree, seorang berwajah indo yang tinggi dan putih, kang Denny namanya. Sempat bercerita tentang misi DEPHUT RI dalam memilih Duta OMOT dengan Program penghijuanya. Dan bertukar kontak HP dengannya..

Dingin..dingiin…
Sarung ini pun melingkari dua tubuh kami…
Mencoba menghangatkan suasana hati kami…
Kau dan aku yang telah membeku dalam hari-hari di Ranca Upas.

Setelah makan malam selesai, Kang Denny pun mohon pamit dari kami. Karena malam ini ia akan mengisi salah satu sesi di acara Dugem (Duduk Gembira) di panggung Jambore yang dikoordinir oleh Bang Boim, Opay dan mas Darwin Cartenz. Dan aku pun ingin segera bergabung dengan beberapa panitia di ruang VIP Pondok Menjangan. Dimana siang tadi aku mendengar ada Ulung Putri disana. Ulung Putri adalah salah satu Presenter Jejak Petualang maupun Petualangan Liar yang aku kagumi, dia begitu gokilnya tapi cerdas. Terlihat dengan caranya membawakan acara tersebut yang lebih sering didampingi Mas Aji, sang ketua Jambore ini.

Memasuki halaman Pondok Menjangan ada beberapa panitia yang sedang bercengkerama. Aku pun bergabung dan disana, kutemui Om Roy Genggam, seorang Fotografer Profesional yang tadi siang menjadi narasumber mengisi kegiatan Fotografi Alam Bebas. Sosok dengan bawaan low profile, yang beberapa kali ikut dalam kegiatan JPers maupaun SIOUX karena beliau juga seorang pecinta ular. Ah… bergabung dengan komunitas ini yang lebih dibangun tanpa materi menjadi seorang volunteer adalah sebuah anugerah, begitu banyak orang-orang hebat disana.

Sedikit basa basi didekat pos informasi didepan Pondok Menjangan itu, kemudian aku memasuki sebuah rumah yang dijadikan sebagai ruang VIP dan tempat menyimpan beberapa perlengkapan panitia itu. Mataku langsung tertuju pada sosok cantik berbaju pink, yang sangat familiar dimata ini, Syifa Kumala. Akupun segera berbaur disana. Duduk disebelahnya dan melupakan orang-orang yang ada disana…cieeeee…..sampai terdengar sebuah suara dari sosok yang tidak kalah cantik dan aku kagumi juga.. “Hans Handoko”… sejenak terpana “Iya teh”…yihaaaa ternyata teh Riyanni Djangkaru yang sejak tadi sedang berdiri disampingku dengan jacket biru mudanya. Kemudian kusalami dia dan diapun mengenalkan suami dan ayahnya yang malam itu ikut bergabung di Ranca Upas, sedangkan Biam anak laki lakinya tidak dibawa karena sedang tertidur dipenginapan. Aduh senangnya bisa ketemu dengan RD lagi….sempet pangling karena dia begitu anggunnya malam itu… Tapi juga sedikit kecewa karena saat aku tanya ke Syifa, ternyata Ulung Putri sudah pulang sore tadi, dan dia tidak bisa ikut dalam acara Dugem malam ini….hiks..

Dilapangan utama, didepan panggung sudah mulai ramai peserta dan panitia dan saling merapatkan diri, dingin Ranca Upas yang memang terlalu dingin untuk tubuh tubuh ini. Diawali dengan celoteh hangat dari tiga orang komedian lokal yang beberapa kali menggetarkan perut yang sudah kadung kedinginan ini. Sayang sekali sound digunakan kurang memadai sehingga beberapa kali suara yang tercipta tidak mampu kami dengar atau lebih banyak noise nya.

Aku tidak mengikuti acara dugem itu secara keseluruhan, sambil berkeliling diantara penonton dibawah, juga sembari melihat-lihat stand pameran yang juga masih rame. Aku baru merapat saat Riyanni Djangkaru memamerkan foto-foto hasil karyanya selama mengikuti perjalanan Come Back bersama Jejak Petualang beberapa bulan ini. Dengan Come back-nya RD menurutku cukup mengembalikan semangatku untuk menonton acara JP yang akhir-akhir ini semakin tidak jelas arah dari liputanya, bahkan semakin terkesan datar seperti acara jalan-jalan yang lainya. Tidak lagi menunjukan sisi petulangan tapi traveling yang membutuhkan banyak biaya… semoga JP bisa kembali seperti dulu lagi. Menjadi tontonan yang menginspirasikan Petualang Indonesia untuk semakin mengenal keindahan alam Indonesia ini.

Setelah RD berbagi cerita bersama kami semua, giliran Syifa Kumala dan Om Dody Djohanjaya yang membagi kisahnya. Sangat menarik karena Jiwa-jiwa ini selalu bermimpi terlibat didalamnya. Aku mungkin cukup beruntung karena pernah diajak dalam pengambilan gambar saat liputan Jejak Petualang Survival disekitar Cangar Batu, yang saat itu Om Dody sendiri jadi Hostnya. Terlibat langsung bersama mereka, mengikuti trip dua hari bersama team impian.

Seusai sesi Dugem with Star dengan team JP aku lebih memilih mengikuti mereka lagi di Pondok Menjangan dan mengantarkan Syifa kembali ke Pondok. Beberapa peserta ada yang mengejar mereka dan menunggui di depan Pondokan. Sedangkan di dalam pondok, RD sedang diwawancarai oleh beberapa wartawan dari majalah traveling. Teringat Ntik dan ika Ade yang juga ikut menunggui diluar pondokan karena ingin foto bersama RD. dengan wajah memelas dan akhirnya diberi kesempatan untuk foto-foto didalam, haha… seru liat wajahnya yang hampir nangis. Beberapa sesi foto bersama diambil, RD tetap dengan gaya gokilnya yang ancur abis… Kemudian dia pamitan dan akan kembali ke penginapan karena esok pagi harus segera bertolak ke Bali untuk melanjutkan liputanya. Jadilah malah itu cukup menorehkan kenangan bagiku, dan mungkin bagi penggemar program Jejak Petualang lainya. Meskipun banyak diantara mereka yang kecewa kerena tidak sempat berfoto dengan the Star.

Seusai acara Dugem, menjelang tengah malam aku lihat beberapa panitia memilih menikmati malam itu dengan bernyanyi bersama diatas panggung. Dengan sebuah gitar yang dipetik secara bergantian oleh Faris dan om Kisyut. Akupun ikut bergabung disana, tapi tidak naik diatas panggung milih duduk dibawah sendiri diatas gelaran spanduk dan ditemani segelas bajigur yang disuguhkan oleh aa ABe. Dan menuliskan puisi ini disebuah note berlambang WWF, for a living planet…

Rembulan menawarkan gelisah
Karena esok akan berpisah
Mengakhiri cerita yang kita bangun dua hari ini
Menutup resah selama beberapa bulan kemarin

Aku duduk sendiri disini..
Menikmati nyanyian sahabat
Mencoba menghentikan waktu sesaat
Saat rusa-rusa ranca upas menyapa kedatanganku kemarin
Saat bunga-bunga strowbery tersipu merona
Mendengar tawa lepas kami…

Pasti akan aku ridukan sesi ini
Akan aku tempatkan disatu lembaran indah…
Berbaur besama orang hebat seperti kalian…
Menjadi satu dalam mimpi yang menakjubkan
Untuk terus kita wujudkan…
kini… esok… dan nanti…
tentunya masih bersamamu…



[Ranca upas, 8 Agustus 2009 lewat tengah malam..]





 
tante Opay, aku pinjem foto after dugemnya ya..



bersambung…..




3 komentar:

opay . mengatakan...

koreksi sedikit..bukan duduk gemetar tp duduk gembira :)

HANS ' mengatakan...

buktinya gw gemetar disana..wakak...

ok, ralat done.

opay . mengatakan...

hahahaha..gemetarrrr saking dinginnya :D

makasih udah di edit :)